Link Copied
Kenaikan Harga Beras Bikin Waswas

Kenaikan Harga Beras Bikin Waswas

By Mohammad Faizal
Harga beras terus merangkak naik sebulan terakhir dipicu faktor internal maupun eksternal, memicu kekhawatiran bakal terkereknya inflasi di dalam negeri.

Dijepit Faktor Internal-Eksternal, Harga Beras Kian Melejit

Dijepit Faktor Internal-Eksternal, Harga Beras Kian Melejit

Foto/ANTARA

Faktor internal maupun eksternal membuat harga beras di dalam negeri kian meninggi. Pengamat Pangan Universitas Pertanian Bogor (IPB) Sahara memperkirakan, harga beras di Indonesia diperkirakan masih akan terus mengalami kenaikan.

Menurut Sahara, faktor eksternal yang mempengaruhi antara lain naiknya harga beras di India, yang mengalami kenaikan sekitar 3%. Masuknya tahun politik di negara itu juga membuat otoritas setempat terus berupaya menekan harga beras dengan cara memprioritaskan pemenuhan kebutuhan pasar domestik.

Hal itu berdampak pada lahirnya kebijakan larangan ekspor beras India. Sementara, porsi importasi beras Indonesia dari India sendiri sebesar 22% dari kuota impor yang diberikan oleh pemerintah.

"Di India ada kebanjiran, maka produksi beras itu mengalami penurunan, akhirnya harga beras di India naik 3%. Itulah kenapa India berhenti ekspor beras untuk menstabilkan pasokan dan harga dalam negerinya. Apalagi India juga akan melakukan pemilu," kata Sahara, Senin (4/9/2023).

Untuk faktor internal, penurunan produksi beras di dalam negeri akibat musim kemarau panjang yang dipicu El Nino menjadi penyebab utama. Lahan-lahan pertanian terancam gagal panen dan Pemerintah memproyeksikan faktor musim kemarau panjang ini akan memangkas produksi beras nasional sekitar 1,5 juta ton sepanjang tahun 2023 ini.
"Produksi harga beras di Indonesia itu mengalami penurunan, bahkan di periode Juli-September 2023 itu turun sekitar 4% dibandingkan periode yang lalu," kata Sahara.

Kedua faktor tadi menurutnya menjadi pembentuk harga beras di pasar Indonesia yang diperkirakan bakal terus mengalami peningkatan. "Kenaikan harga beras itu diduga akan tetap terjadi, karena India sebagai negara eksportir beras itu (produksinya) menurun dan di Indonesia ada kekeringan panjang," tandasnya.

Harga Beras Tinggi, Kebijakan HET dan Bansos Pangan Tak Berefek?

Harga Beras Tinggi, Kebijakan HET dan Bansos Pangan Tak Berefek?

Foto/Mushaful Imam

Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika menilai kebijakan harga eceran tertinggi (HET) untuk beras tidak efektif mengendalikan harga di pasar. Hal itu menurutnya disebabkan masalah utama kenaikan harga ada di sisi produksi, alias suplai.

Saat pasokan beras berkurang, maka sudah otomatis harga akan naik, meskipun pemerintah menetapkan HET. Terlebih, Yeka menilai belum ada mekanisme pengawasan yang jelas dari kebijakan tersebut. "Pola kebijakan HET tidak pas menstabilkan harga, beras ini pada intinya masalah supply-demand. Kalau suplai banyak harga bisa turun, kalau beras sedikit harga naik. Ini masalah persoalan produksi, buat apa pakai HET," kata Yeka dalam konferensi pers virtual, Senin (18/9/2023).

Kementerian Perdagangan telah menerbitkan Permendag No. 57/2017 tentang HET Beras Premium maksimal Rp12.800 sejak Bulan Januari 2022-Maret 2023. Namun berdasarkan data Kemendag, sejak bulan November 2022 lalu harga beras mulai di atas HET sebesar Rp12.814/kg. Sejak November, akhirnya harga beras premium terus melonjak hingga pada April 2023 lalu.

Kemendag kemudian melakukan revisi terhadap aturan HET beras premium, menjadi Rp13.900/kg. Akan tetapi sejak April itu harga beras terus mengalami kenaikan hingga kembali berada di atas HET. Hingga September ini harga beras premium berada di angka Rp14.555.

Kondisi serupa juga tidak berbeda jauh dengan harga beras medium. Kemendag juga menerbitkan Permendag No. 57 Tahun 2017 soal HET beras Medium. Lewat regulasi tersebut Kemendag mengatur batasan maksimal untuk harga beras medium Rp9.450/kg.

Namun nyatanya sejak Januari 2022 harga beras sudah di atas HET, yaitu Rp10.362/kg. Akhirnya Kemendag melakukan revisi terhadap HET untuk harga beras medium dengan mengubah HET menjadi Rp10.900/kg. Meski sudah dinaikkan, harga beras medium juga masih di atas HET. Sejak Bulan April 2023 harga beras medium sudah Rp12.059/kg, bahkan hingga September 2023 ini harga beras medium sudah Rp12.740/kg.

"Kebijakan ini tidak efektif meredam harga beras, buktinya di atas HET semua. Kalau kita lihat HET naik dari Rp9.450 ke Rp10.900. Tapi terjadi kenaikan harga beras medium sekitar 15,25% hingga 20,15% berdasarkan perbandingan bulan September 2022 dengan 2023," lanjut Yeka.

Sementara itu, upaya pemerintah menstabilkan harga beras lewat kebijakan bansos beras juga dinilai tak berdampak. "Sejak Agustus pemerintah sudah memberikan bantuan pangan. Kita ukur nih, tetap liar tuh harganya meski sudah ada bantuan beras, ternyata harga naik terus," sambungnya.

Ombudsman melakukan rekapitulasi data harga beras sepanjang Agustus 2023 lalu ketika ada kebijakan bantuan pangan hingga pertengahan September 2023. Hasilnya setiap minggu, baik harga beras premium maupun medium, tetap mengalami kenaikan. Pada tanggal 6 Agustus 2023 lalu, harga beras premium Rp13.610/kg, tren kenaikan harga beras ini terus berlanjut hingga 17 September dan harga beras premium mencapai Rp15.180/kg.

Hal yang sama juga terjadi untuk harga beras medium, pada 6 Agustus lalu, hargnya Rp11.990/kg, terus naik hingga 17 September lalu menjadi Rp12.700/kg. Baca Juga PO 27 Trans Pamer Bus Baru Pakai Sasis Tronton, Layani Rute Jakarta-Malang.

"Berarti ada hal yang belum dilakukan pemerintah, (atau) apakah karena kenaikan terlalu besar, sehingga daya untuk meredam butuh energi lebih besar," tandasnya.

Melonjak hingga 11% Lebih, Harga Beras Jauh di Atas HET

Melonjak hingga 11% Lebih, Harga Beras Jauh di Atas HET

Foto/ANTARA

Kenaikan harga beras belakangan ini menjadi perhatian Ombudsman RI. Lembaga negara yang berwenang melakukan pengawasan penyelenggaraan pelayanan publik di seluruh Indonesia ini mengungkap, harga beras masih terus mengalami kenaikan.

Berdasarkan temuan Ombudsman RI, pada periode Agustus-September 2023 beras premium naik 11,54%. Sementara itu, pada periode yang sama harga beras medium naik 5,92%.

Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika menjelaskan, harga beras premium pada minggu pertama Agustus masih Rp13.610/kg. Kemudian, harga itu naik pada minggu ketiga September menjadi Rp15.180/kg.

Sedangkan untuk harga beras medium, pada minggu Agustus harganya Rp11.990/kg dan kemudian bergerak naik sehingga pada minggu ketiga September berada di angka Rp12.700/kg. Harga tersebut diambil berdasarkan harga beras rerata nasional.

"Sejak Agustus kemarin itu, pemerintah sudah melakukan intervensi berupa penyaluran beras dan bantuan pangan. Kita lihat ternyata harga juga naik terus," ujar Yeka dalam konferensi persnya, Senin (18/9/2023).

Harga-harga beras tersebut, kata dia, baik premium maupun medium, sudah berada di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan melalui Permendag No. 27 Tahun 2017 tengah HET Beras. Lewat kebijakan tersebut, Kemendag menetapkan HET beras untuk kelas premium Rp12.800/kg.

Namun, berdasarkan data Kemendag, sejak November 2022 lalu harga beras sudah mulai di atas HET. Sedangkan untuk harga beras medium yang diatur berdasarkan beleid yang sama Rp9.450/kg. Namun sejak Januari 2022 harga beras itu sudah berada Rp10.362/kg.

"Kebijakan ini tidak efektif meredam harga beras, buktinya di atas HET semua. Kalau kita lihat HET naik dari Rp9.450 ke Rp10.900. Tapi terjadi kenaikan harga beras medium sekitar 15,25% hingga 20,15% berdasarkan perbandingan September 2022 dengan 2023," tandas Yeka.

Harga Beras Tinggi, Jokowi Harapkan 3 Minggu Lagi Mulai Turun

Harga Beras Tinggi, Jokowi Harapkan 3 Minggu Lagi Mulai Turun

Foto/ANTARA/Ilustrasi

Tingginya harga beras saat ini diakui Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kenyataan itu didapati Kepala Negara saat meninjau harga pangan dan pasokan sejumlah komoditas di Pasar Jatinegara , Jakarta Timur, Selasa (19/9/2023).

Namun, secara keseluruhan Jokowi menilai harga sejumlah komoditas pangan masih dalam kondisi yang baik. "Ya baik, harga kayak bawang merah turun, bawang putih juga turun, hanya satu memang masih (tinggi) beras," ujar Presiden di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur.

Namun, Presiden menegaskan bahwa pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menurunkan harga beras di pasaran. Di antaranya melakukan operasi pasar, retail, hingga grosir.
"Kita harapkan mungkin dalam dua-tiga minggu ini akan mulai turun meskipun juga sudah turun sedikit," ungkap Presiden.

Presiden juga menegaskan bahwa bahwa pasokan beras nasional saat ini masih mencukupi. Pemerintah memiliki 2 juta ton stok beras, dimana 1,6 juta ton beras sudah berada di Indonesia dan 400.000 ton lainnya masih dalam perjalanan.

"Itu pun masih akan kita tambah lagi 1 juta ton untuk memastikan bahwa stoknya itu ada sehingga kita tidak khawatir karena kekeringan produksi turun, ada stoknya," tegas Jokowi.
(fjo)