Link Copied
Artis di Pilkada, Pendulang Suara atau Penggembira?

Artis di Pilkada, Pendulang Suara atau Penggembira?

By Dzikry Subhanie
Sejumlah artis termasuk Marshel Widianto dan Krisdayanti bakal bertarung di Pilkada 2024. Jadi pendulang suara dan sukses cetak sejarah atau hanya penggembira?

Deretan Artis yang Berpeluang Tarung di Pilkada 2024

Deretan Artis yang Berpeluang Tarung di Pilkada 2024

Raffi Ahmad mendukung Ritchie Ismail atau Jeje Govinda dan Marshel Widianto maju pada Pilkada 2024. Foto/Ari Sandita

MARSHEL Widianto belakangan kerap mengunggah aktivitasnya masuk dan keluar permukiman di kawasan Tangerang Selatan (Tangsel), Banten. Dalam postingan yang dibagikan di akun Instagram, bakal calon wakil wali kota Tangsel ini tampil merakyat dengan mengenakan kaus, celana jin, dan alas kaki sandal.

Pria kelahiran Jakarta, 30 Mei 1996 ini tak segan menyapa dan menyalami warga. Kepada warga yang lebih tua, Marshel mencium tangan mereka. Dalam salah satu unggahan videonya saat blusukan di Tangsel, Marshel mengaku belajar dengan mendengar dan melihat secara langsung apa yang sebenarnya terjadi.

"Tidak akan lelah dan menyerah untuk terus tau seperti apa Tangsel sebenarnya dan apa yg harus dilakukan," tulis Marshel menceritakan pertemuannya dengan seorang warga Bernama Husein, dikutip SINDOnews, Minggu (28/7/2024).

Diketahui, Marshel diplot menjadi pendamping bakal calon wali kota Tangsel Ahmad Riza Patria. Ariza, sapaan akranya, merupakan politikus Partai Gerindra. Berbeda dengan Marshel yang minim pengalaman di dunia politik, Ariza merupakan aktivis yang pernah menjadi wakil gubernur DKI Jakarta dan anggota DPR RI.

Ariza juga pernah merasakan bertarung di pemilihan kepala daerah (pilkada) saat menjadi calon independen di Pilkada DKI Jakarta 2012. Kala itu, pria kelahiran Banjarmasin, 17 Desember 1969 ini menjadi cawagub, berpasangan dengan Hendardji Soepandji.Pasangan ini tersingkir di putaran pertama.

Baca Juga: Dikecam Publik, Marshel Widianto Pantang Mundur Nyalon Jadi Wakil Wali Kota Tangsel

Kini, pada Pilkada 2024, Ariza Kembali mencoba peruntungan. Tandemnya, komika Marshel Widianto. Duet ini diusung Partai Gerindra. Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad membenarkan partainya memutuskan mengusung Ahmad Riza Patria dan Marshel Widianto menjadi pasangan calon di Pilkada Tangsel 2024. Hal ini disampaikan Dasco saat dikonfirmasi soal beredarnya poster duet Riza Patria dengan Marshel.

Poster itu tertulis AM:PM, singkatan dari Ariza Marshel Pasti Menang untuk Tangsel. "Benar, Gerindra akan memajukan Ariza Patria dan Marshel Widianto untuk Pilkada Tangsel, Pilwakot Tangsel," kata Dasco saat dikonfirmasi, Sabtu (6/7/2024).

Dasco mengungkap alasan kuat Gerindra untuk menduetkan Ariza dengan Marshel. Gerindra meyakini keduanya sosok yang mumpuni dan bisa memenuhi harapan warga Tangsel. "Kedua orang ini merupakan figur yang tepat untuk memenuhi harapan sebagian besar rakyat Tangsel yang ingin kemajuan," ujarnya.

Setelah Gerindra mengumumkan duet ini, sejumlah parpol lainnya juga menyampaikan dukungan. Parpol tersebut adalah Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Solidaritas Indonesioa (PSI). Terkini, dukungan juga diberikan Partai Garuda.

Marshel Widianto bukan satu-satunya artis yang akan terjun ke Pilkada 2024 ini. Ritchie Ismail, yang dikenal sebagai Jeje Govinda, juga dikabarkan berminat maju pilkada. Ipar Raffi Ahmad ini bakal maju sebagai calon Bupati Bandung Barat.

Jeje di-endorse oleh Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan. Dukungan juga diberikan iparnya, Raffi Ahmad. "Jadi kepala daerah harus bisa memimpin dengan baik," kata Jeje saat disinggung soal beberapa kepala daerah Bandung Barat yang menjadi tersangka korupsi.

Baca Juga: Alasan Raffi Ahmad Dukung Jeje Govinda dan Marshel Widianto di Pilkada 2024

Jika Marshel dan Jeje bisa dibilang minim pengalaman politik, ada juga artis yang sudah kenyang pengalaman politik yang dikabarkan maju di Pilkada 2024. Artis tersebut adalah Krisdayanti dan Desy Ratnasari.

Krisdayanti, artis sekaligus politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) disebut telah mendapat rekomendasi untuk maju di Pilkada Kota Batu, Jawa Timur. Krisdayanti bahkan telah diundang secara resmi menghadap Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP bersama jajaran pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kota Batu.

Undangan tersebut untuk mempersiapkan berkontestasi jelang Pilkada Kota Batu. KD, sapaan akrabnya, mengaku sudah ada pembicaraan lisan untuk maju di Pilkada Kota Batu. Namun, sejauh ini anggota DPR 2019-2024 yang gagal melenggang kembali ke Senayan pada 2024-2029 ini masih menunggu surat tugas resmi dari partai.

"Kalau ditanya, saya sekarang fokus tugas saya terkait sosialisasi untuk seluruh warga Kota Batu. Seperti teman-teman tahu saat ini bersama mitra BPJS Kesehatan, dan kemarin dengan Kementerian Kesehatan dan masyarakat. Izinkan saya melaksanakan program-program sosialisasi," kata perempuan kelahiran Kota Batu ini, Kamis (25/7/2024).

Menurut perempuan berusia 49 tahun ini, ada beberapa persoalan yang lebih penting bagi penduduk Kota Batu sebelum dirinya resmi diusung maju di kontestasi Pilkada Kota Batu. Persoalan itu seperti pelayanan pemerintahan yang kurang mengena masyarakat dan pelayanan Kesehatan.

KD menambahkan, dirinya tak mau berandai-andai mengenai langkah selanjutnya ketika resmi mendapatkan surat rekomendasi. Bagi KD, saat ini focus dirina bekerja sebagai anggota legislatif, sembari memberikan manfaat ke masyarakat. "Terkait selanjutnya kita bicara selanjutnya saja setelah surat tugasnya saya terima," tandasnya.

Diketahui, Krisdayanti sebelumnya ikut mendaftarkan diri sebagai bakal calon Wali Kota Batu. Krisdayanti mengambil formulir diwakilkan oleh timnya, pada Senin (6/5/2024). Formulir itu kemudian dia kembalikan secara online dan fisiknya diwakilkan oleh timnya.

Selain nama istri Raul Lemos ini, ada Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto, Dicky Sulaiman selaku Wakil Ketua KADIN Kota Malang Bidang Perdagangan dan Distribusi Perdagangan, Arief Wicaksono (Ketua Pemuda Demokrat Malang), Bambang Ideal (mantan hakim), Asaf Yayah (Ketua PAC PDIP Junrejo), Suwito (Pengacara), Punjul Santoso (Wakil Wali Kota Batu periode 2019-2024). Dari 9 orang itu, empat orang di antaranya sudah mengembalikan formulir, yakni Inol Ertadiansyah, Didik Gatot Subroto, Punjul Santoso, dan Krisdayanti.

Bagaimana dengan Desy Ratnasari? Pelantun Tenda Biru yang sudah dua periode menjadi anggota DPR RI ini juga didorong PAN maju dalam Pilkada Jawa Barat. Namun, Desy tak sendirian. PAN juga mendorong mantan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto untuk menjadi pendamping Ridwan Kamil, kader Partai Golkar yang juga pernah menjadi Gubernur Jawa Barat.

Ridwan Kamil sudah menyatakan cocok dengan Desy dan Bima Arya. "Dua nama itu cocok kalau saya di Jabar ya. Kang Bima sahabat, kontennya sering bareng. Mbak Desy juga orang Sukabumi, telah malang melintang," kata Ridwan Kamil saat ditemui di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (24/7/2024).

Berbeda dengan tiga artis lainnya di atas, hingga sebulan jelang pendaftaran Pilkada 2024 pada 27-29 Agustus, pergerakan Desy Ratnasari yang juga Ketua DPW PAN Jawa Barat itu memang belum terlihat.

Waktu akan menjawab, apakah Desy dan juga artis lainnya didaftarkan secara resmi oleh parpol maupun gabungan parpol ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).Dzikry Subhanie, Felldy Utama, Avirista Midaada, Achmad Al Fiqri

Marshel Panen Dukungan, Krisdayanti Menanti Rekomendasi

Marshel Panen Dukungan, Krisdayanti Menanti Rekomendasi

Krisdayanti. Foto/Avirista Midaada

Bakal Calon Wakil Wali Kota Tangsel Marshel Widianto yang berpasangan dengan Ahmad Riza Patria panen dukungan parpol. Sementara, Krisdayanti masih menanti rekomendasi resmi dari partainya.

Diketahui, duet Ariza-Marshel disiapkan bertarung di Pilkada Tangsel awalnya disampaikan Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad pada Sabtu, 6 Juli 2024.

Hal ini disampaikan Dasco saat dikonfirmasi soal beredarnya poster duet Riza Patria dengan Marshel. Pada poster itu tertulis AM:PM, singkatan dari 'Ariza Marshel Pasti Menang' untuk Tangsel.

"Benar, Gerindra akan memajukan Ariza Patria dan Marshel Widianto untuk Pilkada Tangsel, Pilwakot Tangsel," kata Dasco.

Dasco mengungkap alasan kuat Gerindra untuk menduetkan Ariza dengan Marshel. Gerindra meyakini keduanya sosok yang mumpuni dan bisa memenuhi harapan warga Tangsel.

Tak sampai sepekan, giliran DPP Partai Nasdem resmi memberi dukungan terhadap duet ini. Dukungan itu ditunjukkan dalam pemberian surat rekomendasi yang diserahkan oleh Wasekjen Nasdem, Jakfar Sidik, Jumat (12/7/2024).

“DPP Partai Nasdem dalam hal ini Bappilu kembali mengeluarkan rekomendasi untuk calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten kepada saudara Ahmad Riza Patria dan Marshel Widianto," ujar Jakfar dalam keterangan tertulis yang diterima, Sabtu (13/7/2024).

Pada 18 Juli 2024, giliran Partai Solidaritas Indonesia (PSI) resmi memberikan dukungan kepada Ariza-Marshel. Surat rekomendasi itu diserahkan langsung oleh Ketua Umum DPP PSI Kaesang Pangrep kepada Riza Patria dan Marshel di Basecamp DPP PSI, Jakarta. "Di Kota Tangerang Selatan Pak Ahmad Riza dan Mas Marshel," kata Kaesang.

Dalam penyerahan rekomendasi ini, Riza dan Marshel kompak mengenakan kemeja putih yang dipadukan dengan celana berwarna krem.

Pada 20 Juli 2024, Partai Demokrat mengikuti jejak Gerindra, Nasdem, dan PSI. Surat rekomendasi langsung diserahkan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Andi Arief yang kala itu masih menjabat Ketua Bappilu Partai Demokrat meminta agar publik tidak memandang sebelah mata sosok Marshel. "Jadi ya kita kasih kesempatan kalau orang mau buat baik bagi masyarakat. Jangan terlalu underestimate," ujarnya.

Berbeda dengan Marshel yang panen dukungan parpol, Krisdayanti hingga kini masih menunggu restu dari partainya, PDIP.

Baca Juga: Baca Juga: Ini Rencana Krisdayanti setelah Dapat Restu Maju Pilwakot Batu

KD, sapaan akrab Krisdayanti, membenarkan ia telah dipanggil oleh DPP PDIP bersama jajaran Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Kota Batu, untuk mendapat arahan khusus. Pemanggilan dirinya saat itu bersama Ketua DPC PDIP Kota Batu Punjul Santoso, sekretaris, dan bendahara.

"Jadi kami mendapatkan satu kesempatan yang istimewa. Karena memang waktunya sangat-sangat mepet sekali," kata Krisdayanti saat ditemui di Desa Sidomulyo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Rabu (24/7/2024).

Selama pemanggilan beberapa jam itu, KD bersama jajaran DPC PDIP Kota Batu bertemu dengan petinggi DPP PDIP di Jakarta. Selain memberikan arahan menjelang turunnya surat tugas atau surat rekomendasi resmi, persoalan koalisi partai politik (parpol) pengusung juga dibicarakan.

"Setiap kabupaten kota mendapatkan undangan khusus dan mendapatkan wejangan khusus, kan kemarin undang jam 3 sore baru berkesempatan konsultasi sekitar 18.30," kata istri Raul Lemos ini.

Meski sudah ada pembicaraan lisan dan arahan akan adanya rekomendasi PDIP turun ke dirinya, KD masih menunggu surat tugas resmi dari DPP.

Lantas, bagaimana dengan Jeje Govinda dan Krisdayanti? Hingga kini belum ada perkembangan terbaru terkait wacana pencalonan keduanya di pilkada. Felldy Utama, Achmad Al Fiqri, Nur Khabibi, Avirista Midaada

Marshel Disorot karena Minim Pengalaman, Parpol Perlu Lakukan Ini

Marshel Disorot karena Minim Pengalaman, Parpol Perlu Lakukan Ini

Marshel Widianto. Foto/Istimewa

Pencalonan Marshel Widianto sebagai Wakil Wali Kota Tangsel menjadi sorotan. Kritikan pun berdatangan ke partai pengusung.

Andrianto, seorang warga Tangsel yang sudah tinggal di daerah itu sejak 2009, awalnya mengapresiasi pencalonan Ahmad Riza Patria sebagai calon Wali Kota Tangsel. Menurutnya, ketokohan Ariza jelas sudah mumpuni. Sebelum menjadi wakil gubernur DKI Jakarta menggantikan Sandiaga Uno, Ariza sudah dua periode di DPR RI.

"Jadi kelas Ariza sudah nasional, akan jadi keberuntungan buat warga Tangsel," kata Andrianto kepada SINDOnews, Senin (29/7/2024).

Namun, aktivis pergerakan 1998 yang pernah dipenjara di era Orde Baru ini kurang sreg dengan pendamping Ariza, Marshel Widianto. "Calon wakilnya yakni Marshel tidak miliki rekam jejak selain komedian. Semua profesi bagus tanpa perlu mengecilkan komedian. Tapi itu belum cukup untuk modal memimpin pemerintahan eksekutif," ujarnya.

Andrianto juga menyebut sosok Marshel tidak memenuhi unsur kearifan lokal di Tangsel. "Semoga parpol mengevaluasi pencalonan Marshel. Kita butuh pemimpin yang miliki rekam jejak mumpuni yang langsung bekerja. Jangan jadikan ajang coba-coba apalagi cuma penampung pekerjaan. Warga Tangsel berhak miliki calon wali kota dan wakil wali kota yang kredibel," katanya.

Sebelumnya, sejumlah artis seperti Nikita Mirzani dan Kiky Saputri juga menyoroti langkah Marshel maju pilkada. Kritikan kepada Marshel dan partai pengusung juga datang dari Pandji Pragiwaksono.

Baca Juga: Kiky Saputri Tak Setuju Marshel Widianto Maju Pilkada Tangsel: Aku Kasihan

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengatakan, fenomena artis maju di pilkada memang tak bisa dibendung akibat sistem politik yang liberal.

"Partai gagal jalankan fungsinya berupa rekrutasi dan kaderisasi kepemimpinan, sehingga terjebak dalam dilema popularitas," ujarnya saat dihubungi SINDOnews, Selasa (23/7/2024).

Dedi menjelaskan, sistem politik yang berkembang saat ini memungkinkan tokoh populer lebih mudah mendapatkan suara, karena pemilih hari ini lebih condong memilih karena faktor kesukaan dibanding kapasitas.

Menurutnya, fenomena inilah yang kemudian direspons kalangan selebritis. Dia menilai, ada semacam ketertarikan dan tren di kalangan selebritis yang percaya diri (pede) atas popularitas yang dimilikinya.

Baca Juga: Duet dengan Komika Marshel Widianto di Pilkada Tangsel, Ariza: Saya Ikut Partai

Parpol disebutnya hanya mengambil keuntungan dari popularitas tokoh atau publik figur yang diusung, meskipun minim pengalaman.

"Itu alasan mengapa tren selebritis banyak masuk parpol. Bisa saja bukan karena keinginan utama selebritis, tetapi adanya tawaran parpol," ujarnya.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menganggap, keraguan publik didasari atas rekam jejak artis yang tidak pernah berpartai dan tidak pernah memiliki riwayat di politik.

"Tapi kemudian ujug-ujug jadi calon kepala daerah. Dalam konteks itulah kemudian artis dikritisi, dinyinyirin, dan di-bully, karena seakan-akan artis itu menggunakan aji mumpung karena dirinya sudah dikenal oleh publik tanpa memperhatikan kapasitas, kompetisi dan latar belakang," ujarnya saat dihubungi SINDOnews, Rabu (24/7/2024).

Adi menegaskan, publik masih meragukan kapasitas dan pengalaman para selebritis menjadi calon kepala daerah karena latar belakangnya yang hanya mengandalkan popularitas. Menurut Dosen Ilmu Politik UIN Jakarta ini, menjadi calon kepala daerah haruslah berbekal pendidikan politik seperti menjadi kader partai dan mengetahui isu-isu politik-pemerintahan.

Oleh karenanya, setiap selebritis yang ingin menjadi kepala daerah harus terlebih dahulu 'diospek' dengan pendidikan politik di partai.

Bagaimana dengan artis seperti Krisdayanti dan Desy Ratnasari yang sudah menjadi bagian parpol bahkan berpengalaman di legislatif?

"Untuk artis-artis yang lain, terutama mereka yang telah berpartai, mereka yang sudah lama jadi pengurus partai, atau sudah lama jadi anggota dewan tidak terlampau dipersoalkan, karena dinilai sudah memiliki bekal dan rekam jejak di bidang politik. Jadi kalau toh pun mereka maju pilkada, saya kira resistensi dan nyinyiran publik nyaris tak pernah ada," pungkasnya.

Respons Marshel


Berbagai kritikan yang ditujukan kepada dirinya dijawab Marshel Widianto. Marshel mengatakan, kritikan yang dilontarkan kepadanya oleh berbagai pihak sejak dia diumumkan sebagai calon wakil wali kota Tangsel membuatnya bangkit menjadi pribadi yang lebih baik ke depannya.

"Memang banyak kritikan gitu, apakah membuat saya jadi jatuh atau down? Iya, memang itu yang harus kita alami, memang di hidup itu ada kritikan dan juga pujian. Pujian juga bukan berarti itu jadi hal positif juga, bisa juga orang yang mati karena pujian dan gua nggak mau kayak gitu, gua nggak mau kayak nyamuk, mati karena tepuk tangan," kata Marshel, Senin (8/7/2024).

Marshel pun menyebut bahwa dunia politik bukanlah hal baru baginya. "Sebenernya saya sudah lama, tapi tidak semua bisa kita ceritakan. Saya sudah lama gabung di sayap Partai Gerindra, di Satria, dan itu sudah saya mulai dari 2018, sudah lama," ujarnya. Dzikry Subhanie, Rakhmatullah, Ari Sandita

Kisah Artis yang Sukses dan Gagal di Pilkada

Kisah Artis yang Sukses dan Gagal di Pilkada

Rano Karno saat dilantik menjadi Gubernur Banten oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 12 Agustus 2015. Foto/Dok SINDO

Label artis tidak selalu membawa keberuntungan dalam pilkada. Banyak di antara mereka yang terjungkal di pilkada sehingga gagal menjadi kepala daerah atau wakil kepala daerah.

Lalu, siapa saja artis yang sukses dan gagal di pilkada? Berikut ini di antaranya:

Artis yang sukses di pilkada:


1. Rano Karno
Pemeran utama sinetron Si Doel ini pernah menjabat Wakil Bupati (Wabup) Tangerang mendampingi Ismet Iskandar. Pasangan ini meraih 57 persen suara dalam Pilkada pada 20 Januari 2008.

Pria kelahiran Jakarta, 8 Oktober 1960 ini mengundurkan diri sebagai Wabup Tangerang pada Senin, 19 Desember 2011. Rano mundur karena terpilih sebagai wakil gubernur Banten bersama Ratu Atut Chosiyah dalam periode 2012-2017.

Pada Rabu, 12 Agustus 2015 Rano dilantik sebagai Gubernur Banten oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta.

Baca Juga: Rano Karno Dinilai Bisa Perluas Basis Pemilih Anies di Pilgub Jakarta

Pengangkatan Rano sebagai Gubernur Banten berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 78/P tahun 2015 tentang Pengesahan Pengangkatan Gubernur Banten sisa masa jabatan tahun 2012-2017, yang ditetapkan di Jakarta 11 Agustus 2015.

Rano dilantik sebagai Gubernur Banten menggantikan Ratu Atut yang saat itu tersangkut kasus suap kepada mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar sebesar Rp1 miliar.

2. Deddy Mizwar
Pria kelahiran Jakarta, 5 Maret 1955 ini juga merupakan kalangan artis yang pernah sukses menjadi pemimpin daerah. Pemeran Jenderal Naga Bonar ini terpilih menjadi Wakil Gubernur Jawa Barat bersama Ahmad Heryawan (Aher) pada Pilkada 2013.

Pasangan Aher-Deddy meraih 6.515.313 suara atau 32,9 persen. Pasangan yang diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengalahkan Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki, Dede Yusuf Macan Effendi-Lex Laksamana, Irianto MS Syafiudin-Tatang Farhanul Hakim, dan Dikdik Maulana Arif Mansur-Cecep Nana Suryana Toyib.

3. Sigit Purnomo
Pria yang akrab disapa Pasha Ungu ini pernah menjabat Wakil Wali Kota Palu mendampingi Hidayat. Pasangan yang diusung Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini memenangkan Pilkada Kota Palu 2015.

4. Dicky Chandra
Pria kelahiran Tasikmalaya, 12 Mei 1974 ini pernah menjabat Wakil Bupati Garut sekitar 2,5 tahun. Pemilik nama lengkap Raden Dicky Candranegara ini bersama Aceng Fikri memenangkan Pilkada Garut 2009 lewat jalur independen atau perseorangan.

Namun, pria yang dikenal sebagai seorang aktor, pelawak, presenter, sutradara, hingga penulis naskah ini mengundurkan diri pada September 2011. Salah satu alasannya tidak cocok dengan Aceng Fikri.

5. Hengky Kurniawan
Pria kelahiran Blitar, Jawa Timur, 21 Oktober 1982 ini pernah menjabat Wakil Bupati Bandung Barat periode 2018-2023 mendampingi Aa Umbara Sutisna. Pasangan ini diusung PKS, PAN, Nasdem, Demokrat, dan PKPI.

Selanjutnya, Hengky dilantik menjadi Bupati Bandung Barat sisa masa jabatan 2018-2023 di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin, 7 November 2022. Pelantikan itu dilakukan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil karena Aa Umbara terjerat kasus korupsi kasus pengadaan barang dalam bantuan sosial (bansos) Covid-19 2020.

Artis yang gagal di pilkada:


1. Rieke Diah Pitaloka
Pemeran Oneng dalam sinetron Bajaj Bajuri pernah maju sebagai calon Gubernur Jawa Barat 2013 didampingi Teten Masduki. Pasangan Rieke-Teten mendapat nomor urut 5.

Namun, perolehan suara pasangan yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini memperoleh 5.714.997 suara, terbanyak ke-2 setelah pasangan Ahmad Heryawan (Aher) – Deddy Mizwar yang memperoleh suara terbanyak dengan 6.515.313 (32,6 %) suara.

2. Ahmad Dhani
Pentolan grup band Dewa 19 ini pernah gagal di Pilkada Kabupaten Bekasi 2017. Saat itu, suami Mulan Jameela itu maju sebagai Calon Wakil Bupati Bekasi mendampingi Sa'dudin.

Pasangan ini berada di posisi kedua dengan 309.410 suara (26,13%). Pilkada Kabupaten Bekasi ini dimenangkan Neneng Hasanah Yasin-Eka Supriatmaja dengan meraup 471.585 suara atau 39,82%.

3. Ingrid Kansil
Alumni Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta ini pernah maju sebagai calon Wakil Bupati Bogor pada Pilkada 2018 mendampingi Ade Ruhandi alias Jaro Ade. Pasangan nomor urut 3 ini didukung Partai Demokrat, Golkar, PKS, Nasdem, dan PAN.

Pasangan JADI meraih suara terbanyak kedua dengan 859.444 atau 37 persen suara. Pilbup Bogor ini dimenangkan pasangan calon nomor urut 2 Ade Munawaroh Yasin-Iwan Setiawan yang didukung PPP, Gerindra, dan PKB dengan perolehan 912.221 atau 39 persen suara.

4. Andre Taulany
Mantan vokalis grup band Stinky ini pernah maju sebagai calon Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) 2010 mendampingi Arsid. Pasangan yang didukung Gerindra, Hanura, PPP, dan Partai Bulan Bintang (PBB) ini harus legawa di posisi kedua dengan 198.660 suara atau 44,10 persen.

Pilkada ini dimenangkan oleh Airin Rachmy Diani-Benyamin Davnie dengan memperoleh 241.797 suara atau 53,67 persen.

5. Aldi Taher
Pemilik nama lengkap Rahmat Aldiansyah ini pernah gagal maju di Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Sumatera Barat dan Sulawesi tengah (Sulteng) 2020. Komedian kelahiran Jayapura, Papua, 25 Oktober 1983 pernah mendaftar ke Poros Baru yang terdiri dari PKB, Golkar, dan Nasdem di Pilgub Sumbar.

Namun, poros tersebut memilih Fakhrizal-Genius Umar. Sedangkan di Pilgub Sulteng, mantan suami pedangdut Dewi Perssik ini tidak dilirik satu pun partai politik. Melalui jalur independen, dia juga tidak mengantongi cukup dukungan.

Di sisi lain, ada juga politikus berlatar belakang artis yang pernah sukses dan gagal di pilkada. Dia adalah Dede Yusuf.

Pemilik nama lengkap Dede Yusuf Macan Effendi ini menang Pilkada Jawa Barat 2008 saat mendampingi Ahmad Heryawan (Aher). Dede pun menjadi wakil gubernur Jawa Barat 2008-2013.

Tak puas menjadi wagub, Dede mencoba peruntungan menjadi cagub di Pilkada Jawa Barat 2013. Namun, Dede yang berpasangan dengan Lex Laksamana gagal mengalahkan petahana, Aher, yang menggandeng aktor senior Deddy Mizwar.

Menarik dinanti seperti apa nasib artis yang bertarung di Pilkada 2024 pada November mendatang. Bakal dapat tiket lalu menang dan mencetak sejarah menjadi pemimpin daerah, atau gigit jari karena kalah.Rico Afrido Simanjuntak
(zik)