Peluang Prabowo Diusung Koalisi Kebangsaan
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Foto/Dok MPIPrabowo Subianto berpeluang diusung oleh Koalisi Kebangsaan. Elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra ini selalu menempati posisi tiga besar.
Menurut Ketua DPP PAN Saleh Partaonan Daulay, memang belum ada pembicaraan khusus dalam pertemuan lima ketum parpol itu mengenai capres maupun calon wakil presiden (cawapres). Saleh menjelaskan, masing-masing parpol juga memiliki keputusan tersendiri terkait capres dan cawapres. Misalnya Golkar yang keputusan Munas 2019 memutuskan untuk mencalonkan Airlangga Hartarto.
"Begitu juga dengan partai-partai lain, seperti Ibu Megawati kan diserahkan ke dia semua nih. Bu Megawati ke mana arahnya, kita tunggu dulu arahnya Bu Megawati ke mana,” terangnya.
Saleh menduga bahwa keputusan final soal capres-cawapres Koalisi Besar ini tidak diputuskan dalam waktu dekat, dan akan diputuskan jelang waktu terakhir di masa pendaftaran capres-cawapres di Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagaimana pemilu-pemilu sebelumnya. Apalagi, Saleh memastikan bahwa pembicaraan antara 5 ketum parpol termasuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kantor DPP PAN 2 April 2023, belum ada pembicaraan pada satu nama.
“Jadi kemarin pembicaraannya belum memfinalisasi satu nama, bukan berarti peluangnya Pak Prabowo untuk didukung itu tidak ada. Apalagi Pak Prabowo saya lihat hasil surveinya lumayan bagus, kalau dia surveinya bagus tentu orang rasional,” tandas Saleh.
Sementara, Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi mengatakan, penentuan pasangan calon di Pilpres 2024 akan ditetapkan secara kolektif kolegial, musyawarah mufakat, penuh kekeluargaan, dan tidak voting. "Ukuran-ukuran rasionalitas politik berdasarkan akal sehat akan menjadi dasar pertimbangan dalam penetapan paslon. Dan, siapa pun yang akan ditetapkan sebagai paslon adalah menjadi figur yang harus diperjuangkan bersama-sama," kata Yoga, Sabtu (8/4/2023).
Yang jelas, lanjut Yoga, pihaknya akan terus berkomunikasi dengan seluruh partai politik agar Koalisi Kebangsaan ini dapat terwujud dan paslon yang diusung dapat memenangi Pilpres 2024.
Pengamat Politik Ujang Komarudin menilai, dalam Koalisi Besar yang terpenting adalah posisi Golkar. Apakah Golkar akan menerima jika koalisi ini mencapreskan Prabowo. "Tinggal Airlangga sebenarnya, yang lain seperti Zulkifli Hasan dan Mardiono ikut saja," kata Ujang, Sabtu (8/4/2023).
Perihal konfigurasi bakal capres-cawapres 2024, Ujang mengatakan Koalisi Besar juga tampaknya tak bakal mengalami kesulitan. Sebab, ada Presiden Jokowi sebagai king maker.
Menurut Ujang, dalam data berbagai survei, hanya tiga tokoh yang memiliki elektabilitas capres tinggi yakni Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo. "Capres yang elektabilitasnya tinggi di antara internal Koalisi Besar tidak lain hanya Prabowo," jelas Ujang.
Ujang juga tak yakin Koalisi Besar akan mencapreskan Ganjar. Terlebih, seusai isu penolakan Ganjar terhadap Timnas Israel bermain di Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia.
Survei Terbaru
Jika dibandingkan dengan empat ketua umum parpol lainnya yang kini disebut tengah menggagas Koalisi Besar atau Koalisi Kebangsaan, Prabowo memang unggul. Survei terbaru Lembaga Survei Indonesia (LSI) menjadi contohnya.
LSI mengungkapkan tren elektabilitas Prabowo Subianto mengalami penguatan jika dibandingkan nama Ganjar Pranowo untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Hal itu diketahui dari hasil survei nasional yang dilakukan pada 31 Maret-4 April 2023 kepada 1.229 responden melalui metode random digit dialing (RDD).
Pada kategori pilihan presiden dengan simulasi tiga nama, yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan, terjadi pertarungan yang sangat ketat. Prabowo paling banyak dipilih sekitar 30,3%, Ganjar 26,9%, dan Anies 25,3%.
"Untuk pertama kalinya sejak setahun terakhir, Prabowo Subianto kembali jadi nomor satu, meskipun belum terlalu signifikan unggulnya," kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan, dalam pemaparan hasil survei, Minggu (9/4/2023).
Djayadi melanjutkan, jika melihat dari tren pilihan presiden dengan simulasi tiga nama tersebut, Prabowo mengalami peningkatan sekitar 3,6% dari 26,7%. Sementara itu, Ganjar turun signifikan selama dua bulan terakhir, sekitar delapan persen dari 35% ke 26,9%. Lalu, Anies cenderung stabil mengalami sedikit penguatan sebesar 1,3%.
"Yang menarik di situ, penurunan delapanan persen suara Ganjar terpecah menjadi undecided, lalu sebagian ke Prabowo dan sedikit ke Anies," kata Djayadi.
Sementara, pada kategori pilihan presiden dengan simulasi 19 nama, terjadi persaingan yang kuat antara tiga nama teratas, yaitu Ganjar dengan 19,8%, Prabowo 19,3%, dan Anies 18,4%. "Jadi, pada dasarnya kita nggak tahu siapa yang lebih unggul kalau melihat kategori 19 nama ini. Tiga nama teratas sama kuat," tuturnya.
Pada kategori simulasi tiga nama calon presiden menurut sosio-demografi, Prabowo unggul 31,8% di pedesaan. Hal ini lebih besar dibandingkan Ganjar sekitar 28,1% dan Anies 21,9%. Sedangkan di perkotaan, Prabowo dan Anies imbang dengan perolehan 28,7% dan Ganjar 25,7%.
Namun, yang paling menarik adalah perolehan suara di wilayah Jawa Timur. Ia mengungkapkan, data di Jawa Timur mulai mengalami pergeseran dari Ganjar yang biasanya cukup tinggi, saat ini diambil alih oleh Prabowo. "Suara di wilayah Jawa Timur, Prabowo unggul 38,2%, Ganjar 30%, dan Anies 14,2%," katanya.
Kiswondari, Dzikry Subhanie