Stamina Tetap Terjaga saat Puasa
Wuri Hardiastuti
Rabu, 06 April 2022, 18:27 WIB
Bulan puasa telah tiba. Di tengah cuaca yang cukup ekstrem saat ini, dibutuhkan stamina yang kuat agar puasa berjalan lancar. Pola makan sehat menjadi kuncinya.
Menu Sahur yang Sehat Agar Tubuh Tak Lemas
Sahur adalah salah satu hal penting yang harus diperhatikan saat puasa. Untuk itu makanan sahur tak boleh dilakukan dengan menu yang sembarangan. Supaya puasa Anda berjalan dengan lancar, memang perlu diperhatikan. Ini juga berkaitan dengan keseimbangan tubuh, sehingga nantinya saat berpuasa seharian tidak akan mudah haus atau lemas.
Selain tak hanya memenuhi kebutuhan energi, tetapi juga dapat mencegah dehidrasi. Tanpa sahur, kebutuhan cairan tubuh sulit tercukupi dengan baik. Akibatnya saat berpuasa, Anda akan mengalami dehidrasi, yang ditandai dengan rasa haus berlebih, lemas, kurang konsentrasi, dan bibir kering.
Praktisi gizi Dr. Tirta Prawita Sari, M.Sc, Sp.GK mengatakan saat sahur dianjurkan konsumsi makanan bergizi seimbang. Seperti halnya makan makanan yang mengandung protein, serat, vitamin, dan mineral."Kurangi asupan karbohidrat sederhana seperti sirup dan gula. Hindari pula gorengan, makanan lemak jenuh yang tinggi. Penuhi kebutuhan protein," kata Tirta baru-baru ini.
"Sumber protein terbaik adalah white meat seperti unggas, ikan, dan telur," tambahnya.
Vitamin dan mineral, dijelaskan Tirta bisa didapat dari sayur serta buah-buahan berwarna. Alih-alih makan berlebihan, saat sahur disarankan konsumsi makanan secukupnya dan bergizi seimbang serta hindari gula dan lemak tinggi.
"Saat sahur kita jangan merasa akan berpuasa, lalu harus makan banyak. Makanlah secukupnya dan hindari makanan-makanan berlemak tinggi," jelas Tirta.
Sementara ahli gizi Prof. Hardinsyah, MS, PhD menyarankan mengonsumsi menu yang kaya serat saat sahur. Pasalnya, makanan jenis ini lambat dicerna sehingga bisa membantu kenyang lebih lama.
"Sayur asem itu bagus seratnya. Ada jagung, melinjo, gori atau nangka. Seratnya bagus untuk memperlambat pencernaan. Saya sarankan tidak makan yang manis dan bergula karena akan cepat habis di sahur," ujar Hardinsyah.
"Upayakan berserat, yang fresh. Setengah buah pisang dan jeruk," kata Hardinsyah.
Berikut daftar makanan yang bagus dikonsumsi saat sahur seperti dirangkum dari Food NDTV.
1. TelurMakanan yang cocok dan bagus untuk sahur di urutan pertama yakni telur. Seperti kita tahu bahwa telur mengandung protein dan kaya vitamin dan nutrisi. Oleh karenanya, mengonsumsi telur akan membuat Anda merasa kenyang.
Selain itu, telur juga mudah diolah menjadi berbagai hidangan sehat yang lezat. Misalnya, ditumis, direbus, maupun dijadikan omelet dan dicampurkan dengan berbagai jenis sayuran.
2. OatmealOatmeal juga menjadi makanan yang cocok untuk sahur. Anda yang sedang berdiet bisa mencoba mengganti nasi putih dengan oatmeal. Pasalnya, oatmeal kaya akan protein dan karbohidrat yang bakal memberikan banyak energi untuk berpuasa. Anda bisa membuat smoothie oatmeal yang mengandung pisang dan susu atau buat sesuai selera.
3. Daging Ikan atau AyamDi urutan selanjutnya ada ikan atau ayam yang bisa Anda jadikan lauk sahur. Ikan dikenal sebagai makanan penambah vitalitas. Usahakan untuk tidak menggoreng ikan karena dapat menyebabkan kembung. Selain itu, ayam juga memiliki nutrisi penghasil energi yang cocok dijadikan menu sahur agar Anda kuat berpuasa seharian.
4. Buah dan SayuranMakanan yang cocok dan tentunya sehat untuk sahur di urutan terakhir adalah buah-buahan serta sayur-sayuran. Makanan ini kaya akan mineral dan vitamin yang membantu Anda merasa berenergi. Selain itu, Anda juga perlu makan buah dan sayuran yang akan membantu mereka tetap terhidrasi.
Beberapa contoh yang bisa Anda olah untuk sahur adalah semangka, stroberi, persik, jeruk, tomat, mentimun, selada, bayam, dan seledri. Anda dapat membuat salad yang akan menyatukan beberapa buah dan sayuran. Dengan ini, Anda dapat menikmati manfaat sehat sekaligus di waktu sahur.
Makanan Pantangan saat SahurSelama bulan puasa khususnya saat sahur Anda harus menghindari makan-makanan dan minuman yang mengganggu kesehatan.Berikut ini 11 macam yang perlu dihindari untuk dimakan dan diminum saat sahur, seperti dilansir dari berbagai sumber.
1. Makanan BerlemakMakanan berlemak bisa menyebabkan kegemukan dan gangguan pencernaan, serta nyeri di ulu hati. Selain itu, makanan yang banyak mengandung lemak juga membuat perut kita cepat kenyang, sehingga makanan lain yang lebih bernutrisi tidak termakan.
Oleh karena itu disarankan untuk menu makanan sahur yang memiliki akan serat, dan karbohidrat karena sangat dianjurkan. Hal ini dikarenakan makanan-makanan tersebut dapat membantu melepaskan energi secara perlahan selama berjam-jam, yaitu saat berpuasa.
Makanan dengan karbohidrat dan protein yang tinggi bisa Anda temukan di dalam gandum, oat, kacang-kacangan, ikan, kacang hijau, buah-buahan, dan sayuran lainnya.
2. Banyak Mengandung Merica dan PedasMengonsumsi makanan pedas saat berpuasa bisa merusak dinding lambung. Khususnya Anda yang mempunyai masalah dengan lambung, sebaiknya hindari makanan jenis ini. Agar lambung tidak kaget, berbukalah dengan makanan ringan terlebih dahulu.
Jangan langsung makan makanan berat karena itu bisa membuat pencernaan kita kaget karena harus langsung bekerja mencerna makanan setelah sebelumnya beristirahat bekerja sepanjang hari. Jangan lupa, biasakan untuk mengunyah makanan dengan baik karena bisa membantu meringankan kerja pencernaan.
3. GorenganTak jarang saat sahur sebagian ada yang menyantap gorengan sebagai salah satu menu makanannya. Tapi tahukah Anda bahwa gorengan tidak dianjurkan lho, dimakan saat sahur.
Makanan yang digoreng dengan minyak yang tidak sehat, bisa memicu keluarnya asam lambung. Maka, hindari memakan gorengan saat berbuka puasa, karena saat berpuasa perut sangat sensitif. Hal ini membuat asam lambung dapat meningkat dengan cepat.
4. Keju dan CoklatLalu ada keju dan coklat. Kedua makanan tersebut termasuk makanan yang sulit dicerna. Mengkonsumsi makanan ini, bisa membuat lambung kita lambat untuk memprosesnya, sehingga menyebabkan perut bisa menjadi kembung.
5. Kopi dasn TehPerlu diingat, kandungan kafein pada kopi dan teh sangat tidak baik untuk lambung. Apalagi dikonsumsi saat sahur, lebih baik Anda menghindarinya.
Saat berpuasa, lambung Anda tidak terisi lebih dari 14 jam. Secara otomatis asam lambung akan meningkat. Hal ini tentu akan membuat Anda merasa mual. Oleh karena itu hindari minuman yang mengandung kafein, seperti kopi dan teh.
6. Makanan ManisMeski gula bisa membantu menambah energi, namun perlu diingat saat Anda sahur tidak dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang terlalu manis rasanya. Ini karena makanan manis cenderung tinggi kalori, namun rendah nutrisi.
Terlalu banyak mengonsumsi makanan manis justru akan membuat tenggorokan terasa kering. Selain merasa haus, mengonsumsi gula secara berlebihan juga akan membuat perut terasa kembung.
Sebaiknya, batasi asupan gula saat makan sahur. Konsumsilah maksimal satu gelas minuman manis saat sahur. Pastikan makanan yang Anda konsumsi tidak mengandung banyak gula agar tubuh tetap bugar sepanjang hari. Makanan siap saji atau junk food juga termasuk yang perlu dihindari dikonsumsi saat sahur. Meskipun rasanya sangatlah lezat, namun sebaiknya dihindari saja.
Makanan cepat saji tidak memiliki cukup nutrisi yang diperlukan tubuh. Anda hanya akan merasa kenyang sesaat dengan mengonsumsi makanan tersebut saat sahur.
8. Makanan kemasanHindarilah menelan makanan kemasan saat sahur. Dijelaskan para ahli kesehatan, tingginya kandungan garam dalam makanan kemasan dapat mengikat suplai cairan di dalam tubuh Anda, yang pada akhirnya membuat Anda jadi cepat haus.
9. DagingDaging yang berkadar lemak tinggi atau makanan yang digoreng membutuhkan waktu lama untuk dicerna. Jika Anda tetap bersikeras mengkonsumsi makanan tersebut saat sahur, jangan kaget jika selama berpuasa perut Anda akan terasa tak nyaman.
10. Makanan tinggi garamTerlalu banyak mengonsumsi makanan asin seperti keripik, saus, dan daging olahan dapat menarik air dari sel tubuh dan menyebabkan dehidrasi. Selain itu, dikarenakan frekuensi berkeringat lebih banyak selama musim panas, natrium dan air yang berlebihan dapat hilang dari tubuh.
Hindari makanan asin untuk mencegah dehidrasi, tapi jangan hindari semua karena natrium juga diperlukan untuk memulihkan keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit total tubuh.
Tips Menahan Haus dan Lelah saat Puasa
Haus dan lelah merupakan salah satu hal yang kerap dikeluhkan sebagian orang saat menjalankan puasa Ramadhan selama kurang lebih 13 - 14 jam. Namun, ada cara yang bisa dilakukan untuk menahannya sehingga puasa tetap berjalan lancar.
Ahli Gizi di Klinik Kesehatan Dubai, Sara Abdelghany menjelaskan bahwa ada beberapa makanan yang harus dihindari. Hal tersebut bertujuan agar tetap berenergi dan mencegah rasa haus saat berpuasa selama Ramadhan.
“Agar tetap berenergi selama jam-jam puasa, sangat penting untuk merencanakan makanan Anda dan membagi kalori yang akan Anda konsumsi menjadi dua hingga tiga kali makan dan camilan per hari," jelas Sara dilansir dari Alarabiya.
"Juga sangat penting untuk membuat pilihan yang sehat untuk menghindari rasa lapar, sakit kepala, pusing dan energi rendah," sambungnya.
Lebih lanjut Sara mengatakan bahwa beberapa kategori makanan harus dihindari selama puasa. Ini karena dapat menyebabkan kembung, dehidrasi, dan penambahan berat badan.
“Hindari makan gorengan dan makanan berlemak saat berbuka puasa. Makanan berlemak tinggi akan menyebabkan perut tidak nyaman dan kembung,” kata Sara.
Makanan olahan, seperti sosis dan daging yang dilapisi tepung roti, dan sup siap saji sangat tinggi sodium dan monosodium glutamat. Makanan jenis ini, Sara mengungkapkan bisa menyebabkan rasa haus yang berlebihan.
Selain itu, beberapa minuman yang populer selama bulan suci Ramadhan, seperti jus segar hingga soda, sarat dengan gula, yang akan menyebabkan kenaikan berat badan dan menyebabkan lonjakan kadar insulin.
Meski nikmat dan menyegarkan dikonsumsi saat buka puasa, namun bisa mengakibatkan meningkatnya keinginan untuk mengonsumsi gula dan ngemil berlebihan, serta rasa lapar saat puasa. Sementara beberapa orang suka menikmati makanan manis selama puasa, yang terbaik adalah membatasi jumlah makanan penutup yang dikonsumsi.
"Hindari terlalu banyak makanan manis dan makanan penutup setiap hari. Cobalah untuk membatasi makanan manis, terutama makanan manis Ramadhan yang populer, hingga tiga kali seminggu dan selalu jaga porsinya,” saran Sara.
"Banyak orang akan melewatkan atau mengganti makanan panas dengan yang manis-manis. Itu pasti akan menyebabkan kenaikan berat badan dan meningkatkan rasa lapar karena nutrisi yang terlewat seperti protein dan sayuran,” tambahnya.
Minuman berkafein, seperti kopi dan minuman ringan, harus dihindari karena menyebabkan tubuh kehilangan air dan meningkatkan dehidrasi. Hidrasi adalah kunci selama puasa karena umat Islam pergi berjam-jam tanpa seteguk air.
"Umumnya, kita membutuhkan antara delapan hingga 12 gelas air setiap 24 jam, tergantung pada tingkat aktivitas, usia, dan jenis kelamin kita. Minum seluruh jumlah sekaligus dalam satu hingga dua jam tidak akan membantu. Ginjal kita memiliki kapasitas terbatas untuk menyaring satu liter per jam,” ujar Sara.
Yang terbaik adalah mendistribusikan asupan cairan sepanjang periode antara buka puasa dan sahur. Di mana buka puasa dengan satu hingga dua gelas air dan bertujuan untuk minum satu gelas air setiap jam.
“Hindari menunggu sampai Subuh untuk minum air. Itu mungkin menambah rasa haus keesokan harinya. Juga, overhidrasi tidak dianjurkan karena ini akan menguras potasium dan meningkatkan rasa haus," tandasnya
Cara lain untuk memastikan bahwa berpuasa tetap terhidrasi adalah dengan mengonsumsi buah-buahan dan sayuran segar ke dalam makanan. Keduanya kaya akan air dan tinggi potasium, yang membuat tubuh terhidrasi selama berjam-jam.
Dehidrasi rentan dialami oleh mereka yang berpuasa. Setelah seharian tidak makan dan minum, beberapa orang bisa saja mengalami dehidrasi. Penyebabnya banyak, termasuk aktivitas yang berlebihan selama puasa dan saat sahur tidak mencukupi kebutuhan air secara optimal.
Saat buka puasa, kita diharapkan mengembalikan hidrasi tubuh. Makanya, disarankan untuk buka puasa dengan air putih. Ini diharapkan agar tubuh kembali terhidrasi, baru kemudian makan.
Untuk menghidrasi tubuh usai seharian berpuasa, Anda tak hanya bisa mengandalkan asupan air putih. Dijelaskan Shreela Sharma, profesor dan ahli diet dari UTHealth School of Public Health di Houston, makanan juga bisa mengembalikan hidrasi tubuh.
Jadi, Anda bisa memadukan minum air putih dengan makanan tertentu yang mempunyai manfaat hidrasi yang baik. Dengan mengonsumsi makanan untuk hidrasi, kata Sharma, bukan hanya hidrasi yang dicapai tapi juga pemenuhan gizi tubuh.
"Makanan tidak hanya menghidrasi, tapi juga bergizi dan menyediakan berbagai nutrisi termasuk vitamin dan serat," kata Sharma.
Tentu hal itu pun baik untuk tubuh yang kehilangan banyak nutrisi karena berpuasa.
Nah, pada artikel ini terangkum 10 makanan untuk mencegah dehidrasi karena seharian berpuasa seperti dikuti Dikutip Everday Health.
1. Mentimun
Menurut praktisi kesehatan yang berbasis di New York City, dr Julie Devinsky, mentimun terdiri dari 95 persen air. Karena itu makanan ini menjadi salah satu yang paling baik untuk menghidrasi tubuh.Konsumsi mentimun bisa dengan berbagai cara, bisa langsung dimakan mentah atau jadi tambahan salad yang nikmat dimakan saat berbuka puasa.
2. Seledri
Menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), seledri rendah kalori (hanya 15 kalori per empat batang). Tak hanya itu, seledri juga diketahui kaya akan vitamin dan mineral, plus mengandung air yang baik untuk hidrasi tubuh.Agar memakan seledri terasa lebih nyaman dan enak di lidah, Anda bisa menambahkan selai kacang ke atasnya."Anda juga bisa tambahkan batang seledri ke salad tuna," saran dr Devinsky.
3. Semangka
Semangka tinggi air dan rendah kalori. Menurut USDA, dalam 1 cup semangka, kalori yang terkandung hanya 46 kalori. Itu kenapa, makanan ini baik untuk menghidrasi tubuh setelah seharian berpuasa.
4. Melon
Dokter Sharma mengatakan, jika Anda bosan dengan semangka, pilihan buah lain yang bisa dijajal untuk menghidrasi tubuh adalah melon. Ya, buah ini bukan hanya memiliki kandungan air tapi juga potasium yang tinggi.Potasium adalah elektrolit alami yang baik. Anda bisa makan langsung melon segar di saat buka puasa atau dapat menambahkan buah ini ke salad buah kesayangan Anda.
5. Stroberi
Stroberi sudah dikenal luas buah yang kaya akan vitamin C. Menurut USDA, per 1 cup stroberi terkandung 100 mg vitamin C.Bukan hanya kaya akan vitamin C, stroberi juga mengandung 91 persen air. Ini membuatnya dapat menjadi pilihan buah yang baik untuk menghidrasi tubuh.
6. Lettuce
Lettuce termasuk sayuran yang kaya akan air karena 95 persen isinya air. Untuk menikmati sayuran ini, Anda bisa membuatnya jadi salad atau disayur sebagai hidangan buka puasa atau sahur.
7. Tomat
Menurut Berkeley Wellness, tomat mengandung air sekitar 94 persen. Sama seperti melon, tomat juga ternyata kaya akan potasium. Buah satu ini bisa Anda olah menjadi jus tomat yang segar untuk menu berbuka puasa.
8. Paprika
Dijelaskan dalam Berkeley Wellness, paprika mengandung air sebanyak 94 persen. Sayuran ini pun masuk dalam daftar makanan yang baik untuk menghidrasi tubuh.Untuk menikmati paprika, Anda bisa membuat irisan besar paprika yang kemudian ditambahkan ke dalam salad.
9. KembangKol
Kembang kol mengandung 92 persen air. Sayuran ini diketahui kaya vitamin C dan vitamin K. Anda bisa menjadikan kembang kol sebagai menu sahur atau buka puasa, karena sayuran ini pun baik untuk menurunkan kolesterol.
10. Zucchini
Memang tidak begitu familiar di telinga, tapi buah yang biasa disebut 'labu musim panas' ini mengandung air hampir 95 persen. Bukan hanya air, zucchini juga kaya akan antioksidan yang tentunya baik untuk kesehatan tubuh.
Bisa Sebabkan Serangan Jantung, Hindari Gorengan saat Berbuka
Konsumsi gorengan bisa memicu serangan jantung. Foto/iStock
Buka puasa dengan gorengan sudah menjadi kebiasaan orang Indonesia. Tak heran bila gorengan seperti sudah menjadi menu wajib saat berbuka puasa. Meski nikmat, gorengan bisa menyebabkan masalah kesehatan, khususnya serangan jantung. Namun, mengonsumsi gorengan saat buka puasa sudah menjadi kebiasaan sebagian besar masyarakat Indonesia.
Gorengan seperti tempe, tahu, risol hingga pastel biasanya disantap saat hangat. Agar terasa semakin nikmat, gorengan dikonsumsi bersama pelengkap seperti sambal kacang pedas atau cabai. Sayang, dokter tidak menyarankan mengonsumsinya.
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr. Vito Anggarino Damay Sp. JP (K), M. Kes, FIHA, FICA, FASCC mengatakan gorengan mengandung tinggi kalori yang bisa meningkatkan kolesterol jahat. Kolesterol jenis ini merupakan salah satu penyebab utama pembentukan ateroma.
Ateroma merupakan plak lemak yang menumpuk di dinding arteri pembuluh darah. Setelah bertahun-tahun, plak menebal dan meluas. Kemudian, pembuluh darah tersumbat dan membuat aliran darah tidak lancar. Kondisi ini dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.
"Gorengan lambat memberikan tenaga sebenarnya, dan kalorinya banyak. Kalori sudah banyak, dia juga meningkatkan kolesterol jahat dalam tubuh," kata Vito baru-baru ini.
Karena itu, Vito menyarankan untuk hindari mengonsumsi gorengan saat buka puasa. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga kesehatan jantung. Idealnya, Vito menyarankan buka puasa dengan minum air putih.
Air putih dapat membantu menghidrasi tubuh. Lalu mengonsumsi makanan manis serta lembut seperti kurma yang bisa menaikkan gula darah dalam tubuh setelah puasa kurang lebih selama 13 - 14 jam.
"(Mengonsumsi gorengan) Secara jangka panjang nggak bagus, jangka pendek juga nggak bagus. Kolesterol jahat bisa bikin penumpukan di pembuluh darah dan bisa bikin serangan jantung di kemudian hari,” tandasnya.
Sebaliknya pilihlah buah sebagai menu wajib saat berbuka puasa. salah satu buah yang baik dikonsumsi saat berbuka puasa adalah alpukat. Pasalnya buah inisudah terbukti baik untuk kesehatan. Mengonsumsinya secara rutin di bulan puasa, saat sahur dan berbuka puasa, ternyata baik untuk kesehatan jantung. Tak hanya itu, risiko penyakit kardiovaskular pun menjadi lebih kecil.
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Heart Association itu menjelaskan secara umum bahwa makan dua alpukat atau lebih per minggu bisa menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dan jantung koroner.
Studi dilakukan dengan menganalisis data yang terkumpul dari Nurses' Health Study (68.000 wanita) dan dari Health Professionals Follow-up Study (41.000 pria). Semua data menjelaskan bahwa subjek penelitian tidak memiliki penyakit kanker, jantung koroner, dan stroke.
Diet dinilai menggunakan kuesioner pada awal studi. Setelahnya, kuesioner diberikan secara berkala setiap empat tahun sekali.
Sebanyak 14.274 kasus insiden penyakit kardiovaskular, termasuk 9.185 kejadian penyakit jantung koroner dan 5.290 stroke, didokumentasikan selama 30 tahun masa observasi.
Setelah menyesuaikan gaya hidup dan faktor diet lain, responden studi yang makan alpukat dua kali atau lebih dalam seminggu memiliki risiko 16% lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular dan 21% lebih rendah terkena penyakit jantung koroner dibandingkan dengan mereka yang tidak makan alpukat.
"Tidak ada hubungan signifikan yang ditemukan untuk stroke," terang hasil studi dilaporkan New York Post, dikutip Minggu.
Diterangkan juga dalam hasil studi bahwa mengganti setengah porsi margarin, mentega, telur, yogurt, keju atau daging olahan per hari dengan jumlah alpukat yang setara dikaitkan dengan rendahnya risiko penyakit kardiovaskular 16% hingga 22%.
Dalam memperkirakan risiko penyakit kardiovaskular total ketika mengganti setengah porsi alpukat, para peneliti menulis bahwa alpukat tidak terkait dengan penyakit kardiovaskular dan penyakit jantung koroner sama sekali.
"Meskipun kami mengamati risiko stroke jauh lebih tinggi ketika mengganti semua minyak nabati dengan alpukat, hasil ini mungkin disebabkan oleh faktor kebetulan karena beberapa makanan pengganti yang berbeda dan hasil yang telah kami periksa," catat peneliti.
Temuan itu, kata peneliti, penting untuk rekomendasi kesehatan masyarakat, terutama mengingat konsumsi alpukat telah meningkat tajam di Amerika Serikat selama 20 tahun terakhir.
"Studi kami memberikan bukti lebih lanjut bahwa asupan lemak tak jenuh yang bersumber dari tumbuhan dapat meningkatkan kualitas diet dan merupakan komponen penting dalam pencegahan penyakit kardiovaskular pada populasi umum," kata peneliti.
"Studi lebih lanjut diperlukan untuk menilai dampak dan efektivitas asupan alpukat dalam mengurangi insiden penyakit kardiovaskular dan faktor risiko penyakit kardiovaskular," tambah peneliti.
Alpukat memiliki lemak sehat, tetapi mereka bukan makanan rendah kalori. Per satu buah alpukat secara umum memiliki antara 200 dan 300 kalori, tergantung ukurannya.