Efek Resesi, Inflasi Bisa Ganggu Pembangunan Infrastruktur
Tak hanya pengusaha, Kementerian Pekerjaan Umun dan Perumahan Rakyat (PUPR) pun khawatir akan ancaman resesi pada tahun 2023. Pasalnya, resesi global juga akan berpengaruh terhadap pembangunan infrastruktur yang tengah digenjot Indonesia.
Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) memberikan peringatan akan kondisi tak pasti ekonomi dunia pada tahun depan. Ekonomi global diproyeksi mengalami perlambatan seiring tingginya ketidakpastian.
"Krisis memang tidak bisa dimungkiri. Hari ini ada negara lain yang sudah krisis. Saya menyikapinya ini bisa jadi warning agar kita lebih hati-hati," ujar Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR, Herry Trisaputra Zuna di Jakarta, Jumat (21/10/2022).
Biaya pembangunan infrastruktur pada 2020-2024 diestimasikan mencapai Rp2.058 triliun. Namun demikian, kemampuan APBN hanya mampu menutup 30% dari total pembiayaan target tersebut atau sekitar Rp623 triliun.
Herry meyakini, resesi tidak akan terlalu mempengaruhi pembiayaan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Sebab, pembangunan infrastruktur di Indonesia basisnya adalah pembiayaan dalam negeri.
Namun, terang dia, yang akan mempengaruhi pembiayaan infrastruktur adalah inflasi. Pasalnya, seiring dengan resesi, inflasi yang meninggi akan berpengaruh terhadap kenaikan harga material pembangunan.
"Kaitan dengan inflasi tentu nanti harga terpengaruh dan ini yang harus kita antisipasi," cetusnya.
Dia berharap dampak resesi yang akan terjadi pada tahun depan tidak terlalu besar terhadap Indonesia. Seperti diketahui, Perlambatan ekonomi terjadi di hampir semua negara dunia. Berbagai negara mencemaskan potensi terjadinya resesi.
IMF dalam laporan economic outlook yang baru dirilis Oktober ini memproyeksikan ekonomi tahun ini yang diperkirakan tumbuh sebesar 3,2% akan merosot tajam menjadi 2,7% di 2023 dan inflasi diperkirakan meningkat menjadi 8,8%.
Kekhawatiran itu diakui Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat acara Pembukaan Capital Market Summit & Expo 2022. "Covid-19 belum selesai, konflik Rusia-Ukraina semakin meningkat, tantangan climate change di beberapa negara termasuk di Indonesia, banjir, longsor," ujarnya.