Peta Persaingan Smartphone di Indonesia
Pasar smartphone secara global diperkirakan terus tumbuh. Tak terkecuali di Indonesia yang dalam beberapa tahun terakhir juga menunjukkan peningkatan. Jumlah pengguna terkerek antara lain ditopang daya beli masyarakat ditambah penetrasi internet yang makin baik.
Lembaga riset pasar Canalys melaporkan pada kuartal pertama 2021, pasar ponsel cerdas secara global tumbuh 27%. Pabrikan Korea Selatan Samsung berada di urutan teratas dengan pangsa pasar 22%. Mereka mencatat pengiriman 76,5 juta ponsel.
Raksasa Amerika Serikat Apple menguasai pangsa pasar 15% dengan pengiriman 52,4 juta unit dan Xiaomi di urutan tiga dengan pangsa pasar 14%.
Sekadar kilas balik setahun selumnya, laporan Global Mobile Market Report 2020 yang diterbitkan Newzoo memperkirakan jumlah pengguna smartphone dunia akan mencapai 3,5 miliar pada 2020. Jumlah tersebut bisa membengkak jadi 4,1 miliar pengguna pada 2023.
Menurut Newzoo, China, India, AS, Indonesia, dan Brasil menjadi negara yang bakal terbanyak mencetak pengguna smartphone. Kendati demikian, pandemi Covid-19 diakui telah sedikit mereduksi jumlah pengguna. Faktar yang memperlambat penetrasi antara lain kebijakan karantina masuk di suatu negara tertentu.
Lantas bagaimana potret di Indonesia? Pada 2020, pasar smartphone masih dikuasai pemain lawas. Kendati demikian terjadi kejutan besar saat Vivo memimpin pasar dengan penguasaan 23%. Setelah itu Oppo di posisi kedua, disusul Samsung, Xiaomi dan Realme.
Tak dimungkiri seiring kemajuan zaman, fungsi smartphone terus berkembang tak hanya sebagai alat komunikasi tapi juga kebutuhan hidup. Berdasarkan data Global Web Index, rata-rata orang Indonesia bermain smartphone 200 menit sehari dan sebagian besar untuk berbelanja online.
Praktisi dan kolumnis ekonomi digital, Jusman Dalle menuturkan, kini fungsi utama telepon genggam tak sekedar sebagai perangkat komunikasi tapi juga sudah mengubah gaya hidup masyarakat. “Bayangkan, dari bangun tidur hingga hendak tidur lagi kita selalu terkoneksi dengan gawai. Temuan Global Web Index, screen time masyarakat Indonesia rata-rata 200 menit perhari,” katanya kepada wartawan, Senin (21/2/2022).
Menurut Jusman, kurang dari sepertiga screen time tersebut yang betul-betul digunakan untuk berkomunikasi. Sebagian besar mereka justru menggunakannya untuk online shoping, streaming, hingga gaming.
Sementara itu, Marketing Komunikasi Dizo Realme, Aldiano Sikumbang mengatakan, kini kebutuhan terhadap feature phone memang cukup besar. Hal itu dipicu oleh tren di kalangan pengguna perangkat ponsel cerdas yang menggunakan smartphone di luar kebutuhan panggilan telepon maupun berkirim pesan.