Mobil Hybrid Vs Listrik, Mana Lebih Digdaya?
Wuri Hardiastuti
Senin, 15 Juli 2024, 16:13 WIB
Mobil elektrifikasi yang meliputi hybrid (HEV) dan listrik murni (BEV) sedang tren Indonesia. Angka penjualan keduanya pun terus bersaing ketat tahun ini.
Penjualan Mobil Hybrid Ungguli Mobil Listrik
Tahun 2024 ternyata mobil hybrid lebih diminati masyarakat Indonesia ketimbang mobil listrik alias Battery Electric vehicle (BEV). Buktinya kwartal pertama tahun ini, penjualan mobil hybrid di Indonesia lebih tinggi dibandingkan penjualan mobil listrik. Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebutkan penjualan mobil hybrid rakitan lokal sepanjang Januari-April 2024 sebanyak 20.291 unit, hampir dua kali lipat dibanding BEV rakitan lokal yang terjual 11.051 unit.
Tren mobil hybrid ini diperkirakan masih akan terjadi. Lembaga Riset Counterpoint memproyeksikan pasar kendaraan listrik baterai (BEV) mencapai penjualan 10 juta unit pada 2024. Menariknya, kendaraan hybrid justru akan terus meroket dan bahkan mengalahkan mobil listrik. Sementara, mobil bermesin bensin atau ICE terus turun.
Berikut ini analisis Lembaga Riset Counterpoint:
- Pangsa pasar kendaraan bermesin pembakaran internal (ICE) diperkirakan turun di bawah 50% dalam empat tahun ke depan. IKLAN - Dominasi China. China akan tetap mendominasi penjualan BEV global hingga tahun 2027, dengan pangsa pasar lebih dari 50%.
- Pertumbuhan Pasar Eropa dan AS. Mulai 2025, Eropa dan Amerika Serikat akan menjadi pendorong utama pertumbuhan pasar BEV. - BYD Melampaui Tesla. Penjualan BEV BYD diprediksi akan melampaui Tesla pada tahun 2024.
- Dominasi Kendaraan Hibrida: Kendaraan hibrida (PHEV dan HEV) akan mendominasi segmen kendaraan listrik dalam waktu dekat.
Riset Counterpoint menunjukkan bahwa pasar kendaraan listrik global sedang mengalami pergeseran secara signifikan. Penjualan BEV yang terus meningkat, dikombinasikan dengan penurunan pangsa pasar kendaraan konvensional, menunjukkan bahwa transisi menuju kendaraan listrik sedang berlangsung.
Dominasi China Dominasi China dalam pasar BEV menunjukkan bahwa negara ini telah menjadi pemimpin global dalam adopsi dan produksi kendaraan listrik. Namun, pertumbuhan pasar yang kuat di Eropa dan Amerika Serikat menunjukkan bahwa kendaraan listrik semakin populer di seluruh dunia. Analis Riset Abhik Mukherjee mengatakan, dengan merombak rantai pasokan dan bersiap untuk memproduksi EV terjangkau dengan harga di bawah USD35.000 (Rp550 juta), produsen mobil seperti Ford, GM, Stellantis, dan Volkswagen memposisikan diri mereka untuk bersaing dengan pemimpin pasar.
“Perombakan strategis ini bertujuan tidak hanya untuk memenuhi peraturan emisi yang lebih ketat tetapi juga untuk memanfaatkan subsidi yang berkembang dan permintaan konsumen yang meningkat, sehingga merevitalisasi pasar BEV global mulai akhir 2025," ungkapAbhik Mukherjee.
Fakta bahwa BYD diproyeksikan melampaui Tesla dalam penjualan BEV pada 2024 menunjukkan bahwa persaingan di pasar kendaraan listrik semakin ketat. Produsen mobil tradisional juga berusaha meningkatkan produksi BEV mereka untuk bersaing dengan pemimpin pasar.
“Tarif baru UE untuk kendaraan listrik China bertujuan untuk menciptakan persaingan yang adil bagi produsen kendaraan listrik Eropa, yang kesulitan bersaing dengan impor China yang harganya lebih murah. Tarif ini mungkin akan mendorong produsen mobil China menuju pasar negara berkembang seperti Timur Tengah dan Afrika, Amerika Latin, Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru,” ujar Direktur Counterpoint Liz Lee.
Perbedaan Mobil Hybrid dan Listrik, Lengkap dengan Keunggulannya
Seiring dengan kampanye elektrifikasi, popularitas mobil hybrid dan listrik semakin menanjak. Dua varian kendaraan ini meski sama-sama ramah lingkungan namun memiliki banyak perbedaan serta keunggulan masing-masing.
Mobil hybrid sebagaimana mobil listrik merupakan salah satu solusi mengurangi emisi yang dihasilkan dari pembakaran di dalam mesin. Berbeda dengan mobil listrik, masih banyak yang awam tentang teknologi hybrid dan seperti apa cara kerjanya sehingga bisa mengurangi emisi.
Untuk itu, berikut perbedaan mobil hybrid dan listrik serta cara kerjanya dirangkum dari berbagai sumber.
1. Mesin Hybrid (HEV)Mesin hybrid sebenarnya masih bergantung pada bahan bakar sebagai sumber tenaga, tapi dilengkapi dengan motor listrik dan baterai kecil. Hal ini untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi, serta menghasilkan penghematan bahan bakar yang lebih baik.
Keunggulan utama HEV berada pada aspek kombinasi efisiensi bahan bakar tinggi dan jangkauan lebih panjang. Dengan menggunakan mesin pembakaran dan baterai yang dilengkapi motor listrik, jarak yang dapat ditempuh mobil hybrid bisa lebih jauh.
Bagaimana cara kerja mobil hybrid? Motor listrik berfungsi sebagai generator saat pedal rem diinjak, dan energi yang dihasilkan selama pengereman disimpan dalam baterai kecil untuk segera digunakan saat Anda berakselerasi dari keadaan diam.
Di Indonesia ada beberapa mobil yang mengusung mesin hybrid seperti Suzuku All New Ertiga Hybrid, Toyota Corolla Cross 1.8 A/T Hybrid, Mitsubishi Outlander, Nissan KICKs e-Power, Toyota All New Camry 2.5 Hybrid M, Lexus NX 350h Luxury, dan Jaguar F-PACE.
Kelemahan mobil hybrid berada pada jangkauan dengan menggunakan baterai dan motor listrik sangat terbatas. Selain itu, kendaraan ini juga tidak sehijau mobil listrik murni karena masih menghasilkan emisi.
2. Mobil Listrik (BEV)Mobil listrik bertenaga baterai sebenarnya hasil pengembangan dari mesin hybrid yang memungkinkan produsen menghilangkan mesin pembakaran internal. Sama seperti hybrid, ini datang dalam bentuk yang berbeda, seperti kendaraan baterai-listrik (BEV) dan kendaraan listrik sel bahan bakar (FCEV).
Salah satu keunggulan BEV berada pada emisi gas buang di angka nol ketika digunakan berkendara. Kendaraan listrik (EV) memiliki baterai yang cukup besar dan motor listrik yang cukup kuat untuk memberikan jangkauan dan kinerja yang memadai.
Sama seperti mesin hybrid, kendaraan listrik juga dapat meregenerasi baterai ketika pedal rem diinjak atau pedal gas dilepas. Ini memungkinkan jarak tempuh mobil listrik lebih jauh karena baterai dapat bertahan lama.
Kelemahannya, tidak banyak model untuk dipilih seperti mobil hybrid dan memerlukan peralatan khusus untuk mengisi ulang, dan waktu pengisian daya bisa lama. Selain itu, jarak tempuhnnya juga masih terbatas sehingga masih banyak yang ragu beralih.
Pabrikan Jepang Ini Pilih Fokus Mobil Hybrid
Di tengah gemuruh
mobil listrik yang terus menggaung di Indonesia, ternyata beberapa produsen ini masih memilih untuk fokus di mobil hybrid. Apalagi pangsa pasar mobil hybrid ternyata masih menggiurkan.
PT Honda Prospect Motor (HPM) misalnya. Produsen mobil asal Jepang ini masih memilih untuk menahan diri menjual mobil listrik di Indonesia. Untuk melengkapi model elektrifikasi, HPM menawarkan mobil hybrid sebagai solusi mobilitas ramah lingkungan.
Sekadar informasi, saat ini Honda memasarkan CR-V HEV dan Accord HEV di Indonesia yang diluncurkan tahun lalu. Tak puas sampai situ, mereka dikabarkan bakal membawa model mobil hybrid terbaru untuk pasar Tanah Air dalam waktu dekat.
Kabarnya model mobil hybrid terbaru yang akan dibawa Honda ke Indonesia adalah HR-V. Secara global, mobil tersebut sudah resmi dipasarkan dan dapat menjangkau segmen di bawah CR-V.
Yusak Billy, Sales & Marketing and After Sales Director PT HPM, belum mau berbicara banyak soal model mobil hybrid baru yang akan dibawa Honda. Meski ia mengakui bahwa HR-V menjadi mobil yang paling disukai oleh calon konsumen.
“Enggak bisa ngomong sekarang. Dulu ada survei tahun lalu, mobil yang paling membahagiakan itu adalah HR-V,” kata Billy kepada wartawan di Jakarta Pusat.
Billy menegaskan untuk memasarkan suatu produk di sebuah negara harus melewati rangkaian panjang. Hal ini dilakukan untuk memastikan produk tersebut diterima dengan baik oleh masyarakat sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Terlebih, saat ini seluruh model mobil hybrid Honda masih diimpor langsung dari luar negeri alias CBU. Jika diproduksi di dalam negeri, secara volume dan hitung-hitungan dikatakan Billy harus masuk dengan nilai investasi yang dikucurkan.
Selain HPM, Mistubishi rupanya juga masih fokus di mobil hybrid ketimbang memroduksi mobil listrik. Rencananya Mitsubishi akan memperkenalkan dua model baru pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024.
Dua model tersebut adalah Xpander Hybrid serta Triton terbaru. Kedua mobil ini sebelumnya sudah diperkenalkan di Thailand. Xpander Hybrid dan Xpander Cross Hybrid memang santer terdengan akan masuk Indonesia pasca peluncuran premierenya di Thailand.
Di Thailand, harga Mitsubishi Xpander Cross HEV adalah 946 ribu Bath (sekitar Rp 421 jutaan), dan Mitsubishi Xpander HEV dihargai 912 ribu Bath (setara Rp406 jutaan).
Secara tampilan, mobil ini memang terlihat sama dibandingkan dengan Xpander versi bensinnya. Teknologi khusus kendaraan ramah lingkungan dari Mitsubishi disebut hadir pada Xpander Hybrid, yakni e:Motion.
Xpander Hybrid kemungkinan akan menggunakan mesin 1.590 cc atau 1.6L dengan kode 4A92 Mivec DOHC. Engine ini mampu menghasilkan tenaga 95 PS dan torsi puncak 134 Nm.
Saat dipadukan dengan motor listrik, Xpander Cross Hybrid bertambah tenaganya menjadi 114 hp dengan torsi 255 Nm.
Mitsubishi juga membenamkan teknologi pengereman regeneratif yang akan mengisi daya ke baterai berjenis lithium-ion Xpander Hybrid.
Berbicara fitur, Xpander Hybrid didukung 7 Drive Mode yang semakin memudahkan pengemudia menentukan performa mobil saat berkendara sesuai kebutuhan.
Selain itu LMPV dan LSUV ini juga memilki dengan fitur Active Yaw Control (AYC), menjamin manuver saat melintasi ruas jalan menikung bisa dilakukan dengan lebih presisi.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan alasan mengapa mobil hybrid Toyota lebih laku keras dibandingkan mobil listrik murni. Salah satunya, kata dia, adalah tidak adanya kekhawatiran soal infrastruktur dan stasiun pengisian daya.
"BEV juga meningkat acceptance-nya, tapi hybrid juga kelihatan lebih besar. Apa sih alasannya? Kalau kita lihat hybrid itu bedanya enggak ada worryness terhadap infrastruktur dan charging station. Itu memang masih banyak menjadi konsen. Terus kedua, hybrid irit banget bahan bakarnya," ucap Henry.
"Dan juga banyak yang bicara tentang emisi. Ternyata dari survei kita juga banyak customer yang membeli hybrid itu karena ingin berkontribusi terhadap lingkungan juga," tambah dia.
Salah satu faktor yang paling penting, menurut Henry, mobil hybrid memiliki resale value. Bahkan Henry menjelaskan bahwa beberapa sale value mobil hybrid Toyota lebig baik dibandingkan dengan model bensin.
Pabrikan mobil Jepang lain yang belum tertarik memroduksi mobil listrik murni adalah PT Toyota-Astra Motor (TAM). Apalagi kenyataannya mobil hybrid masih laris manis di Indonesia. Ada beberapa faktor yang membuat kendaraan hybrid Toyota lebih laris dibandingkan dengan mobil listrik murni.
Salah satu mobil hybrid andalan Toyota adalah Kijang Innova Zenix HEV.
Model ini dibekali mesin TNGA 2.000 cc berkode M20A-FXS 1.987 cc empat silinder Dual VVT-i bertenaga 152 PS pada 6.000 rpm dengan torsi maksimal 187,3 Nm pada 4.400-5.200 rpm. Mesin bensin itu dikawinkan dengan motor listrik berdaya 113 PS dengan torsi maksimal 205,9 Nm. Hasilnya, kolaborasi mesin bensin dan motor listriknya bisa menghasilkan tenaga gabungan hingga 186 PS.
Tak hanya itu, Toyota juga sudah menyiapkan mobil hybrid lainnya untuk penetrasi di Indonesia. Antara lain Toyota Yaris Cross HEV, Toyota Corolla Cross Hybrid EV, Toyota Vellfire Hybrid EV, dan Toyota Camry Hybrid EV.
Pasar mobil hybrid yang menggiurkan juga tak disia-siakan oleh Suzuki. Suzuki terus berinovasi dengan menghadirkan berbagai model mobil hybrid yang tidak hanya hemat energi tetapi juga dilengkapi dengan fitur-fitur canggih.
New XL7 Hybrid menjadi salah satu andalah Suzuki. New XL7 Hybrid menonjol dengan desain eksterior yang dinamis dan modern. Kendaraan ini menggabungkan estetika yang menarik dengan fungsionalitas yang tinggi, menjadikannya pilihan bagi mereka yang mencari kombinasi gaya dan kinerja.
Salah satu fitur unggulan dari New XL7 Hybrid adalah teknologi Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS). Teknologi ini memungkinkan kendaraan untuk menghasilkan efisiensi bahan bakar yang maksimal tanpa mengorbankan performa.
Deretan mobil hybrid lainnya adalah All New Ertiga Hybrid.Dengan teknologi Smart Hybrid Vehicle by Suzuki, Ertiga Hybrid mengintegrasikan teknologi pintar Integrated Starter Generator (ISG) dengan baterai Lithium-ION.
Mobil Listrik Asal China Banjiri Indonesia
Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 akan segera dihelat di ICE BSD City, Tangerang pada 18-28 Juli mendatang. Tahun ini sepertinya pameran mobil terbesar di Indonesia ini akan berlangsung seru. Salah satunya karena akan hadir model-model baru kendaraan listrik.
Berbicara soal mobil listrik di Indonesia, Wuling boleh dibilang pionernya. Hal ini diwujudkan melalui kehadiran produk kendaraan listriknya di Indonesia yang diproduksi secara lokal di pabrik Wuling di Cikarang, Jawa Barat.
Langkah tersebut terbukti membuahkan hasil melalui produk mobil listrik pertamanya di Indonesia, Air ev. Setelah diluncurkan pada Agustus 2022 dan membukukan angka penjualan 8.053 unit hingga akhir tahun 2022, kini Air ev tetap menunjukkan eksistensinya dengan capaian penjualan hingga lebih dari 13.000 unit hingga akhir tahun 2023 lalu dan membuatnya tetap menjadi pemimpin pasar mobil listrik Tanah Air.
Wuling Motors saat ini tengah berupaya mempertahankan harga mobil listrik mereka tetap sebagai yang termurah. Salah satu langkah yang akan dilakukan adalah dengan memproduksi baterai secara lokal untuk mengurangi ketergantungan impor.
BYD, pabrikan mobil listrik asal China adalah salah satu yang paling agresif di Indonesia. Mereka hadir dengan visi jangka panjang dan strategi cukup matang, menjadi pemain yang diperhitungkan dalam industri mobil listrik Indonesia.
Keseriusan itu, terlihat dari beberapa hal. Soal investasi pabrik. misalnya. Meski pendatang baru, mereka mengklaim membangun pabrik di Indonesia. Mereka juha membawa 3 model sekaligus yakni BYD Atto 3, Dolphin, dan Seal, yang menyasar segmen berbeda.
Pabrikan listrik asal China lainnya yang menyerbu Indonesia adalah Neta. Di bawah naungan PT Neta Auto Indonesia, mereka hadir untuk merilis mobil listrik lebih terjangkau membuahkan hasil. Terbukti, di acara Periklindo Electric Vehicle Show 2024 pada 30 April-5 Mei 2024 silam, mobil listrik Rp200 jutaan Neta V-II mendapat respons positif.
Neta V dan Neta V-II mendapatkan total pemesanan 108 SPK. Neta juga berhasil meraih penghargaan sebagai Favorite Car Brand Launch di ajang tersebut. “Kehadiran Neta V-II sebagai line up terbaru memberikan variasi baru dalam rangkaian mobil listrik Neta yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan konsumen,” ungkap Yusuf Anshori, Brand & Marketing Director PT Neta Auto Indonesia.
Di antara banyaknya mobil listrik yang menyerbu pasar Indonesia, ternyata mobil-mobil tersebut memiliki beberapa kesamaan karakteristik satu sama lain dan biasanya tidak ditawarkan oleh merek pesaing dari negara lain. Meskipun harga resmi belum diumumkan, Neta menawarkan harga pre-book Rp200 jutaan dengan pembayaran tanda jadi sebesar Rp5 juta bagi pengunjung yang ingin melakukan SPK.
Berikut ini fitur-fitur yang selalu ada di Mobil listrik:
1. Suspensi disetel untuk kenyamanan
Jika Anda pernah ke China, Anda akan melihat bahwa jaringan jalan raya di sana berlimpah dengan jalan lurus dan beraspal baik. Situasi ini menyebabkan pabrikan mobil China fokus melakukan penyetelan suspensi yang mementingkan kenyamanan.
Anda akan melihat bahwa mobil buatan China sangat pandai menyerap getaran dan ketidaksempurnaan permukaan jalan dengan cemerlang. Namun di sisi negatifnya, suspensi yang disetel terlalu lembut tidak memberikan dinamika pengendalian yang baik dan goyangan cession akan meningkat secara signifikan.
2. Sunroof adalah suatu keharusan
Ya, salah satu fitur umum yang ditawarkan oleh hampir semua pabrikan mobil Cina adalah sunroof serta kaca spion panaromic yang membentang lebar dari depan hingga belakang.
Jika Anda berkendara di negara dengan 4 musim, fitur ini sangat bagus dan sesuai dengan kondisi nyaman Tapi kalau berkendara di negara khatulistiwa, hmmm kering banget buat pengemudi dan penumpang di dalam kabin, apalagi cuaca panas terik saat ini. Anda mungkin harus mengeluarkan sejumlah uang untuk mendapatkan lapisan film insulasi panas yang bagus untuk mobil Anda
3. Dilengkapi filter udara built-in lengkap dengan ion
20 tahun yang lalu sebagian besar kota besar di Tiongkok dilanda kabut asap yang parah karena masuknya mobil buatan luar negeri yang suka menyediakan mesin yang mengeluarkan asap yang tidak memenuhi standar terkini .
Situasi ini memaksa Tiongkok untuk mengembangkan mobil listriknya sendiri Untuk membersihkan udara di dalam kabin, sebagian besar mobil produksi China dilengkapi dengan sistem pembersih udara dan ionizer untuk memberikan udara segar di dalam kabin dan menyaring udara dari atmosfer yang tercemar. Fitur ini merupakan pendekatan yang bagus dibandingkan dengan pabrikan dari negara lain
4. Layar multimedia cerah
Tidak hanya terang, sistem multimedia ini memadukan beberapa fitur untuk membuat desain interior terlihat modern dan bersih. Bahkan kendaraan asal China juga menggunakan sistem kamera resolusi tinggi yang menawarkan video feed terbaik dibandingkan kompetitor dari negara lain
5. Powertrain listrik modern
Tidak hanya modern, sebagian besar powertrain listrik yang ditawarkan pabrikan asal China sudah canggih dengan harga terjangkau. Hal ini tidak mengherankan karena produsen dan pemerintah China telah mengeluarkan dana yang sangat besar dalam pengembangan teknologi kelistrikan. Menariknya lagi, produsen seperti BYD telah menjadi pemasok komponen baterai ke beberapa perusahaan ternama karena kemampuannya memproduksi baterai berteknologi tinggi dengan harga yang lebih murah dan tahan lama.