Link Copied
Garuda Memanggil Pemain Keturunan Indonesia dan Naturalisasi

Garuda Memanggil Pemain Keturunan Indonesia dan Naturalisasi

By Andryanto Wisnuwidodo
Tim Nasional (Timnas) Indonesia berpacu dengan waktu untuk membentuk kekuatan yang tangguh di Asia melalui proses pemain keturunan Indonesia dan naturalisasi.

Apa Perbedaan Pemain Keturunan Indonesia dan Naturalisasi


Apa Perbedaan Pemain Keturunan Indonesia dan Naturalisasi


Apa perbedaan pemain naturalisasi Indonesia dan pemain keturunan Indonesia? Dua macam pemain ini sangat hangat isunya akhir-akhir ini karena menjelang Piala AFF dan banyaknya pemain keturunan Indonesia yang siap membela timnas Indonesia Pemain naturalisasi Indonesia sudah cukup banyak.

Diawali dari era Cristian Gonzales, Marc Klok , hingga Ilija Spasojevic, kini isu pemain keturunan Indonesia menjadi isu yang sangat hangat. Apalagi pemain keturunan Indonesia ini memiliki karier sepak bola yang lebih mentereng di Eropa.

Pemain keturunan Indonesia saat ini juga sudah banyak. Mulai dari Irfan Bachdim, Kim Jeffery Kurniawan, hingga Elkan Baggott menjadi perhatian pecinta sepak bola Indonesia. Hal ini dikarenakan mereka memiliki darah Indonesia di dalam tubuh mereka dari orang tua mereka. Berikut perbedaan pemain naturalisasi Indonesia dan pemain keturunan Indonesia dari berbagai sisi:

1. Darah Indonesia.
Darah Indonesia ini tidak dimiliki oleh pemain naturalisasi. Darah Indonesia berasal dari orang tua, kakek, atau nenek yang berasal dari Indonesia. Walaupun mereka menikah dengan warga negara asing, anak mereka tetap memiliki darah Indonesia di dalamnya. Pemain keturunan Indonesia memiliki darah Indonesia dari orang tua, kakek, atau neneknya.

Soal darah ini terjadi pada Elkan Baggott. Ayah Elkan adalah orang Inggris. Namun ibunya adalah orang Indonesia. Ini yang membuatnya memiliki darah Indonesia di dalam dirinya dan bisa disebut pemain keturunan Indonesia. Hal ini juga terjadi pada Kim Jeffrey Kurniawan. Ayah Kim adalah orang Indonesia bernama Lucky Kurniawan. Sedangkan ibu Kim adalah orang Jerman.

Ini membuat Kim bisa disebut pemain keturunan karena memiliki darah Indonesia dari sang ayah. Darah Indonesia inilah yang tidak dimiliki oleh pemain naturalisasi seperti Marc Klok, Cristian Gonzales, hingga Ilija Spasojevic. Walau sudah menjadi WNI saat ini, mereka secara biologis tidak memiliki darah Indonesia. Situasi ini membuat mereka harus memenuhi syarat tertentu agar bisa tampil di timnas Indonesia.

Marc Klok harus memenuhi syarat FIFA untuk tampil di timnas Indonesia yakni tinggal 5 tahun di Indonesia. Klok harus menunggu sampai 2022 agar bisa tampil di timnas Indonesia. Walau sudah memiliki paspor Indonesia, Klok harus menunggu hingga tahun 2022.

2. Paspor Indonesia
Pemain keturunan dan pemain naturalisasi juga memiliki perbedaan di dokumen internasional, yakni paspor. Pemain keturunan seperti Irfan Bachdim, Kim Jeffrey, dan Elkan Baggott bisa lebih mudah mendapatkan paspor Indonesia karena memiliki darah Indonesia. Walaupun sempat memiliki paspor negara lain, pemain keturunan bisa mendapatkan paspor Indonesia jika mereka menginginkannya.

Jika mereka belum punya paspor, maka mereka bisa memilih kewarganegaraan sesuai keinginan. Kasus ini terjadi pada Irfan Bachdim ketika dia harus memilih warga negara Belanda atau Indonesia. Ketika umur 17 tahun, Bachdim memilih untuk membuat KTP dan menjadi warga negara Indonesia mengikuti jejak ayahnya. Keputusan itu membuatnya melepas paspor Belanda yang dia punya sejak kecil.

Ini berbeda dengan pemain naturalisasi. Pemain naturalisasi sebelumnya sudah memiliki paspor negara lain saat usia mereka dewasa. Mereka baru berpindah menjadi WNI ketika mereka sudah memenuhi syarat tertentu dari sisi hukum di Indonesia.

Selain harus memenuhi syarat menjadi WNI dari sisi hukum di Indonesia, pemain naturalisasi juga harus memenuhi syarat dari FIFA agar bisa tampil di timnas negara barunya. Di sinilah perbedaan pemain naturalisasi dan keturunan di mana pemain keturunan Indonesia bisa langsung membela timnas Indonesia setelah mendapatkan kewarganegaraan Indonesia.

StartingXI Timnas Indonesia Lokal, Naturalisasi, Pemain Keturunan

StartingXI Timnas Indonesia Lokal, Naturalisasi, Pemain Keturunan


Starting XI Timnas Indonesia pemain keturunan Indonesia pasca Kevin Diks dan Mees Hilgers batal membela Timnas Indonesia tetap gacor meski sedikit mengalami perubahan. Setelah Mees Hilgers dan Kevin Diks batal dinaturalisasi karena tidak mendapat izin orang tuanya, ada perubahan di posisi bek tengah dan gelandang.

Posisi yang ditinggalkan Mees Hilgers dan Kevin Diks akan digantikan calon pemain keturunan Indonesia lainnya, Tijjani Reijnders. Pemain AZ Alkmaar ini direkomendasikan pelatih Timnas Shin Tae-yong setelah Kevin Diks dipastikan batal.

Tijjani yang berusia 23 tahun bisa diplot sebagai gelandang serang atau gelandang tengah yang akan didukung Ricky Kambuaya dan Sandy Walsh. Secara kualitas, Tijjani Reijnders cukup mumpuni dengan skillnya. Sedangkan posisi Mees Hilgers bisa digantikan pemain keturunan Indonesia lainnya, Elkan Baggott.

Pemain berusia 19 tahun ini semakin matang skill dan jam terbangnya berama Ipswich Town U-23 di Inggris. Baggott juga telah teruji saat membela Timnas Indonesia di Piala AFF 2020. Pemain keturunan Indonesia berdarah Jakarta itu ikut menyumbangkan gol di Piala AFF 2020 saat Timnas Indonesia menghancurkan Malaysia 4-1.

Sementara di posisi striker tidak ada perubahan masih ditempati pemain keturunan Indonesia lainnya Ragnar Oratmangoen. Memang, Shin Tae-yong belum merekomendasikan Ragnar Oratmangoen setelah Kevin Diks batal. Namun, bisa saja Shin Tae-yong berubah pikiran untuk memberi kesempatan Ragnar Oratmangoen membela Timnas Indonesia.

Dengan tetap memainkan lima pemain keturunan Indonesia, kekuatan Timnas Indonesia bisa bersaing di babak ketiga Kualifikasi Piala Asia 2023 dan Piala AFF 2022. Dalam undian babak ketiga Kualifikasi Piala Asia 2023, Indonesia masuk POT 3. Timnas Indonesia akan menghuni POT 3 bersama Afghanistan yang menempati ranking FIFA 150, disusul Yaman (151), Myanmar (152), Malaysia (154), dan Maladewa (157). Sejak Timnas Indonesia dilatih Shin Tae-yong pada Januari 2020, ranking FIFA Indonesia terus naik dari 174 dunia menjadi 160.

Ranking FIFA Indonesia naik setelah menuai poin tambahan dari hasil dua kali menang atas Timor Leste dalam laga FIFA Matchday (4-1 dan 3-0) di Bali pada Januari 2022. Timnas Indonesia kini mengumpulkan 1001,61 poin. Pada Desember 2021, Timnas Indonesia masih berada di posisi 164 dunia dengan mengumpulkan 992,31 poin dan masih di POT 4.

Ranking FIFA edisi Februari 2022 menjadi acuan AFC dalam pembagian POT untuk undian Kualifikasi piala Asia 2023. Dengan demikian, Indonesia tidak akan satu grup dengan Afghanistan atau Malaysia dalam babak ketiga Kualifikasi Piala Asia 2023 mendatang.

POT 1 diisi Uzbekistan yang memiliki ranking FIFA tertinggi yakni 85 disusul Bahrain (89), Jordania (90), Kyrgyzstan (96), Palestina (100), dan India (104). Untuk POT 2 ada Thailand yang berperingkat 112 diikuti Tajikistan (115), Filipina (129), Turkmenistan, Kuwait, dan Hong Kong.

Sedangkan POT 4 diisi Singapura (161), Nepal (167), Kamboja (171), Mongolia (184), Bangladesh (186), dan Sri Lanka (204). Babak ketiga Kualifikasi Piala Asia 2023 akan digelar pada 8, 11, dan 14 Juni di tempat netral. Hanya enam juara grup plus lima runner-up terbaik yang akan maju ke putaran final di China bersama 13 negara lain yang terlebih dahulu lolos.

Seberapa Hebat Timnas Indonesia Pemain Keturunan dan Naturalisasi

Seberapa Hebat Timnas Indonesia Pemain Keturunan dan Naturalisasi


Tim Nasional (Timnas) Indonesia berpacu dengan waktu untuk membentuk kekuatan tangguh menghadapi pertandingan internasional. Selain memilih pemain lokal terbaik, PSSI selaku induk dari Timnas Indonesia memakai cara instan, yakni dengan proses naturalisasi atau pewarganegaraan dan memanggil pemain keturunan berdarah Indonesia yang tersebar di manca negara.

Sejak gelombang naturalisasi dikenalkan beberapa tahun lalu, sejumlah pemain dari negara lain mendapatkan kesempatan untuk dinaturalisasi. Dari Cristian Gonzales sampai Greg Nwokolo mendapatkan kesempatan berseragam skuad Garuda --julukan Timnas Indonesia.

Selain naturalisasi, PSSI juga menggeber program memanggil pemain keturunan yang memiliki darah Indonesia di dunia. Sejumlah pemain keturunan Indonesia yang mendapat kesempatan langsung membela Timnas Indonesia di antaranya Irfan Bachdim dan Elkan Baggott.

Pertanyaannya sekarang adalah seberapa hebat Timnas Indonesia hasil kolaborasi pemain lokal, pemain keturunan Indonesia dan naturalisasi? Bila bicara prestasi, Timnas Indonesia baru saja menjadi runner-up Piala AFF 2020. Timnas Indonesia asuhan Shin Tae-yong yang bertabur pemain lokal terbaik dan pemain keturunan Indonesia lagi-lagi harus puas menjadi runner-up di Piala AFF.

Setelah Piala AFF 2020, ada dua parameter ujian paling dekat yang harus dilalui Shin Tae-yong dan Timnas Indonesia, yakni Kualifikasi Babak Ketiga Piala Asia 2023 dan Piala AFF 2022. Hasil undian Kualifikasi Piala Asia 2023 sudah keluar yang menempatkan Indonesia di Grup A berama Kuwait, Nepal dan Yordania.

Sebuah ujian yang pas bagi Timnas Indonesia yang bermaterikan pemain lokal, naturalisasi dan pemain keturunan Indonesia. Jika proses pemain keturunan Indonesia Sandy Walsh, Jordi Amat dan Tijjani Reijnders mulus, Timnas Indonesia diprediksi bisa berprestasi lebih baik. Kehadiran Sandy Walsh, Jordi Amat, dan Tijjani Reijnders diyakini menjadi suntikan tenaga yang tepat untuk mengangkat prestasi Timnas Indonesia bisa lolos ke Pial;a Asia 2023. Terbanglah Tinggi, Garuda. Semoga
(aww)