Ekonomi Gerah Terimbas Panas Konflik Timur Tengah

Rabu, 17 April 2024 - 15:26 WIB
Melonjaknya harga minyak serta ketidakpastian akibat meningkatnya risiko geopolitik mengancam stabilitas ekonomi RI. FOTO/Dok. SINDOnews
Pemerintah bereaksi cepat merespons gejolak perekonomian beberapa waktu belakangan ini akibat imbas meningkatnya risiko geopolitik dunia. Salah satunya, eskalasi konflik di Timur Tengah yang dampaknya disebut bisa terasa dalam jangka menengah-panjang.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Selasa (16/4) menggelar rapat terbatas membahas antara lain pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) yang terus melemah hingga menembus Rp16.000. Kemudian, pasar modal yang sempat merosot tajam hingga lebih dari 2% di tengah sentimen negatif serangan Iran terhadap Israel Sabtu (13/4) lalu.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, rapat tersebut antara lain dihadiri oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Sebelumnya, Kemenko Perekonomian juga telah menjalin komunikasi dengan sejumlah Duta Besar yang ada di Timur Tengah, seperti Lebanon, Jordania, dan juga Teheran.

"Kita membahas situasi terkini dan insyaAllah situasi Indonesia saat sekarang, kita masih wait and watch. Namun kalau kita lihat situasi baik itu rupiah maupun pasar modal, relatif terkendali," ujar Airlangga.

"Pelaksanaan Rapat Koordinasi ini merupakan assesment untuk upaya deeskalasi dampak konflik di kawasan Timur Tengah terhadap perekonomian Indonesia," ungkap Airlangga Hartarto dalam keterangan resminya, Selasa (16/4/2024).
selanjutnya


Berita Terkini More