Politik di Balik Konflik, Sentimen Agama Ancam Demokrasi India
Kamis, 24 Februari 2022 - 15:00 WIB
Tindak represi kelompok nasionalis Hindu terhadap Muslim India belakangan makin menjadi-jadi. Konflik yang dikipasi kepentingan politik itu dikhawatirkan merusak demokrasi di negara berpenduduk 1,4 miliar tersebut.
Jika dibiarkan, para ahli khawatir hal itu akan menggeser status India sebagai negara demokrasi terbesar di dunia. Sentimen itu juga menimbulkan keraguan tentang masa depan India sebagai negara sekuler.
Partai sayap kanan Bharatiya Janata Party (BJP), telah lama mengipasi sentimen anti-Muslim sebagai bagian dari strategi kemenangan pemilu untuk menggalang dukungan dari mayoritas umat Hindu, yang merupakan 80% dari 1,4 miliar penduduk India.
"BJP telah mengirim pesan bahwa tidak apa-apa mengejar Muslim," ujar Aakar Patel, ketua Amnesty International India seperti dilansir Los Angeles Times Rabu (16/2/2022). Hal ini dinilainya membuat BJP populer, namun juga meningkatkan aksi represi di tingkat bawah.
Belum lama ini di negara bagian Karnataka, setelah nasionalis Hindu memburu siswi Muslim karena mengenakan jilbab, pihak berwenang menganggap ancaman kekerasan cukup serius untuk menutup sekolah dan perguruan tinggi selama beberapa hari. Yang lebih mengganggu, para pemimpin Hindu radikal dilaporkan telah menyerukan pembantaian jutaan Muslim, seperti pembersihan etnis di Myanmar.
Jika dibiarkan, para ahli khawatir hal itu akan menggeser status India sebagai negara demokrasi terbesar di dunia. Sentimen itu juga menimbulkan keraguan tentang masa depan India sebagai negara sekuler.
Partai sayap kanan Bharatiya Janata Party (BJP), telah lama mengipasi sentimen anti-Muslim sebagai bagian dari strategi kemenangan pemilu untuk menggalang dukungan dari mayoritas umat Hindu, yang merupakan 80% dari 1,4 miliar penduduk India.
"BJP telah mengirim pesan bahwa tidak apa-apa mengejar Muslim," ujar Aakar Patel, ketua Amnesty International India seperti dilansir Los Angeles Times Rabu (16/2/2022). Hal ini dinilainya membuat BJP populer, namun juga meningkatkan aksi represi di tingkat bawah.
Belum lama ini di negara bagian Karnataka, setelah nasionalis Hindu memburu siswi Muslim karena mengenakan jilbab, pihak berwenang menganggap ancaman kekerasan cukup serius untuk menutup sekolah dan perguruan tinggi selama beberapa hari. Yang lebih mengganggu, para pemimpin Hindu radikal dilaporkan telah menyerukan pembantaian jutaan Muslim, seperti pembersihan etnis di Myanmar.