Pejabat hingga Pengusaha Waspada, Sinyal Resesi Kian Nyata

Senin, 24 Oktober 2022 - 15:33 WIB
Bayangan resesi muncul dari proyeksi IMF yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2023 akan merosot tajam menjadi 2,7% dan inflasi meningkat menjadi 8,8%. Foto/Dok. SINDOnews
Tanda-tanda ekonomi global semakin gelap kian nyata dari tingginya inflasi hingga resesi yang mulai tampak di sejumlah negara. Menghadapi situasi tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani mewanti-wanti bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak boleh melemah.

"APBN di 2023 harus segera sehat, karena kalau APBN masih bekerja berlebihan atau excessive, Indonesia akan semakin terekspos dengan risiko inflasi tinggi dari global," ujar Sri Mulyani dalam Seminar Nasional Badan Keahlian Sekretariat Jenderal DPR RI bertajuk Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Penguatan Berkelanjutan di Tengah Tantangan Dinamika Global, di Jakarta, Rabu (19/10/2022).

Sri Mulyani menjelaskan, APBN sebelumnya menjadi sebuah instrumen countercyclical sebagai penyerap guncangan yang kemudian menjadi bantalan pelindung masyarakat dari dampak krisis akibat pandemi. Akibatnya, penerimaan negara juga terkontraksi akibat melemahnya aktivitas ekonomi.

"Defisit APBN kala itu sampai melebar hingga 6,09% terhadap PDB di tahun 2020. Di 2021, defisit menyusut menjadi 4.65%, disusul pada target penyusutan jadi 4,5% di 2022. Tapi, dengan tren surplus neraca dagang yang masih berlanjut, kita optimis defisit APBN bisa 3,92% hingga akhir tahun," ungkap Sri.

Dengan latar belakang tersebut, lanjut dia, defisit APBN 2023 ditargetkan hanya sebesar 2,84%. Lagi-lagi, Sri Mulyani mengingatkan bahwa kesehatan APBN 2023 diperlukan agar Indonesia siap menghadapi gejolak global.
selanjutnya


Berita Terkini More