Ilmu Pengetahuan Meramal Akhir Zaman
Ilmu Pengetahuan Meramal Akhir Zaman
Zen Teguh Triwibowo
Rabu, 23 Februari 2022, 13:54 WIB

Kiamat. Keniscayaan itu tertera sebagai Sabda Tuhan di kitab-kitab suci. Tak ada yang tahu kapan datang. Namun, ilmu pengetahuan mencoba menerka.

Sinyal Kiamat, dari Pandemi hingga Perang Nuklir

Sinyal Kiamat, dari Pandemi hingga Perang Nuklir

Sejumlah ilmuwan memprediksi terjadinya kiamat melalui berbagai teori. Musnahnya kehidupan di muka bumi itu bisa disebabkan dari banyak faktor, mulai wabah hingga perang.

Berbagai teori pun mengemuka. Setidaknya terdapat delapan kejadian yang bisa memicu akhir zaman.

1. Pemanasan Global
Dari semua kekhawatiran tentang kiamat, perubahan iklim adalah ancaman terbesar yang dihadapi planet Bumi. Perubahan iklim dapat membuat cuaca ekstrem menjadi lebih parah, meningkatkan kekeringan di beberapa daerah, mengubah distribusi hewan dan penyakit di seluruh dunia, dan menyebabkan daerah dataran rendah di planet ini tenggelam akibat kenaikan permukaan laut. Rangkaian perubahan dapat menyebabkan ketidakstabilan politik, kekeringan parah, kelaparan, keruntuhan ekosistem, dan perubahan lain yang membuat Bumi menjadi tempat yang sangat tidak ramah untuk ditinggali.

2. Asteroid
Para ilmuwan khawatir terhadap batu ruang angkasa yang dapat memusnahkan Bumi. Dalam peristiwa Tunguska sebuah meteor menghancurkan dinosaurus dan merusak sekitar 2.000 kilometer persegi hutan Siberia pada tahun 1908. Dari begitu banyak asteroid di luar angkasa, baru sedikit yang diketahui para ilmuwan.

3. Pandemi
Penyakit Patogen mematikan baru muncul setiap tahun: Pandemi baru-baru ini mencakup wabah SARS (sindrom pernapasan akut parah), flu burung, dan, yang terbaru, virus corona.

4. Rekayasa Bencana
Penyakit alami bukan satu-satunya yang harus ditakuti. Pada 2011, komunitas ilmiah marah karena para peneliti telah merekayasa versi mutan dari flu burung H5N1 yang dapat ditularkan pada musang melalui udara. Hasilnya memicu kekhawatiran bahwa penyakit mematikan yang direkayasa dapat secara tidak sengaja keluar dari laboratorium atau sengaja dilepaskan, yang mengarah ke pandemi global.

5. Perang Nuklir
Banyak ilmuwan masih khawatir tentang ancaman akhir dunia klasik: perang nuklir global. Persediaan besar senjata nuklir di seluruh dunia dapat mendatangkan kehancuran jika mereka jatuh ke tangan yang salah.

6. Robot Pembunuh
Mesin pembunuh bukan sekadar fiksi. PBB baru-baru ini menyerukan larangan robot pembunuh karena para ahli khawatir bahwa beberapa negara sedang mengembangkannya.

7. Ledakan Penduduk
Ketakutan akan dunia yang kelebihan penduduk telah ada sejak abad ke-18, ketika diramalkan bahwa pertumbuhan penduduk akan menyebabkan kelaparan massal dan membebani planet ini. Dengan populasi global yang mencapai 7 miliar dan terus bertambah, banyak ahli konservasi berpikir bahwa pertumbuhan populasi adalah salah satu ancaman utama bagi planet ini. Sebab, manusia menggunakan bahan bakar fosil, menebangi hutan, dan secara fisik mengubah dunia tempat semua makhluk hidup.

8. Efek Bola Salju
Sebagian besar ilmuwan berpikir efek bola salju lebih mungkin terjadi. Misalnya, pemanasan global dapat meningkatkan prevalensi patogen sekaligus menyebabkan perubahan iklim yang meluas. Padahal rusaknya ekosistem dapat membuat produksi makanan menjadi menurun.

Jam Kiamat Disetel Ulang, Apa Dampaknya?

Jam Kiamat Disetel Ulang, Apa Dampaknya?

Tidak seorang pun tahu kapan kiamat terjadi. Namun, ilmuwan berbasiskan ilmu pegetahuan terus mencoba memprediksi tanda-tanda akhir kehidupan.

Pertanda tentang kiamat itu kembali mencuat kala para orang pintar yang tergabung dalam Buletin Ilmuwan Atom kembali menyetel ulang Jam Kiamat (Doomsday Clock). Penanda waktu itu dirombak dari saat ini yang berada 100 detik di ambang kehancuran.

Bagi banyak orang ini kali kedua bumi dinilai berada dalam situasi gawat karena sebelumnya, atau 2020 lalu ilmuwan juga menyetel ulang jam kiamat pada waktu 100 detik menjelang tengah malam. Pada, Kamis (20 Januari 2022) mala, Buletin Ilmuwan Atom menyetel jam kiamat di posisi 100 detik menjelang tengah malam.

Seperti dilansir dari Daily Star, Doomsday Clock merupakan simbol seberapa dekat bumi dengan kepunahan massal akibat ulah manusia. Pada 20 Januari ditetapkan sebagai waktu untuk setting ulang jam sekaligus memperingati lahirnya simbol tersebut.

Jam telah beringsut menjadi dua menit hingga tengah malam pada tahun 2018 dan kemudian menjadi 100 detik pada tahun 2020. Jarak terdekat dari jam kiamat menuju tengah malam terjadi pada puncak Perang Dingin tahun 1953.

Jam Kiamat diciptakan oleh The Bulletin of the Atomic Scientists pada tahun 1947. Organisasi ini telah didirikan dua tahun sebelumnya oleh Albert Einstein, J Robert Oppenheimer, Eugene Rabinowitch dan ilmuwan Universitas Chicago.

Jam terjauh dari tengah malam adalah 17 menit. Itu terjadi pada tahun 1991 ketika Presiden Amerika George HW Bush dan timpalannya dari Soviet Mikhail Gorbachev menandatangani Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis (START). Sebuah perjanjian untuk mengurangi jumlah senjata nuklir dan rudal balistik.

Wakil Ketua Bulletin's Science and Security Board Sharon Squassoni mengatakan, penyetelan ulang jam kiamat pada 100 deik hingga tengah malam mencerminkan penilaian dewan bahwa manusia berada dalam momen berbahaya.
"Perkembangan positif pada tahun 2021 gagal untuk melawan tren negatif jangka panjang," kata Sharon Squassoni, dikutip dari CNN, Rabu (23/1/2022).

Deretan Ramalan Kiamat yang Tinggal Kenangan

Deretan Ramalan Kiamat yang Tinggal Kenangan

Kiamat menjadi misteri yang paling membuat manusia penasaran untuk mengetahui kapan waktunya tiba. Sudah banyak ramalan sampai prediksi kapan waktu kiamat terjadi digaungkan, namun sampai detik ini belum ada satu pun yang terbukti. Ada yang meramalkan kehancuran dunia melalui banjir, kebakaran, dan hantaman komet, tapi tidak ada yang terjadi.

Menurut laman Britannica, sejumlah tahun pernah diramal bakal jadi akhir zaman. Kiamat Tahun 1542, misalnya. Seorang ahli matematika dan astrolog Jerman yang disegani, meramalkan bahwa banjir besar akan menutupi dunia pada 25 Februari 1524.

Ketika itu , semua planet yang diketahui akan sejajar di bawah Pisces, sebuah tanda air. Ratusan pamflet mengumumkan banjir yang akan datang dikeluarkan dan memicu kepanikan besar. Count von Iggleheim, seorang bangsawan Jerman, bahkan membangun sebuah bahtera berlantai tiga.

Ramalan lainnya, Kiamat Tahun 1666 yang mengacu pada kebakaran besar di London. Banyak orang Kristen di Eropa abad ke-17 takut akan akhir dunia pada tahun 1666. Kebakaran Besar London, yang berlangsung dari 2 September hingga 5 September tahun itu, menghancurkan sebagian besar kota, termasuk 87 gereja paroki dan sekitar 13.000 rumah.

Banyak yang melihat kejadian itu sebagai penggenapan dari nubuatan akhir dunia. Meskipun kebakaran menimbulkan kerusakan properti yang begitu besar, namun jumlah korban tewas dari kebakaran tersebut sangat rendah, dilaporkan hanya 10 orang, jadi bukan akhir dunia.

Ada juga Kiamat Tahun 1806 yang juga dijuluki Telur Ayam dari Leeds. Pada 1806, seekor ayam peliharaan di Leeds, Inggris, bikin heboh setelah bertelur dengan tulisan “Kristus akan datang.”

Sejumlah besar orang dilaporkan mengunjungi ayam itu dan mulai putus asa akan Hari Penghakiman yang akan datang. Namun, belakang diketahui bahwa pesan pada telur itu sebenarnya bukan pesan kenabian, melainkan bikinan peternak ayam itu.

Dia telah menulis telur itu dengan tinta korosif dan memasukkannya kembali ke dalam tubuh ayam malang itu.
(zen)