Link Copied
Waspadai Fenomena Cuaca Ekstrem Angin Kencang hingga Hujan Es

Waspadai Fenomena Cuaca Ekstrem Angin Kencang hingga Hujan Es

By SM Said
Masyarakat diminta mewaspadai cuaca ekstrem berupa fenomena hujan es dan angin kencang di beberapa daerah karena berpotensi terjadi hingga bulan April 2022

Fenomena Hujan Es Timbul karena Awan Konvektif yang Tinggi

Fenomena Hujan Es Timbul karena Awan Konvektif yang Tinggi

Hujan es disertai angin kencang sempat menerjang sejumlah daerah seperti Malang dan Surabaya, Jawa Timur yang mengagetkan warga sekitar. Akibat fenomena alam ini dilaporkan ada pohon tumbang, kendaraan mobil rusak tertimpa pohon, hingga satu warga meninggal dunia usai tertimpa tembok yang ambruk saat hujan deras disertai angin kencang.

Fenomena hujan es merupakan salah satu fenomena cuaca ekstrem yang terjadi dalam skala lokal dan ditandai dengan adanya jatuhan butiran es yang jatuh dari awan serta dapat terjadi dalam periode beberapa menit.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, fenomena hujan es dapat terjadi karena dipicu oleh adanya pola konvektifitas di atmosfer dalam skala lokal-regional yang signifikan.

"Hujan es dapat terbentuk dari sistem awan konvektif jenis Cumulonimbus (Cb) yang umumnya memiliki dimensi menjulang tinggi yang menandakan bahwa adanya kondisi labilitas udara signifikan dalam sistem awan tersebut sehingga dapat membentuk butiran es di awan dengan ukuran yang cukup besar. Besarnya dimensi butiran es dan kuatnya aliran udara turun dalam sistem awan CB atau yang dikenal dengan istilah downdraft dapat menyebabkan butiran es dengan ukuran yang cukup besar yang terbentuk dipuncak awan Cb tersebut turun ke dasar awan hingga keluar dari awan dan menjadi fenomena hujan es," kata Guswanto dalam pernyataan tertulis yang diterima SINDOnews, Jumat (18/2/2022).

Menurut dia, kecepatan downdraft dari awan Cb yang signifikan dapat mengakibatkan butiran es yang keluar dari awan tidak mencair secara cepat di udara, dan bahkan ketika sampai jatuh ke permukaan bumi pun masih dalam berbentuk butiran es yang dikenal dengan fenomena hujan es.

"Mengingat potensi cuaca ekstrem berupa puting beliung, hujan es, hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang masih dapat terjadi hingga Maret-April mendatang, maka BMKG memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya potensi cuaca ekstrem tersebut serta dampak yang dapat ditimbulkan berupa bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, jalan licin, pohon tumbang, dll," tandasnya.

Intensitas Curah Hujan dan Angin Kencang Lebih Tinggi di 2022

Intensitas Curah Hujan dan Angin Kencang Lebih Tinggi di 2022

Hujan deras disertai angin kencang melanda sejumlah wilayah di Indonesia diantaranya Kabupaten Gayo Lues, Aceh dan di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan pada pertengahan Februari ini. Selain menyebabkan rumah rusak dihantam puting beliung cuaca ekstrem juga menyebabkan banjir dan tanah longsor.

Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis outlook iklim 2022. Outlook tersebut dibuat berdasarkan analisis iklim pada 2021 dan kondisi dinamika atmosfer global.

Hasilnya, curah hujan tahunan pada 2022 diprediksi sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan normalnya. Kondisi normal adalah rata-rata kondisi iklim dalam periode referensi pada 1981 - 2010.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan, sebaran hujan bulanan pada 2022, BMKG memprediksi bahwa curah hujan sepanjang Januari hingga Oktober secara umum akan sedikit lebih tinggi dibandingkan normalnya. Sedangkan pada November dan Desember curah hujan diprediksi sedikit lebih rendah dibanding normalnya.

Kondisi tersebut berpotensi terjadi di sejumlah wilayah di antaranya Sumatera utamanya sekitar pegunungan bukit barisan, sebagian Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Sementara curah hujan tahunan kurang dari 1.500 mm berpotensi terjadi di NTB, NTT dan Sulawesi Tengah.

Sehingga masyarakat diminta terus waspada menghadapi kondisi apapun, termasuk kondisi cuaca ekstrem dalam curah hujan tinggi ini.

Gelombang Tinggi hingga 6 Meter Berpotensi di Perairan Indonesia

Gelombang Tinggi hingga 6 Meter Berpotensi di Perairan Indonesia

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang tinggi di sejumlah wilayah perairan Indonesia. Tinggi gelombang mulai dari 1,25 hingga 6 meter.

BMKG mengatakan peringatan dini ini dikeluarkan melihat adanya pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Barat Laut Timur Laut dengan kecepatan angin berkisar 4-25 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Barat Daya Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 4-30 knot.

"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan Wakatobi, Laut Banda, Perairan Kepulauan Kai-Aru, Perairan Kepulauan Tanimbar dan Laut Arafuru," tulis BMKG dalam keterangan resminya, Sabtu (25/12/2021).

Gelombang 1,25-2,50 meter (sedang) berpeluang terjadi di Perairan Barat Aceh, Perairan Barat Pulau Simeuluehingga Lampung, Samudera Hindia Barat Aceh hingga Kepulauan Mentawai, Perairan Bengkulu-Enggano-Barat Lampung, Samudera Hindia Barat Sumatera, Selat Sunda Bagian Barat dan Selatan, Perairan Selatan Banten hingga Sumba Samudera Hindia Selatan Banten hingga NTT.

Kemudian, Selat Bali-Lombok-Alas Bagian Selatan, Perairan Pulau Sawu-Kupang-Pulau Rotte, Selat Sumba Bagian Barat, Selat Sape Bagian Selatan-Laut Sawu-Selat Ombai, Perairan Utara dan Selatan Flores, Laut Natuna Utara, Perairan Utara Kep Anambas hingga Kepulauan Natuna Perairan Kepulauan Selayar.

Selain itu, Laut Flores, Perairan Baubau-Wakatobi, Laut Sulawesi Bagian Timur, Perairan Kepulauan Sangihe hingga Kepulauan Talaud, Perairan Bitung-Likupang-Kepulauan Sitaro, Laut Maluku, Laut Banda Bagian Utara, Perairan Selatan Pulau Buru–Seram, Perairan Halmahera-Laut Halmahera, Perairan Fakfak-Kaimana, Perairan Amamapere, Perairan Utara Papua Barat–Papua, Perairan Kepulauan Sermata-Leti, Perairan Utara Kepulauan Kai-Aru, Samudera Pasifik Utara Halmahera hingga Papua.
(sms)