Link Copied
Balada Tahu-Tempe, Makanan Rakyat yang Kini Susah Didapat

Balada Tahu-Tempe, Makanan Rakyat yang Kini Susah Didapat

By Mohammad Faizal
Meroketnya harga kedelai memaksa para perajin tahu-tempe mogok produksi. Jika berlarut, makanan rakyat kaya manfaat itu boleh jadi akan semakin sulit didapat.

Kemendag Sebut Mahalnya Harga Kedelai Akibat Faktor Eksternal

Kemendag Sebut Mahalnya Harga Kedelai Akibat Faktor Eksternal


Tingginya harga kedelai di dalam negeri belakangan ini disebut merupakan imbas dari susutnya produksi di negara produsen. Berdasarkan data yang dilaporkan Kementerian Perdagangan (Kemendag), harga kedelai pada pekan pertama Februari 2022 mencapai USD15,77 per bushel atau berkisar Rp11.240 per kg.

"Kalau saya lihat di Brasil terjadi penurunan produksi kedelainya itu diprediksikan pada bulan Januari. Turun dari 140 juta ton menjadi 125 juta ton," ujar Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan dalam konferensi pers virtual, Jumat (11/2/2022).

Selanjutnya, jelas Oke, naiknya harga kedelai dunia juga lantaran adanya kenaikan biaya sewa lahan dan ketidakpastian cuaca di negara produsen. Selain itu, terjadi kenaikan inflasi di negara produsen yang berdampak pada kenaikan harga masukan produksi, serta terjadi kekurangan tenaga kerja.

"Berdasarkan informasi dari Akindo (Asosiasi Kedelai Indonesia), penurunan produksi kedelai dunia ini berdampak pada kenaikan harga kedelai. Beberapa penyebabnya ada inflasi di Amerika yang mencapai 7% yang berdampak pada kenaikan harga input dari produksinya," urainya.

Tak ayal, kenaikan harga kedelai global ini berdampak pada harga kedelai di dalam negeri dan akhirnya memengaruhi perajin tahu-tempe. Dia menambahkan, untuk saat ini harga kedelai di tingkat perajin di dalam negeri sudah berada di kisaran Rp10.800-11.000 per kg.

"Saya ingin menyampaikan kepada masyarakat bahwa kenaikan harga kedelai dunia ini berdampak pada kenaikan harga kedelai di tingkat perajin tahu dan tempe. Dan hal ini akan mempengaruhi ujungnya yaitu harga produk turunan dari kedelai terutama yang paling penting di sini adalah tempe dan tahu," Oke mengakui.

Perajin Tahu-Tempe Menangis, Harus Produksi Meski Laba Terkikis

Perajin Tahu-Tempe Menangis, Harus Produksi Meski Laba Terkikis


Para perajin tahu-tempe di sejumlah daerah harus menelan pil pahit akibat melejitnya harga kedelai. Diimpit kenaikan ongkos produksi, mereka harus sabar ketika laba yang diperolehnya semakin tipis.

Para perajin tahu-tempe di Kramat Jati, Jakarta Timur misalnya, mengaku pasrah dan mencoba terus bertahan dalam situasi ini. Harapan mereka hanya satu, agar pemerintah segera menormalkan kembali harga bahan baku sumber kehidupan mereka tersebut.

"Naik sangat pesat, kita sebagai produsen itu hanya bisa bertahan," kata salah seorang pedagang, Maizun, saat ditemui MNC Portal Indonesia, Sabtu (19/2/2022).

Menurut Maizun, untuk belanja kedelai dirinya kini harus merogoh kocek sebesar Rp1.180.000 per kuintal. Padahal sebelumnya cukup bermodalkan Rp750-850 ribu per kuintal. "Keuntungan menipis. Kan belum (menghitung) biaya gasnya, plastiknya, belum ngitung makan," kata pria yang akrab disapa Ambon itu pasrah.

Di tengah kebutuhan hidup yang makin meningkat, Maizun berharap pemerintah untuk dapat segera menstabilkan harga kedelai. "Pemerintah harus memperhatikan rakyat kecil. Tolonglah untuk menstabilkan harga kedelai, ya kami pedagang kecil ini menjerit," ratapnya.

Produsen tempe lainnya asal Jakarta Timur Munasyifa membenarkan bahwa naiknya harga kedelai membuat keuntungan mereka makin menyusut. Bahkan, meski ia berhasil menjual seluruh dagangannya, Munasyifa mengaku keuntungan yang didapat hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari."Pas saja, itu pun kalau habis ya, kalau sisa ya nombokin," cetusnya.

Munasyifa mengatakan, para pedagang dalam kondisi terimpit karena tak bisa menaikkan harga jual produknya. Mereka khawatir, ketika harga naik para pembeli menyingkir. Dia mengatakan, saat ini saja pasar makin sepi akibat sejumlah produsen menaikkan harga jualnya.

"Harapannya harga itu stabil, karena ini kan bahan pokok ya, kalau naikkan (harga) kasihan masyarakat juga. Biar sama-sama enaklah antara produsen dan konsumen," tandasnya.

Jeritan Perajin Tahu Tempe: Tolong Harga Kedelai Dibikin Stabil!

Jeritan Perajin Tahu Tempe: Tolong Harga Kedelai Dibikin Stabil!


Harga kedelai tidak stabil dalam sepekan terakhir membuat para perajin tahu-tempe yang tergabung dalam Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) menjerit. Harga kedelai yang terus naik mengakibatkan sejumlah perajin terpaksa setop produksi.

Ketua Umum Gakoptindo Aip Syarifuddin mengungkapkan, belakangan ini harga kedelai di tingkat importir naik hingga 1-3 kali setiap minggu. Bahkan, kata Aip, pernah dalam satu minggu harga kedelai naik sampai lima kali.

"Pernah waktu itu dalam sepekan (harga kedelai) naiknya sampai lima kali. Pak Dirjen, tolonglah harganya dibuat stabil, setidaknya minimal sekali sebulan," ujar Aip dalam konferensi pers, dikutip Minggu (13/2/2022).

Aip menjelaskan, harga yang mengalami fluktuasi itu mengakibatkan perajin tahu tempe galau untuk melanjutkan produksi. Bahkan, tidak sedikit dari para perajin akhirnya memutuskan menutup rumah produksinya.

"Sebelumnya terdapat kita punya sekitar 195.000 perajin tahu-tempe skala rumahan. Tapi sekarang 20% atau sekitar 30.000 perajin terpaksa berhenti produksi akibat fluktuasi harga kedelai yang tinggi. Mereka yang berhenti produksi umumnya yang menggunakan kedelai sekitar 10 kg sampai 20 kg per hari," bebernya.

Menurut Aip, para perajin yang saat ini mampu bertahan hanya para perajin tahu-tempe skala besar saja. Itu pun, imbuh dia, diimbangi dengan berbagai strategi agar tetap untung, antara lain dengan mengurangi ukuran tahu tempe produksinya. "Kalau besar itu bisa dikurang-kurangi produksinya dan kadang-kadang juga ukurannya dikurangi untuk mencegah rugi," ujarnya.

Kedelai Mahal, di Majalengka Tahu-Tempe Jadi Barang Langka

Kedelai Mahal, di Majalengka Tahu-Tempe Jadi Barang Langka


Ratusan perajin tahu dan tempe melakukan mogok produksi selama 3 hari sebagai bentuk protes atas tingginya harga kedelai. Aksi mogok produksi ini dipastikan bakal membuat tahu dan tempe makin sulit didapat di pasaran.

Aksi mogok ini salah satunya dilakukan para perajin di Sentra Tahu Cibuntu, Kota Bandung. Mereka beralasan, lanjut berproduksi pun percuma karena khawatir tahu yang telah dibuat tak terjual.

"Iya kami jadi mogok produksi hingga tiga hari ke depan. Bahkan, mulai hari ini kami sudah tidak produksi lagi," ungkap salah seorang perajin tahu Cibuntu, Kota Bandung, Iniyani, Minggu (20/2/2022).

Tak hanya di sentra tahu Cibuntu, menurut Ininyani aksi mogok produksi juga akan dilakukan ratusan perajin tahu dan tempe di sejumlah daerah lainnya di Jawa Barat. Para perajin kompak tidak akan berproduksi hingga beberapa hari kedepan.

Kini, Iniyani hanya bisa berharap bahwa aksi mogok mereka akan menggugah pihak-pihak terkait, khususnya pemerintah. Harapan mereka hanya satu, harga kedelai yang terjangkau sehingga para perajin pun tak kesulitan untuk menjual produksinua.

"Harapannya ini menjadi perhatian semua pihak. Setidaknya biaya produksi dan pendapatan kita bisa seimbang," tuturnya.

Sementara itu, Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) Jawa Barat sudah mengedarkan surat pemberitahuan kepada seluruh perajin tahu dan tempe di Jawa Barat untuk mogok produksi mulai 21 hingga 23 Februari 2022.

Berharap Solusi, Perajin Tahu Tempe Kompak Mogok Produksi

Berharap Solusi, Perajin Tahu Tempe Kompak Mogok Produksi


Ratusan perajin tahu dan tempe melakukan mogok produksi selama 3 hari sebagai bentuk protes atas tingginya harga kedelai. Aksi mogok produksi ini dipastikan bakal membuat tahu dan tempe makin sulit didapat di pasaran.

Aksi mogok ini salah satunya dilakukan para perajin di Sentra Tahu Cibuntu, Kota Bandung. Mereka beralasan, lanjut berproduksi pun percuma karena khawatir tahu yang telah dibuat tak terjual.

"Iya kami jadi mogok produksi hingga tiga hari ke depan. Bahkan, mulai hari ini kami sudah tidak produksi lagi," ungkap salah seorang perajin tahu Cibuntu, Kota Bandung, Iniyani, Minggu (20/2/2022).

Tak hanya di sentra tahu Cibuntu, menurut Ininyani aksi mogok produksi juga akan dilakukan ratusan perajin tahu dan tempe di sejumlah daerah lainnya di Jawa Barat. Para perajin kompak tidak akan berproduksi hingga beberapa hari ke depan.

Aksi mogok juga dilakukan ratusan perajin dan penjual tahu tempe di Karawang. Banyak penjual tahu tempe memilih pulang kampung sambil menunggu harga kembali normal. Para perajin tahu tempe mengaku berhenti memproduksi tahu tempe hingga harga kedelai turun.

"Aksi mogok produksi dilakukan selama tiga hari mulai hari Senin ini (21/2) hingga Rabu (23/2). Setelah itu kami menunggu arahan dari Kopti Jabar apakah dilanjut atau tidak. Intinya kami menunggu respons pemerintah agar menurunkan harga kedelai," kata Sidik Rilahi.(41), perajin tahu tempe asal Kampung Kepuh, Kelurahan Karangpawitan, Kecamatan Karawang Barat, Senin (21/2/22).

Pantauan MPI menunjukkan, aksi mogok juga digelar oleh produsen tahu dan tempe di Depok. Mereka sepakat mogok produksi selama tiga hari. Dari aksi mogok produksi selama tiga hari ini, para perajin memastikan keberadaan tahu dan tempe akan hilang di pasaran.

Para perajin tahu tempe kini hanya bisa berharap bahwa aksi mogok mereka akan menggugah pihak-pihak terkait, khususnya pemerintah. Harapan mereka hanya satu, harga kedelai yang terjangkau sehingga para perajin pun tak kesulitan untuk menjual produksinya.

Sementara itu, Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) Jawa Barat sudah mengedarkan surat pemberitahuan kepada seluruh perajin tahu dan tempe di Jawa Barat untuk mogok produksi mulai 21 hingga 23 Februari 2022.
(fjo)