Syawal Bulan Pembuktian Ketakwaan setelah Puasa Ramadan

Syawal Bulan Pembuktian Ketakwaan setelah Puasa Ramadan

Andryanto Wisnuwidodo
Rabu, 16 April 2025, 10:09 WIB

Syawal menjadi bulan pembuktian ketakwaan umat muslim kepada Allah setelah sebulan menjalankan puasa Ramadan dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah.

Syawal Bulan Pembuktian Kualitas Keimanan dan Ketakwaan

Syawal Bulan Pembuktian Kualitas Keimanan dan Ketakwaan

Syawal menjadi bulan pembuktian keimanan dan ketakwaan umat muslim dengan senantiasa meningkatkan semangat ibadah kita pasca Ramadan . Ada tiga hal yang bisa dilakukan umat muslim di bulan Syawal dengan muhasabah (evaluasi diri), mujahadah (bersungguh-sungguh), dan muraqabah (mendekatkan diri kepada Allah).

Momentum Syawal ini menjadi amalan untuk meningkatkan dan menguatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Pengertian takwa itu sendiri adalah:
ْتِثَالُ أَوَامِرِ اللهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ سِرًّا وَعَلَانِيَّةً ظَاهِرًا وَبَاطِنًا


Yakni menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala apa pun yang dilarang oleh-Nya baik dalam keadaan sunyi maupun terang-terangan, dalam wujud lahir maupun batin. Perlu kita sadari bahwa tingkat ketakwaan inilah yang akan menjadi penyelamat kita di dunia dan akhirat sebagaimana sabda Nabi Muhammad yang diriwayatkan dari Ibnu 'Abbas RA:

وَمَنْ يَتَّقِ اللهَ يُنْجِهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ


Artinya: "Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah, maka Allah akan menyelamatkannya di dunia dan akhirat."

Baca Juga: Memaknai Idulfitri untuk Kembali ke Fitrah Islamiyah

Menteri Agama Nasaruddin Umar mengajak seluruh muslim untuk senantiasa menjaga spirit Ramadan. Menag Nasaruddin Umar menjelaskan, bekal yang dibawa dari Ramadan sekaligus menjadi upaya untuk menjaga kemabruran puasa selama 11 bulan yang akan datang. ''Spirit Ramadan ini perlu terus dirawat dalam menatap kehidupan mendatang,"kata Menag Nasaruddin Umar.

Spirit Ramadan ini perlu terus dirawat dalam menatap kehidupan mendatang
Nasaruddin Umar


Selain menguatkan ketakwaan kepada Allah, umat Islam wajib senantiasa bersyukur kepada-Nya karena mendapatkan kenikmatan yang tidak bisa dihitung satu-persatu. Dengan mensyukuri nikmat Allah juga akan mampu mengubah kehidupan kita lebih baik di masa mendatang.

Karena Allah tidak akan mengubah nasib atau keadaan kita sendiri kecuali diri kita yang memiliki tekad untuk mengubahnya.

اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ


Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri." (QS Ar-Ra'du: 11)

Dan di antara kenikmatan yang harus selalu disyukuri saat ini adalah diberinya umur panjang oleh Allah sehingga dapat menikmati dan melewati bulan suci Ramadan tahun ini. Termasuk ketika Allah memberikan kesempatan bisa berjumpa dengan bulan Syawal.

Ya, bulan Syawal menjadi bulan yang spesial karena di bulan ini umat Islam dapat merayakan Hari Raya Idulfitri, hari kemenangan setelah berpuasa Ramadan selama satu bulan penuh.

Dari segi bahasa, kata Syawal (شَوَّالُ) berasal dari kata Syala (شَالَ) yang memiliki arti irtafaa (اِرْتَفَعَ) yakni meningkatkan. Makna definisi ini menjadi inspirasi bagi kita untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah yang selama bulan Ramadan cenderung menguat dan meningkat.

Setiap muslim dapat menilai diri sendiri bagaimana kualitas ibadah. Apakah kualitas ibadah salatnya lebih tinggi di bulan Ramadan dibanding dengan bulan-bulan biasanya. Begitu juga kuantitas ibadah lainnya meningkat di bulan Ramadan seperti zakat, infak, dan sedekah di samping ibadah utama di bulan Ramadan yakni berpuasa.

Spirit bulan Syawal harus dijaga agar apa yang diperoleh selama Ramadan bisa dilanjutkan. Nah, semangat inilah yang harus dipertahankan atau ditingkatkan di bulan Syawal dan bulan-bulan ke depannya dengan melakukan Muhasabah, Mujahadah, dan Muraqabah.

Bulan Syawal, 6 Julukan dan 9 Amalan Sunah yang Harus Diamalkan

Bulan Syawal, 6 Julukan dan 9 Amalan Sunah yang Harus Diamalkan

Bulan Syawal
memiliki banyak julukan karena keistimewaaannya sebagai bulan kembalinya umat Islam ke fitrahnya sebagai manusia. Ada setidaknya 6 julukan bagi bulan Syawal yang harus diketahui umat muslim.

1. Bulan Kembali ke Fitrah
Setelah melaksanakan puasa Ramadan selama sebulan penuh, maka pada bulan Syawal adalah bulan kembalinya umat Islam kepada fitrahnya, diampuni semua dosanya. Karenanya masuk 1 Syawal, umat Islam merayakan Idulfitri dan diharamkan berpuasa.

2. Bulan Takbir
Pada tanggal 1 Syawal, seluruh umat Islam di berbagai belahan dunia akan mengumandangkan takbir. Takbir akan terdenger serentak oleh seluruh umat Islam. Takbir akan mulai dikumandangkan begitu malam memasuki tanggal 1 Syawal (malam takbiran), menjelang Salat Idulfitri. Ini merupakan bentuk rasa syukur atas keberhasilan ibadah Ramadan selama sebulan penuh. Pada saat ini pula umat Islam akan memperbanyak zikir, takbir, tahmid, dan tasbih.

Baca Juga: Memaknai Idulfitri untuk Kembali ke Fitrah Islamiyah

3. Bulan Bersilaturahmi
Pada bulan ini akan terlihat banyak umat Islam yang melakukan silaturahmi atau yang biasa disebut dengan halalbihalal. Saling berkunjung ke sanak saudara, kerabat dan tetangga untuk silaturahmi sekaligus bermaaf-maafan.

4. Bulan Keceriaan
Syawal merupakan bulan yang menajdi momen umat Islam bersuka cita, bersalaman, berpelukan, bertangis bahagia, mengucap syukur yang agung, meminta maaf, dan memaafkan yang bersalah. Ini merupakan bulan yang penuh dengan nuansa ceria.

5. Bulan Pembuktian Ketakwaan
Inilah makna terpenting di bulan Syawal. Selain untuk membuktikan takwa umat Islam, di bulan Syawal juga merupakan bulan dimana kualitas dan kuantitas ibadah meningkat.

6. Bulan Nikah

Bulan Syawal dipercayai sebagai bulan yang baik untuk melangsungkan pernikahan. Di bulan ini pula Rasulullah melangsungkan pernikahan dengan istrinya, Sayyidah Aisyah. Hal ini juga merupakan dobrakan kepada tradisi jahiliyah yang menentang untuk menikah pada bulan Syawal.

Amalan Sunah di bulan Syawal
Julukan untuk bulan Syawal ini tidak terlepas dari amalan-amalan sunah yang baik yang dianjurkan untuk kita amalkan di bulan Syawal ini, antara lain:

1. Berpuasa selama 6 hari di bulan Syawal
2. Iktikaf
Iktikaf biasanya dilakukan pada malam terakhir pada bulan Ramadan, namun juga bisa di ganti pada saat masuk ke bulan Syawal. 3. Menikah pada bulan Syawal
4. Bertakbir malam Idulfitri
5. Salat Ied
6. Meningkatkan salat 5 Waktu
7. Melanjutkan Qiyamullail dan Tadarus Al-Qur’an
8. Memperbanyak puasa sunah lainnya
9. Bersedekah

Hikmah Puasa Syawal dan Tanda Diterimanya Ketaatan

Hikmah Puasa Syawal dan Tanda Diterimanya Ketaatan

Umat Islam dianjurkan mengamalkan 6 hari puasa Syawal setelah hari raya idulfitri sebagai perayaan kemenangan berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadan . Banyak keistimewaan dan hikmah serta manfaat dari puasa Syawal ini.

Anjuran melaksanakan puasa sunah 6 hari di bulan Syawal, tercantum dalam hadis Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam berikut ini: Dari Abu Ayub Al-Anshari bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa berpuasa ramadan kemudian mengikutinya dengan puasa selama 6 hari di bulan syawal, maka seolah-olah ia telah berpuasa dahr penuh.” (HR. Muslim)

Baca Juga: Memaknai Idulfitri untuk Kembali ke Fitrah Islamiyah

Hadis ini merupakan dalil yang menunjukkan keutamaaan puasa 6 hari pada bulan Syawal, dan yang dimaksud dengan “ad-Dahr” di sini adalah setahun, maknanya, seakan-akan ia telah berpuasa setahun penuh. Disebutkan dalam riwayat an-Nasa-i,

جعل الله الحسنة بعشرة أمثالها. فشهر بعشرة أشهر، وصيام ستة أيام بعد الفطر تمام السنة


“Allah menjadikan kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. (puasa) sebulan dibalas dengan (pahala puasa) 10 bulan, dan berpuasa selama 6 hari (di bulan Syawwal) setelah idulfitri sebagai penyempurna (puasa) setahun.” (HR. an-Nasa-i, di dalam al-Kubra 2/162 dari hadis Tsuban)

Mengutip tulisan Ustaz Amar Abdullah bin Syakir, dijelaskan, bahwa hadis ini termasuk karunia Allah yang diberikan kepada hambaNya, mendapatkan pahala puasa setahun dengan tanpa kepayahan. Dan inilah hikmah dilakukannya puasa sunah 6 hari (di bulan Syawal).

Selayaknya seorang muslim berpuasa 6 hari ini agar ia mendapatkan keuntungan dengan meraih keutamaan yang agung ini. Dan, merupakan pertanda diterimanya ketaatan adalah disambungnya ketaatan tersebut dengan ketaatan yang lainnya. Puasa hari-hari ini (yakni, 6 hari di bulan Syawal) merupakan dalil yang menunjukkan kesukaan pelakunya terhadap puasa dan bahwa ia tidak merasa bosan untuk melakukannya, tidak pula merasa berat.

Berikut Keutamaan dan Niatnya Seperti diketahui puasa termasuk amal yang paling utama dalam Islam. Dan di antara buah dari puasa sunah adalah bahwa hal tersebut menambal kekurangan yang terjadi pada perkara fardhu yang telah dilakukan.

Dalam hal tersebut Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang salat, ar-rabb tabaraka wata‘ala berfirman,

انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ؟ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنْ الْفَرِيضَةِ، ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ كَذَلِكَ


“Lihatlah apakah hambaku mempunyai amal sunah? maka dengan amal sunnah tersebut Allah menyempurnakan kekurangan amal fardhu yang telah dikerjakannya. Kemudian, seluruh amalnya demikian halnya.” (HR. an-Nasa-i, di dalam al-Kubra 2/162 dari hadis Tsuban)

Puasa yang dilakukan setelah Idulfitri memiliki beberapa keistimewaan dari beberapa aspek, antara lain:
1. Hal tersebut merupakan bentuk bergegas untuk melakukan kebaikan.
2. Bersegara melakukannya merupakan bukti yang menunjukkan kesukaan untuk melakukan puasa dan tidak merasa bosan.
3. Untuk menghindari dari sesuatu yang mungkin akan menghalanginya untuk melakukannya bila ia menunda pelaksanaannya.
4. Bahwa puasa 6 hari setelah an seperti salat sunah bersama dengan salat fardhu, oleh kerena itu hal tersebut dilakukan setelahnya.

Peristiwa Bersejarah yang Mengiringi Datangnya Bulan Syawal

Peristiwa Bersejarah yang Mengiringi Datangnya Bulan Syawal

Hari ini kita masih berada di bulan Syawal 1446 Hijriyah Tahun 2025 Masehi. Syawal (شوال) berasal dari kata Syala yang berarti naik atau meninggi. Pada bulan ini, kedudukan dan derajat kaum Muslimin meninggi di sisi Allah, karena telah melewati bulan ujian dan ibadah selama Ramadhan. Syawal merupakan bulan pertama pembuktian nilai-nilai takwa.

Tahukah Anda, pada bulan Syawal banyak peristiwa bersejarah dalam peradaban Islam. Berikut peristiwa penting di bulan Syawal yang perlu diketahui umat Islam:

1. Tanggal 27 Syawal Tahun ke-10 kenabian, Nabi Muhammad SAW berdakwah ke Thaif. Beliau berdakwah sekaligus-mencari suaka karena kerasnya permusuhan kafir Qurays setelah wafatnya Abu Tholib. Namun beliau mendapatkan pengusiran dari warga Thaif. Meski diusir, Nabi justru mendoakan warga Thaif. Inilah salah satu akhlak mulia Rasulullah yang patut kita teladani.

Baca Juga: Memaknai Idulfitri untuk Kembali ke Fitrah Islamiyah

2. Syawal Tahun ke-1 Hijriyah, Kelahiran Abdullah bin Zubair. Beliaulah bayi pertama Muhajirin yang lahir di Madinah, setelah tersebarnya isu seorang ahli tenung Yahudi telah menyebarkan tenungnya kepada kaum muslimin sehingga mereka mandul semua. Di bulan Syawal Tahun 1 Hijriyah, terjadi Perang Bani Qainuqa, klan Yahudi yang berkhianat terhadap perjanjian damai.

3. Syawal Tahun ke-2 Hijriyah, Nabi Muhammad menikahi Sayyidah Aisyah putri Abu Bakar. Beliaulah perempuan yang paling berkah untuk umat ini karena telah menyebarluaskan ilmu kepada ummat ini. Umat Islam patut berutang budi kepada beliau karena jasanya yang sangat agung.

4. Syawal Tahun ke-4 Hijriyah, Nabi Muhammad menikahi Ummu Salamah. Ummu Salamah adalah seorang janda yang berhijrah 2 kali bersama suaminya, setelah Abu Salamah meninggal dalam menunaikan tugas dakwah, maka Nabi menikahinya untuk menguatkan Islam.

5. Tanggal 17 Syawal Tahun ke-3 Hijriyah, Perang Uhud. Salah satu perang yang disebut-sebut dalam Al-Qur'an sebagai salah ujian ketaatan kepada sunnah dan perintah Nabi صلى الله عليه وسلم. Sebuah pelajaran berharga, akibat meninggalkan satu sunnah maka kaum muslimin mendapat musibah yang besar.

6. Tanggal 18 Syawal Tahun ke-5 Hijriyah, terjadi Perang Khandaq (Ahzab). Sebuah perang yang diabadikan Allah sebagai nama salah satu Surah dalam Al-Qur'an. Perang yang fonumenal, dengan taktik dan strategi yang baru dalam peperangan yang belum pernah dikenal sebelumnya. Perang untuk membuktikan keimanan atas janji Allah melawan kepungan pasukan gabungan Qurays, sekutunya dan Yahudi, dengan kemenangan yang luar biasa.

7. Tanggal 6 Syawal Tahun ke-8 Hijriyah, terjadi Perang Hunain. Perang yang terjadi setelah Futuh Makkah pada Ramadhan tahun 8 Hijriyah, karena gengsi suku baduy mereka ingin menundukkan Qurays setelah ditaklukkan Rasulullah. Awalnya kaum muslimin kalah, karena mulai tumbuh bibit kesombongan pada mereka karena merasa banyaknya jumlah pasukan. NamunAllah memenangkan kaum muslimin disebabkan keteguhan para As-Sabiqunal Awaalin (sahabat yang awal masuk Islam) yang tetap kokoh dan tangguh dalam keimanan.

8. Syawal Tahun ke-14 Hijriyah, Penaklukan Mada'in, ibukota imperium Persia. Amirul Mukminin Umar bin Khattab menaklukkan Madyan, dan istana Raja Parsi yang dikenal dengan nama Istana Putih.

9. Tanggal 13 Syawal Tahun ke-194 Hijriyah, Imam Al-Bukhari Lahir di Bukhara, Uzbekistan. Menurut Ibnu Hajar Al Asqalani, Imam al-Bukhari berhasil menuliskan sebanyak 9.082 hadis dalam karya monumentalnya bertajuk al-Jami'al-Shahil yang dikenal sebagai Shahih Bukhari, yaitu kitab yang paling shahih setelah Al-Qur'an. Demikian peristiwa pentingdi bulan Syawal. Semoga Allah mempertemukan kita dengan bulan Ramadhan berikutnya dengan keimanan dan mengharap ridha-Nya.
Author
Andryanto Wisnuwidodo