Mencari Pengganti Zainudin Amali

Zainudin Amali ingin fokus mengurus sepak bola. Ilustrasi/KORAN SINDO/Wawan Bastian


ZAINUDIN Amali memutuskan mundur dari kursi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora). Keputusan tersebut disampaikannya saat bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (20/2/2023).

Amali tak sendirian ke Istana. Dia hadir bersama Wakil Ketua Umum II PSSI Ratu Tisha dan sejumlah Exco PSSI. Diketahui, Zainudin Amali merupakan Wakil Ketua Umum II PSSI. Saat konferensi pers, tampak pula Ketua Umum PSSI Erick Thohir.

Empat hari sebelum ke Istana, Zainudin Amali terpilih sebagai salah satu Wakil Ketua Umum PSSI. Hal itu merupakan keputusan dari Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Hotel Sangri-La, Jakarta, Kamis (16/2/2023).

"Saya sampaikan kepada Pak Presiden, 'Bapak saya akan fokus dan konsentrasi mengurus sepak bola menjadi pengurus PSSI'. Dan Beliau meminta saya untuk konsentrasi dan fokus kepada sepak bola," kata Zainudin Amali.

Saat dikonfirmasi apakah dirinya akan mengundurkan diri, Zainudin mengaku telah mendapatkan izin dari Presiden Jokowi untuk fokus mengurus sepak bola. "Udah. Jangan dijelasin panjang-panjang lagi itu. Beliau sudah mengizinkan saya untuk fokus dan konsentrasi mengurus sepak bola mendampingi Pak Erick Thohir, Bu Ratu Tisha, dan teman-teman Exco," katanya.

Pada hari yang sama, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dicecar wartawan soal mundurnya Zainudin Amali. Airlangga yang datang ke Istana setelah Zainudin Amali pulang, mengaku belum bertemu dengan Zainudin Amali hari itu.

Ketika ditanya apakah partainya sudah menyiapkan nama calon pengganti Amali, Airlangga berkata singkat,"Kita tunggu arahan Bapak Presiden."

Keesokan harinya, Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa Zainudin Amali memang sudah menyatakan mundur. Namun, pengunduran tersebut dilakukan secara informal.

"Secara resmi belum. Tertulis belum. Informal sudah (mengajukan pengunduran diri)," kata Jokowi seusai meninjau normalisasi Kali Ciliwung, Jakarta, Selasa (21/2/2023).

Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin pun menegaskan Zainudin Amali mundur dari jabatannya. Ma'ruf mengatakan, Amali yang terpilih menjadi Wakil Ketua Umum PSSI telah berpamitan.

Menurut Ma’ruf, Amali berpamitan di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, Kamis (23/2/2023) sebelum dirinya berangkat kunjungan kerja ke Mamuju, Sulawesi Barat. "Tapi yang jelas sekarang Menpora mundur," tegas Ma’ruf Amin di sela kunjungan kerja di Mamuju, Jumat (24/2/2023).

Ma’ruf membenarkan bahwa Amali saat ini hanya ingin fokus untuk mengurus sepak bola. “Pak Zainudin Amali itu hanya pamit sama saya dan memberi alasannya bahwa dia ingin fokus (sepak bola)," ungkapnya.

Amali tak ingin posisinya sebagai Waketum PSSI mengganggu tugas sebagai menpora. "Kalau dia masih jadi menteri, dia kan harus ke semua cabang olahraga, tetapi dia ingin, karena dia sekarang sudah jadi Waketum PSSI, dia ingin fokus di masalah sepak bola," ujar Ma'ruf.

Lantas, siapa yang akan menggantikan pria kelahiran Gorontalo, 16 Maret 1962 tersebut sebagai Menpora? "Gantinya nanti kalau sudah ada resminya baru saya bicara," kata Jokowi.

Sementara, Ma’ruf Amin menyatakan pengganti Amali ada di tangan Presiden Jokowi. “Apakah presiden akan menunjuk menteri baru atau dijabat oleh siapa, atau kemudian menggunakan kesempatan itu untuk melakukan reshuffle, itu keputusannya Pak Jokowi, Pak Presiden," tegas Ma'ruf. Dzikry Subhanie, Raka Dwi Novianto

Menpora Zainudin Amali mendampingi Presiden Jokowi menyerahkan bonus bagi para atlet ASEAN Para Games 2022. Foto/setkab.go.id

Selama Zainudin Amali menjabat Menpora sejak Oktober 2019, kontingen Indonesia tampil di sejum lah event olahraga Asia Tenggara hingga dunia. Sejumlah prestasi ditorehkan Indonesia.

Berikut ini SINDOnews tampilkan capaian prestasi olahraga Indonesia di era Zainudin Amali:

1. Peringkat 55 di Olimpiade Tokyo 2020

Pada Olimpiade Tokyo 2020, Indonesia menempati peringkat 55 dengan mengumpulkan 1 medali emas, 1 medali perak, dan 3 medali perunggu.

Satu-satunya medali emas didapatkan oleh Greysia Polii/Apriyani Rahayu dari cabang bulu tangkis. Selain itu, pencapaian Indonesia di Tokyo 2020 dianggap lebih baik dibandingkan Olimpiade Rio 2016. Sebab, di Brasil, Indonesia menyabet satu emas dan dua perak.

2. Catatan Manis Paralimpiade Tokyo 2020

Selain mendapatkan hasil bagus di Olimpiade 2020, Indonesia juga berhasil tampil apik di Paralimpiade Tokyo 2020. Kontingen Indonesia sukses menempati posisi ke-41 di klasemen akhir dengan mengumpulkan 2 emas, 3 perak, dan 4 perunggu.

Dengan total sembilan medali di Paralimpiade Tokyo 2020 menjadi sejarah tersendiri untuk Indonesia. Sebab, selama mengikuti ajang tersebut sembilan medali di Paralimpiade Tokyo 2020 menjadi pencapaian terbaik Indonesia.

Sebelumnya, prestasi terbaik Indonesia di Paralimpiade adalah 6 medali di Toronto 1076 dan Arnhem 1980. Ketika tampil di Toronto 1976, kontingen Indonesia berhasil mendapatkan 2 emas, 1 perak, dan 3 perunggu.

3. Peringkat 3 SEA Games 2021

Zainudin Amali juga berperan dalam keberhasilan Indonesia di ajang SEA Games Vietnam 2021. Indonesia berhasil menempati peringkat ketiga di klasemen akhir dengan mengumpulkan total 241 medali, yakni 69 emas, 91 perak, dan 81 perunggu.

Hasil tersebut terbilang menjadi peningkatan Indonesia dibandingkan SEA Games Filipina 2019. Kala itu, Indonesia menempati posisi kelima dengan total mengumpulkan 267 medali, yakni 72 emas, 84 perak, dan 111 perunggu.

Selain itu, Timnas Basket Indonesia mencetak sejarah di SEA Games Vietnam 2021. Andakara Prastawa Dhyaksa dan kawan-kawan berhasil membawa pulang medali emas setelah mengalahkan juara bertahan, Filipina dengan skor 85-81 dan menyapu bersih seluruh kemenangan.

4. Juara ASEAN Para Games 2022

Indonesia berhasil mempertahankan gelar ASEAN Para Games ke-11 Tahun 2022. Ajang Pesta Olahraga Difabel Asia Tenggara yang berlangsung di Surakarta, Jawa Tengah itu berhasil dimenangkan oleh kontingen Indonesia.

Tampil di rumah sendiri, kontingen Indonesia menunjukkan penampilan terbaiknya dan berhasil menjadi juara umum. Indonesia mendapatkan total 419 medali terdiri dari 171 emas, 138 perak, dan 110 perunggu. Rio Eristiawan

Menpora Zainudin Amali. Foto/Dok MPI

Meski belum ada kepastian tentang ada tidaknya penggantian Menpora, sejumlah nama calon orang nomor satu di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mulai muncul. Partai Golkar sudah menyerahkan tiga nama calon pengganti Zainudin Amali.

Partai Golkar sudah menyiapkan nama calon pengganti Amali. Menurut Juru Bicara DPP Partai Golkar Tantowi Yahya saat dihubungi MNC Portal, Sabtu (25/2/2023), Airlangga menyerahkan tiga nama atas permintaan Presiden Jokowi. Ketiga nama itu adalah Ilham Permana, Dito Ariotedjo, dan Puteri Anetta Komarudin.

"Ya sudah tiga nama dan sudah beredar nama-namanya. Setahu saya ya tiga nama itu, tinggal Presiden memilih yang mana yang memenuhi syarat Presiden," ujar Tantowi saat dihubungi.

Kapan nama itu diserahkan, menurut Tantowi, sudah sekitar seminggu lalu. "Kita kan bergerak cepat sesuai dengan kebutuhan Presiden. Tetapi apakah satu dari tiga nama itu diambil Presiden, saya enggak tahu tuh. Pak Airlangga pun enggak bisa memaksakan satu nama untuk dipilih Presiden," jelas mantan Dubes RI untuk Selandia Baru ini.

Tantowi menegaskan, pergantian anggota kabinet merupakan hak prerogatif presiden. Tidak ada pihak yang mempengaruhi presiden dalam hal ini. Karena pada hakikatnya menteri itu adalah pembantu presiden, sehingga presiden sebagai pengguna jasa menteri harus memiliki kenyamanan dengan menteri itu.

"Jadi tahapan selanjutnya adalah terserah Presiden mau pilih yang mana dari tiga calon yang sudah kita sampaikan kepada Presiden itu."

Tantowi menjelaskan, ketiga nama yang dipilih itu adalah kader Golkar yang sesuai rekam jejaknya dengan kebutuhan portofolio menteri yang akan diganti yakni Menpora. Golkar menilai, ketiganya sesuai. Selain usianya yang muda, mereka juga sangat dekat dengan dunia kepemudaan dan olahraga. “Jadi sangat dekat dengan dunia kepemudaan, sangat dekat dengan dunia olahraga, kemudian masih muda,” terangnya.

Diketahui, Ilham Permana yang merupakan Ketua Umum Pimpinan Pusat Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG), kini berusia 44 tahun.

Sementara, Dito Ariotedjo lahir di Jakarta, 25 September 1990. Artinya, saat ini mantan Ketua Umum Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) tersebut berusia 32 tahun.

Satu nama lainnya, Puteri Anetta Komarudin, merupakan yang paling muda dari dua nama di atas. Putri politikus senior Partai Golkar Ade Komarudin tersebut kini berusia 29 tahun. Saat ini, politikus yang akrab disapa Putkom ini merupakan anggota Komisi XI DPR dan juga Ketua DPP Partai Golkar Bidang Keuangan dan Pasar Modal.

Tantowi mengatakan, Presiden Jokowi juga sangat menyukai menteri-menteri yang masih berusia muda. "Presiden kan suka dengan menteri-menteri yang muda gitu. Kita sebagai partai kader, kita tidak pernah kesulitan mencari kader yang dibutuhkan oleh presiden maupun oleh rakyat melalui mekanisme pilkada atau pemilu. Insyaallah kita bisa memenuhinya."

Tantowi mengakui, dinamika seputar Menpora ini masih sangat tinggi. "Dinamikanya masih sangat tinggi nih. Bisa saja Presiden dalam waktu ke depan ini minta nama lagi, bisa saja terjadi. Apakah Presiden akan mengambil satu dari tiga nama itu atau tidak sama sekali, ya sekali lagi itu prerogatif presiden," terangnya.

Hingga kini, Zainudin Amali memang tetap menjalankan tugasnya sebagai Menpora. Pada Jumat (24/2/2023), Amali memberikan semangat kepada atlet sepeda Indonesia seusai membuka Tissot UCI Track Nation Cup 2023 di Jakarta International Velodrome. Dia menyalami para atlet satu per satu.

"Selamat berjuang untuk atlet Indonesia, junjung tinggi sportivitas, dan manfaatkan event ini dengan sebaik-baiknya untuk meraih poin demi lolos ke Olimpiade Paris 2024," katanya, dikutip dari laman resmi Kemenpora.

Keesokan harinya, Amali meninjau venue F1 Powerboat 2023 di Danau Toba. Dia pun menyampaikan harapannya terkait ajang kelas dunia ini. "Ini menjadi harapan kita untuk memicu dan menyiapkan federasi nasionalnya. Saya sudah minta tolong kepada IMI (Ikatan Motor Indonesia) untuk siapkan itu," kata Amali.Kiswondari, Dzikry Subhanie