Tragedi Mahsa Amini - Iran Bergolak Saat Rakyat Tuntut Keadilan

Jum'at, 23 September 2022 - 16:12 WIB
Mahsa Amini, wanita Kurdi Iran yang meninggal setelah ditahan oleh polisi moral telah menjadi simbol perlawanan rakyat Iran atas rezim yang dinilai represif. Foto/Reuters
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei banjir sindiran setelah dinilai mengabaikan maraknya protes anti-rezim yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini, wanita muda yang meninggal setelah ditangkap polisi moral atas tuduhan berjilbab tak pantas.

Khamenei pada hari Rabu berpidato dalam sebuah pertemuan di Teheran yang melibatkan para komandan militer senior menjelang peringatan perang Iran-Irak 1980-an. Pidatonya disiarkan di televisi pemerintah. Pidato Khamenei tidak mencakup komentar apa pun tentang protes di Iran dan sebaliknya berfokus pada perang dengan Irak pada 1980-an.

Masyarakat sebelumnya mengharapkan Khamenei untuk mengomentari protes yang sedang berlangsung di negara itu. Pemimpin tertinggi itu di masa lalu menyalahkan demonstrasi anti-rezim pada "musuh asing" Republik Islam. Ketidakpeduliannya atas maraknya demo anti-rezim memicu sindiran pedas, termasuk dari para jurnalis.

"Ketidakpedulian Khamenei terhadap protes yang sedang berlangsung menunjukkan bahwa dia belum bangun," tulis jurnalis Iran, Reza Haghighatnejad, di Twitter. "Tidur, pria tua, orang-orang sudah bangun."

Wartawan Iran lainnya, Behnam Gholipour, mengatakan Khamenei tidak membahas kerusuhan yang sedang berlangsung untuk melindungi Presiden Ebrahim Raisi, yang saat ini berada di New York untuk berpidato di Majelis Umum PBB. "(Khamenei) tidak berbicara (tentang protes) agar Raisi tidak mendapat tekanan dari media, dan pidatonya di PBB tidak akan dikesampingkan," tulis Gholipour di Twitter. "Setelah Raisi kembali dan jika protes berlanjut, (Khamenei) pasti akan mengambil sikap," ujarnya, seperti dikutip Al Alarabiya, Kamis (22/9/2022).
selanjutnya


Berita Terkini More