Link Copied
Waspada! El Nino Ancam Ketahanan Pangan

Waspada! El Nino Ancam Ketahanan Pangan

By Mohammad Faizal
Fenomena El Nino yang dapat memicu kemarau panjang dikhawatirkan mengganggu produktivitas pertanian nasional. Harga pangan pun ditakutkan bakal melambung.

Dibayangi Cuaca Ekstrem El Nino, Harga Pangan Bisa Melambung

Dibayangi Cuaca Ekstrem El Nino, Harga Pangan Bisa Melambung


Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengingatkan risiko terjadinya kenaikan harga pangan akibat dampak cuaca ekstrem El Nino. Tak main-main, semua pemangku kepentingan serta masyarakat diminta bersiap menghadapi kemungkinan ini.

"Ini sudah masuk El Nino, kalau saudara-saudara lihat berita, di India panasnya sampai ada korban, juga sebagian Tiongkok, ASEAN, kemarin di Malaysia, di mana-mana panasnya tidak seperti biasa, tentu ini akan pengaruhi produksi pangan. Jadi kita mesti siap-siap," ujar Zulhas, sapaan akrab Zulkifli Hasan, saat ditemui di Tangerang Selatan, Jumat (19/5/2023).

Bahkan, Mendag menyebutkan bahwa beberapa komoditas pangan saat ini harganya sudah mulai merangkak naik. Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, komoditas yang harganya menanjak antara lain bawang, cabai, beras, gula, dan telur.

"Beda halnya dengan negara bagian barat seperti Amerika Latin, komoditas kedelai dan gandumnya bagus. Tetapi Asia, India, China, ASEAN, itu cuacanya panas sekali, dan kita khawatir ini mempengaruhi terhadap produksi pangan kita," ujarnya.

Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nyoto Suwignyo sebelumnya mengatakan, saat ini pemerintah tengah fokus meningkatkan stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) komoditas pangan strategis. Langkah tersebut bertujuan menjaga ketersediaan pangan di tengah ancaman El Nino.

"Upaya meningkatkan CPP terus dilakukan, termasuk dengan mengoptimalkan peran BUMN Pangan yaitu Perum Bulog dan Holding Pangan ID FOOD," ucapnya.

Menurut dia, Bulog tengah fokus menyiapkan cadangan untuk Beras, jagung, dan kedelai. Sedangkan ID FOOD menyiapkan cadangan pangan seperti gula, bawang, cabai, daging sapi, daging ayam, telur, serta minyak goreng dan ikan.

Antisipasi El Nino, Bapanas Siap Jaga Stabilitas Pangan

Antisipasi El Nino, Bapanas Siap Jaga Stabilitas Pangan


Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan antisipasi disiapkan untuk menghadapi kemungkinan melonjaknya harga pangan akibat dampak cuaca esktrem El Nino. Persiapan di antaranya mulai dari menyiapkan stok beras hingga pemberian stimulus bantuan pangan.

Bapanas juga memastikan bahwa kondisi stok beras di Indonesia saat ini aman untuk menghadapi fenomena El Nino yang membuat suhu udara lebih panas dan bisa memicu kekeringan. Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyebutkan, saat ini telah ada stok 362.000 ton beras yang disiapkan pemerintah melalui Bulog untuk mengantisipasi fenomena El Nino yang diproyeksikan datang pada Agustus.

"Stok aman, posisi stok hari ini 362.000 ton ada di Bulog. Sebanyak 200.000 ton itu panen dari dalam negeri, sudah hasil serapan. Jadi bantuan pangan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, itu, sudah dari dalam negeri," ujarnya ditemui saat kunjungan kerjanya di Malang, Jawa Timur, Sabtu (6/5/2023).

Guna menjaga kestabilan harga dan stok beras, lanjut dia, pemerintah juga baru saja menaikkan harga beli padi dari petani menjadi Rp9.950 per kilogramnya, dari sebelumnya Rp8.300 per kilogram. Pemerintah juga terus mengontrol kestabilan harga di hilir atau di pasaran.

"Di hilir, sementara untuk HET (Harga Eceran Tertinggi), ditingkatkan dari Rp12.800 per kilogram, menjadi Rp13.900 karena ada faktor produksi, seperti kenaikan harga BBM, hari orang kerja, kenaikan harga pupuk, itu sudah kita hitung bersama. Sehingga hari ini adalah harga keseimbangan baru. Tidak mungkin lagi harganya sama dengan tahun lalu," tandasnya.

Di sisi lain, imbuh Arief, daya beli masyarakat perlu ditingkatkan di tengah gejolak ekonomi yang masih melanda. Salah satu caranya melalui bantuan pangan berupa beras selama tiga bulan, mulai 31 Maret hingga Mei 2023 nanti.

"Presiden memerintahkan untuk memberikan bantuan pangan dalam bentuk beras selama tiga bulan mulai 31 Maret hingga Mei. Jadi tiga bulan ini, akan diberikan kepada 21,353 juta KPM (Keluarga Penerima Manfaat), data dari Kemensos," terangnya.

Bulog juga diminta menyiapkan beras tersebut masing-masing 10 kilogram selama tiga bulan ke depan. “Untuk daerah yang remote, kita lakukan dobel, langsung dobel. Supaya saudara-saudara kita yang memerlukan bisa mengakses pangan dengan harga yang baik," papar Arief.

Dampak El Nino: Produksi Pertanian Bisa Turun hingga 45%

Dampak El Nino: Produksi Pertanian Bisa Turun hingga 45%


Musim kemarau panjang yang dipicu El Nino diperkirakan akan berdampak buruk terhadap sektor pertanian. Tak main-main, produktivitas pertanian bisa turun 15%-45% jika dibandingkan dengan kondisi normal.

"Dampak dari El Nino, produktivitas bisa berkurang, antara 15-45% di beberapa tempat, pengalaman yang lalu kondisi tanah sampai menyebabkan fuso (gagal panen)," ujar pengamat pertanian dan pangan IPB Bayu Krisnamurthi dalam Market Review IDXChannel, Rabu (3/5/2023).

Bayu menjelaskan, tahun ini El Nino kemungkinan akan lebih berdampak terhadap wilayah di Indonesia yang berada di selatan khatulistiwa, seperti Pulau Jawa, NTB, Bali, atau Sumatra Selatan. Wilayah tersebut merupakan sentra produksi pertanian terbesar di Indonesia. Selain itu El Nino kemungkinan baru akan terasa berdampak pada hasil panen pada musim tanam kedua, yaitu setelah April atau Mei yang saat ini tengah memasuki panen raya.

"Kalau dilihat dari laporan BMKG, sudah masuk El Nino. 41% daerah di Indonesia akan masuk musim kering lebih awal, sejak bulan Mei, dan 47% daerah di Indonesia akan mengalami musim kering yang lebih kering," kata Bayu.

Dampak dari kondisi ini, lanjut dia, akan menekan produktivitas pertanian dan pada akhirnya merembet pada harga jual produk pangan di pasar. "El-Nino belum masuk saja sudah ada dampaknya ke pasar, bahkan harga beras, dibandingkan dengan tahun lalu itu sudah terjadi kenaikan 20-21%, sedangkan saat ini baru akan masuk El Nino," kata Bayu.

Dia menambahkan, El Nino bisa mempengaruhi jadwal tanam. Petani bisa menunda atau mundur masa tanamnya, sehingga masa panen pun ikut mundur. Kehadiran El Nino juga dikhawatirkan bisa membawa hama penyakit dan membuat kualitas menurun.

"Jadi saya pikir ini sangatlah serius untuk kita hadapi, bagaimana menjamin ketersediaan maupun harga pangan di masyarakat," pungkasnya.

Pemerintah Waspadai Ancaman Inflasi Akibat Dampak El Nino

Pemerintah Waspadai Ancaman Inflasi Akibat Dampak El Nino


Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu mengatakan bahwa ke depan pemerintah akan terus berfokus untuk menjaga ketersediaan pangan, terutama dengan adanya risiko ancaman El Nino yang berpengaruh pada produktivitas pangan.

"Komitmen pengendalian inflasi terus diupayakan guna mendukung pencapaian inflasi sesuai dengan target 2023," ungkap Febrio di Jakarta, Rabu (3/5/2023).

Dia menyebutkan, sejauh ini laju inflasi dapat dikendalikan. Selama masa Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idulfitri, inflasi tercatat sebesar 4,33% secara tahunan (year on year/yoy) pada April 2023 lebih rendah dari Maret 2023 yang mencapai 4,97% (yoy).

"Angka ini juga lebih rendah jika dibandingkan inflasi HBKN Ramadan dan Idulfitri 2022 lalu. Terkendalinya inflasi didukung oleh terjaganya pergerakan harga bahan pangan serta menurunnya inflasi inti dan administered price," paparnya.

Dia menjelaskan, inflasi harga pangan bergejolak (volatile food) turun tajam dari angka Maret 2023 yang mencapai 5,83% (yoy) menjadi 3,74% (yoy) pada April 2023. Itu dicapai berkat langkah-langkah pengendalian harga pangan dilakukan melalui kebijakan operasi pasar, gelar pangan murah, pemantauan stok pasar dan distributor, serta kebijakan fasilitasi distribusi yang melibatkan pemerintah pusat dan daerah bersama dengan BUMN pangan dan asosiasi pedagang pangan.

Dia mengakui, terkendalinya inflasi pangan ini juga didukung melimpahnya stok seiring panen raya padi dan komoditas hortikultura sepanjang Maret dan April. Melambatnya inflasi secara umum juga dipengaruhi oleh penurunan inflasi kelompok inti dan harga diatur pemerintah (administered price).

"Pemerintah terus melakukan upaya terintegrasi dalam melakukan intervensi harga dan pasokan sebagai langkah antisipasi terjadinya gejolak harga akibat permintaan yang melonjak. Program penyaluran bantuan pangan nasional juga turut menjaga daya beli masyarakat, terutama masyarakat miskin dan rentan," tambahnya.
(fjo)