Bulan Rajab Bulan Haram bagi Kaum Muslim
Andryanto Wisnuwidodo
Sabtu, 26 Februari 2022, 14:15 WIB
Bulan Rajab bulan Haram bagi Muslim. Mengapa Rajab disebut bulan haram? Berikut penjelasannya dan asal-usul penamaannya sebagai satu di antara 4 bulan Haram.
Bulan Rajab Bulan Haram, Begini Penjelasannya
Bulan Rajab bulan Haram bagi Muslim. Mengapa Rajab disebut bulan haram? Berikut penjelasannya! Dalam bahasa Arab bulan-bulan haram disebut dengan istilah Al-Asyhurul Hurum (الأشهر الحرم) atau bulan-bulan yang disucikan. Bulan-bulan itu terdiri dari Muharram, Rajab, Dzulqa'dah dan Dzulhijjah. Dalam tradisi Arab, Asyhurul Hurum pertanda mereka harus berhenti dari berperang.
Sejak zaman Nabi Ibrahim 'alahissalam perang tidak boleh dilakukan pada keempat bulan itu. Apabila terjadi pembunuhan, maka akan dikenakan Diyah (denda). Al-Qodhi Abu Ya'la rahimahullah berkata: "Dinamakan bulan haram karena dua makna: Pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian. Pada bulan itu larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan lainnya karena mulianya bulan itu. Demikian pula pada saat itu sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan." (Lihat Zaadul Masiir, tafsir surat At Taubah ayat 36)
Karena pada saat itu adalah waktu sangat baik untuk melakukan amalan ketaatan, sampai-sampai para Salaf sangat suka melakukan puasa pada bulan haram. Sufyan Ats-Tsauri mengatakan, "Pada bulan-bulan haram, aku sangat senang berpuasa di dalamnya." Bahkan Ibnu Umar, Al-Hasan Al-Bashri dan Abu Ishaq As-Sa'ibi melakukan puasa pada seluruh bulan haram, bukan hanya bulan Rajab atau salah satu dari bulan haram lainnya. (Lihat Latho-if Al Ma'arif, 214)
Dalam Al-Qur'an, Allah mensucikan bulan Rajab dari segala bentuk kezaliman. Berikut firman-Nya
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah 12 bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu." (QS. At-Taubah: 36)
Apakah Perang Dilarang di Bulan Haram Saja? Muncul pertanyaan, mengapa peperangan hanya dilarang pada empat bulan itu saja, tidak pada bulan-bulan lain? Ibnu Katsir di dalam kitab tafsirnya seperti dilansir islami.co menjawab pertanyaan ini. Beliau menyatakan bahwa bulan Muharram, Rajab, Dzulqa'dah, dan Dzulhijjah adalah bulan-bulan khusus yang Allah pilih sebagai waktu pelaksanaan ibadah haji atau umrah.
Pada bulan Dzulqa'dah yang menempati urutan ke-11 dalam sistem kalender qamariyah (Hijriyah), umat manusia khususnya penduduk Jazirah Arab, bersiap-siap untuk menunaikan ibadah haji dan umrah sehingga tidak berfikir untuk melakukan peperangan yang sangat menguras tenaga dan materi. Sebulan kemudian, pada bulan Dzulhijjah, masyarakat menunaikan manasik haji secara intensif hingga akhir ritualnya.
Setelah selesai ibadah haji, pada bulan Muharram, mereka diberikan rasa aman untuk pulang ke kampung halamannya masing-masing dan beristirahat dengan tenang. Kemudian, pada bulan Rajab yang ada di pertengahan tahun (bulan ke-7), masyarakat yang tinggal di ujung Jazirah Arab diberi kesempatan untuk berziarah ke Baitullah dan menunaikan ibadah umrah serta pulang kembali ke kampung halamannya dengan rasa aman. Demikian penjelasan singkat tentang bulan Rajab bulan haram. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan taufik-Nya untuk kita.
Rajab Artinya Apa? Begini Sejarah dan Asal-usul Penamaannya
Rajab artinya apa? Bagaimana sebenarnya sejarah asal-usulnya sampai dinamakan Rajab (رجب). Mari kita simak penjelasan berikut. Rajab diambil dari kata Tarjiib (ترجيب) yang artinya mengagungkan atau memuliakan (تعظيم).
Demikian keterangan yang dinukil dari Kitab I'anatut Thalibin. Sementara keterangan yang dilansir dari al-habib.info, kata Rajab diungkapkan dalam kalimat Rajabtu as-Sya'ia (رجبت الشيئ), artinya aku mengagungkannya. Raajib (راجب) artinya orang yang mengagungkan tuannya. Menurut Al-Laits, dari sinilah asal-usul bulan ini dinamakan Rajab.
Pakar bahasa seperti Abu Ubaidah dan al-Asma'iy berpendapat bahwa Rajab berasal dari kata Rujbah (رجبة), bukan dari Tarjiib. Rujbah adalah kayu bercabang dua sebagai penopang pohon kurma. Fungsi ini mirip dengan rujmah (رجمة) hanya saja rujmah berbentuk bangunan batu. Teknologi ini digunakan Arab jahiliyah dalam rangka pemuliaan pohon kurma ketika berbuah lebat. (Lihat, Tahdzib al-Lughah, 11:39)
Orang Arab Jahiliyah mengagungkan bulan ke-7 kalender Qamariyah ini dengan beragam ritual, di samping penyembelihan hewan. Selain itu, mereka juga memberi banyak nama untuk menunjuk keagungannya.
Ada sekitar 20 nama disematkan padanya, beberapa yang populer di antaranya:
1. Ashab (الأصب), karena mereka meyakini bahwa rahmat tercurah pada bulan itu.
2. Asham (لأصم) karena mereka tidak mendengar bunyi senjata tajam pada bulan itu.
3. Rajam (رَجم) karena mereka meyakini bahwa setan dirajam pada bulan itu.
4. 'Atirah (العتيرة) karena mereka menyembelih hewan pada bulan itu.
5. Munashilul Asinnah (مُنصِّلُ الأسنة) karena mereka mencabut besi dari senjata (mata tombak) pada bulan itu.
6. Mu'allaa (المعلى) Karena bulan itu ditinggikan menurut mereka. Selain itu, Rajab dijuluki juga dengan Munafas (مُنَفس); Muthahhar (مُطهر); Haram (هَرَم); Mubri’ (المبرئ); Muqasyqasy (المقشقش); dan Hurum (الحُرم).
Asal-Usul Penamaan Rajab Menurut Ibnu Al-Atsir, "Pada masa Jahiliyyah, mereka menamai bulan Rajab dengan Munashshlilul Asinnah, artinya mencabut mata tombak dan panah untuk membatalkan peperangan dan memutus sebab-sebab huru-hara. Karena Rajab menjadi penyebab terhentinya peperangan, maka sebutan itu dinisbatkan kepada Rajab.
Masyarakat Arab sejak dulu sangat memuliakan Rajab melebihi bulan lainnya. Sejak zaman Nabi Ibrahim 'alaihissalam perang tidak boleh dilakukan pada keempat bulan itu. Apabila terjadi pembunuhan, maka akan dikenakan Diyah (denda).
Terkait penamaan "Rajab Al-Ashab" dan "Rajab al-Asham" dinukilkan hadis dari Rasulullah dimana beliau bersabda:
یُسَمَّی شَهرُ الرَّجبِ الاَصَبَّ ِلاَنَّ الرّحمةَ تُصَبُّ عَلَی اُمَّتی فیهِ صَبّاً وَ یُقالُ الاصَمُّ لِاَنَّهُ نُهِیَ فیهِ عَن قِتالِ المُشركینَ وَ هُوَ مِنَ الشُّهورِ الحُرُم»;
"Bulan Rajab dinamakan Al-Ashab karena terlimpahkan rahmat Allah di dalamnya atas umatku, dan dinamakan al-Asham karena dilarang berperang di dalamnya dengan kaum musyrikin sebab Rajab termasuk dari bulan-bulan Haram."
Demikian arti bulan Rajab dan asal-usul penamaannya. Al-Qur'an mengabadikan keutamaan Rajab dalam Surat At-Taubah Ayat 36. Ayat ini sangat masyhur dan dijadikan dalil untuk menghormati bulan Rajab. Umat muslim pun dianjurkan mengisi bulan ini dengan banyak beribadah dan menjauhi perbuatan dosa dan maksiat.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam apabila mendapati bulan ini, Beliau berdoa:
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَـعْبَانَ وَبَلِّـغْنَا رَمَضَانَ
Allahumma Baariklanaa Fii Rojaba wa Sya'baana wa Ballighnaa Romadhon. "Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban dan sampaikanlah kami hingga bulan suci Ramadhan." (HR Ahmad I/259, Al-Baihaqi, Al-Bazzar dan Ath-Thabrani)
5 Keutamaan Bulan Rajab yang Jarang Diketahui Umat Muslim
Keutamaan bulan Rajab perlu diketahui umat muslim agar tidak mengabaikannya. Dari 12 bulan selama setahun, ada empat bulan yang Allah sucikan atau dikenal dengan istilah Asyhurul Hurum (bulan-bulan haram), salah satunya bulan Rajab yang terletak antara Jumadil Akhir dan Sya'ban.
Apa saja Keutamaan bulan Rajab?
1. Bulan yang Diagungkan Allah Allah memuliakan bulan Rajab sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur'an:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan dalam ketetapan Allah Ta'ala. Di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat yang haram (yang disucikan), itulah ketetapan agama yang lurus maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu..." (QS At-Taubah: Ayat 36)
Keempat bulan itu di antaranya tiga bulan berturut Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Surat At-Taubah Ayat 36 itu mengingatkan manusia agar tidak berbuat zalim di bulan ini. Maksudnya jangan sampai berbuat maksiat karena hukumannya akan dilipatgandakan.
2. Amal Saleh Dilipatgandakan Ibnu 'Abbas mengatakan: "Allah mengkhususkan empat bulan (salah satunya Rajab) sebagai bulan haram dan dianggap sebagai bulan suci. Melakukan Maksiat pada bulan itu dosanya akan lebih besar, dan amalan saleh yang dilakukan akan menuai pahala yang lebih banyak." (Latho-if Al Ma'arif, 207) Senada dengan itu, Al-Qurtubi juga menjelaskan bahwa perbuatan dosa di bulan haram hukumannya dilipatgandakan. Sebaliknya pahala amal salih juga dilipatgandakan. Siapa yang memperbanyak amal saleh seperti puasa, sholat malam, sedekah, istighfar dan berdzikir, maka ia akan mendaparkan pahala berlipat.
3. Puasa 1 Hari di Bulan Rajab Diganjar Surga Dalam Kitab Durrotun Nashihiin disebutkan, Anas bin malik beliau berjumpa Muadz bin Jabal dan bertanya: "Dari mana engkau datang wahai Mu'adz? Maka Mu'adz menjawab: "Aku bertemu Nabi Mmuhammad. Aku mendengar dari Beliau bersabda: "Barang siapa yang mengucapka Laa ilaha illallah" dengan ikhlas maka ia akan masuk surga dan siapa yang berpuasa satu hari di bulan Rajab karena mengharap ridho Allah maka ia akan masuk surga." (Durrotun Nashihiin Hal 85)
4. Pahala Puasa Diganjar Ibadah 700 Tahun Sufyan Ats-Tsauri mengatakan, "Pada bulan-bulan haram, aku sangat senang berpuasa di dalamnya." Bahkan Ibnu Umar, Imam Hasan Al-Bashri dan Abu Ishaq As-Sa'ibi melakukan puasa pada seluruh bulan haram, bukan hanya bulan Rajab atau salah satu dari bulan haram lainnya. (Lihat Latho-if Al Ma'arif, 214).
Dari Anas bin Malik bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Barangsiapa berpuasa berpuasa tiga hari dari bulan-bulan Al-Hurum yaitu hari Kamis, Jum'at dan Sabtu maka dituliskan baginya ibadah 700 tahun."
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ath-Thobrani dan Abu Nu'aim dan Al Baihaqi di Fadhoil Al Awqot dengan beberapa sanad yang beberapa darinya dengan lafaz ibadah 60 tahun sebagaiman dikutip oleh As-Sayuthi dalam Al Hawi. Beliau mengatakan tentang hadis ini bahwa Al-Hafidz Ibn Hajar mengatakan: "Sanad hadis ini lebih baik dari status dhaif dan mendekati status hasan."
5. Bulan Memperbanyak Istighfar Bulan Rajab disebut "Syahr Al-Istigfar" yaitu bulan memperbanyak permohonan ampun (istighfar) kepada Allah. Dalam satu riwayat, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda bahwa Rajab adalah bulannya Allah, Sya'ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku.
Di bulan Rajab ini, Allah membuka pintu-pintu rahmat-Nya. Ada banyak lafaz Istighfar yang dapat kita amalkan. Di antaranya memperbanyak bacaan Sayyidul Istighfar. Kemudian istighfar Rajab dibaca 70 Kali setiap pagi dan sore bakda Ashar.
رب اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَتُبْ عَلَيَّ
Rabbighfirli warhamni watub 'alayya.
Artinya: "Ya Tuhanku, ampunilah dosaku, sayangi aku dan terimalah tobatku".