Link Copied
Ramadan: Bulan Ampunan dan Ujian Ketakwaan

Ramadan: Bulan Ampunan dan Ujian Ketakwaan

By Andryanto Wisnuwidodo
Marhaban Ya Ramadan! Bulan ampunan dan ujian ketakwaan bagi umat muslim di seluruh dunia bertabur pahala serta keberkahan yang sayang dilewatkan kedatangannya.

Rahasia Ramadan dan Keutamaan Berpuasa di Bulan Suci

Rahasia Ramadan dan Keutamaan Berpuasa di Bulan Suci


Marhaban Ya Ramadan bulan ampunan dan ujian ketakwaan umat muslim di seluruh dunia yang bertabur pahala serta keberkahan. Selamat datang bulan mulia bertabur pahala dan keberkahan. Ramadan begitu istimewa karena banyak rahasia dan keutamaan yang tidak dimiliki bulan-bulan lainnya.

Allah mewajibkan umat muslim berpuasa di bulan Ramadan karena di dalamnya terdapat banyak kebaikan. Perintah puasa ini langsung disampaikan melalui firman-Nya dalam Al-Qur'an:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْکُمُ الصِّيَا مُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِکُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ


Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS Al-Baqarah ayat 183)

Keutamaan Puasa Ramadan
Puasa Ramadan tidak hanya sekadar menunaikan kewajiban bagi umat muslim, namun ada keutamaan besar yang Allah hadiahkan untuk hamba-Nya yang taat dan beriman. Salah satunya diberi ganjaran luar biasa yaitu digugurkannya dosa-dosa yang lalu, sebagaimana pesan Nabi Muhammad SAW berikut:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ


Artinya: "Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni." (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Keutamaan puasa Ramadan berikutnya digambarkan dalam riwayat lain. Rasulullah SAW bersabda:

الصِّيَامُ جُنَّةٌ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَجْهَلْ وَإِنْ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ مَرَّتَيْنِ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ تَعَالَى مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ يَتْرُكُ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ وَشَهْوَتَهُ مِنْ أَجْلِي الصِّيَامُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا


Artinya: "Puasa itu benteng, maka (orang yang melaksanakannya) janganlah berbuat kotor (rafats) dan jangan pula berbuat bodoh. Apabila ada orang yang mengajaknya berkelahi atau menghinanya maka katakanlah aku sedang puasa (ia mengulang ucapannya dua kali). Dan demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh bau mulut orang yang sedang puasa lebih harum di sisi Allah Ta'ala daripada harumnya minyak misik, karena dia meninggalkan makanannya, minuman dan nafsu syahwatnya karena Aku. Puasa itu untuk Aku dan Aku sendiri yang akan membalasnya dan setiap satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan yang serupa." (HR Al-Bukhari 1761)

Rahasia Bulan Ramadan
Rahasia keistimewaan bulan Ramadan tentu tidak sama dengan bulan-bulan lainnya. Bulan ini menyimpan banyak keberkahan dan fadhilah luar biasa. Diriwayatkan dari Salman Al-Farisi radhiyallahu 'anhu, Rasullullah ﷺ pernah menyampaikan keutamaan Ramadan dalam khutbah beliau di hari-hari terakhir bulan Sya'ban. Beliau bersabda:

يا أيها الناس قد أظلكم شهر عظيم ، شهر مبارك ، شهر فيه ليلة خير من ألف شهر ، جعل الله صيامه فريضة ، وقيام ليله تطوعا ، من تقرب فيه بخصلة من الخير كان كمن أدى فريضة فيما سواه ، ومن أدى فريضة فيه كان كمن أدى سبعين فريضة فيما سواه ، وهو شهر الصبر ، والصبر ثوابه الجنة ، وشهر المواساة ، وشهر يزاد في رزق المؤمن ، من فطر فيه صائما كان له مغفرة لذنوبه ، وعتق رقبته من النار ، وكان له مثل أجره من غير أن ينقص من أجره شيء


Artinya: "Wahai manusia sungguh kalian dinaungi oleh suatu bulan yang agung, bulan penuh berkah, bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan yang Allah telah menjadikan puasa-Nya suatu kewajiban dan Qiyam (sholat) pada malam harinya suatu ibadah sunnah. Barang siapa yang mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan (sunnah) di dalamnya, (ia diganjar pahala) sama seperti menunaikan kewajiban (fardhu) di bulan yang lain. Dan barang siapa yang menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan, (ia diganjar pahala) sama dengan orang yang mengerjakan 70 kali kewajiban tersebut di bulan yang lain."

"Ramadhan adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu pahalanya adalah surga. Ramadhan itu adalah bulan menolong sesama dan bulan dimana Allah menambah rezeki para mukmin di dalamnya. Siapa saja yang pada bulan itu memberikan makanan berbuka kepada orang yang puasa, maka perbuatan itu menjadi pengampunan atas dosa-dosanya, pembebasan dirinya dari api neraka, dan ia mendapatkan pahala seperti pahala orang berpuasa yang diberinya makanan berbuka itu tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut." (HR Al-Baihaqi dalam Syu'abul Iman)

Demikian rahasia bulan Ramadan dan keutamaan berpuasa. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya untuk umat muslim yang menjalankan ibadah puasa.

Inilah Asal Usul Penamaan Ramadan, Muslim Wajib Paham

Inilah Asal Usul Penamaan Ramadan, Muslim Wajib Paham


Asal usul penamaan bulan Ramadan perlu diketahui kaum muslim sebagai bekal menyambut bulan puasa. Ramadan (رَمَضَانُ) adalah bulan ke-9 dalam kalender Hijriyah. Bulan kesembilan ini selalu jatuh pada musim panas yang sangat menyengat.

Ramadan berasal dari akar kata ر - م - ض yang berarti panas menyengat. Jumlah hari pada bulan Ramadan ini biasanya 29-30 hari berdasarkan pengamatan Hilal.

Menurut Dai yang juga pengajar Rumah Fiqih Indonesia, Ustaz Ahmad Zarkasih, Ramadan berasal dari kata Romadh (رمض) yang artinya panas menyengat atau membakar. Dinamakan seperti itu karena memang matahari pada bulan tersebut lebih menyengat dibanding bulan-bulan lain. Panas yang dihasilkannya lebih tinggi dibanding yang lain.

Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan: "Dinamakan bulan Ramadan karena ia mengugurkan (membakar) dosa-dosa dengan amal saleh."

Asal Usul Nama Ramadan
Asal usul penamaan Ramadan bermula dari penggunaan kalender Hijriyah pada Tahun 412 Masehi. Ketika itu terjadi konvensi petinggi lintas suku dan kabilah Arab di Mekkah pada masa Kilab bin Murrah (kakek Nabi Muhammad SAW ke-6). Mereka berkumpul untuk menentukan nama-nama bulan agar terjadi kesamaan, sehingga memudahkan mereka dalam urusan perdagangan.

Dari perkumpulan itu, muncullah 12 nama bulan yaitu: (1) Muharram (2) Shafar (3) Rabi'al-Awwal (4) Rabi'al-Tsani (5) Jumadal Ula (6) Jumadal Tsaniyah (7) Rajab (8) Syaban (9) Ramadan (10) Syawwal (11) Dzulqa'dah (12) Dzulhijjah.

Kala itu penomoran bulan belum ada karena orang-orang Arab terdahulu tidak tahu bulan apa yang pertama. Munculnya penomoran bulan Hijriyah pada masa Khalifah Umar bin Khaththab yang mengeluarkan perintah untuk membuat kalender Islam. Akhirnya bulan Muharram ditetapkan sebagai bulan pertama kalender Islam yang kita kenal dengan kalender Hijriyah. Dan bulan kesembilan dinamakan Ramadan.

Dalam buku "Essentials of Ramadan, The Fasting Month" karya Tajuddin Shuaib disebutkan, setelah umat Islam mengembangkan kalender berbasis bulan (kalnder Hijriyah), rata-rata 11 hari lebih pendek dari kalender berbasis matahari (kalender Masehi). Bulan Ramadan tak lagi selalu bertepatan dengan musim panas.

Orang lebih memahami panasnya Ramadan secara metaforik (kiasan). Karena pada hari-hari Ramadan orang berpuasa, tenggorokan terasa panas karena kehausan. Atau diharapkan dengan ibadah-ibadah di bulan Ramadan maka dosa-dosa terdahulu hangus terbakar dan setelah Ramadan mendapat ampunan.

Dari akar kata "Romadh", Ramadan digunakan untuk mengindikasikan adanya sensasi panas saat seseorang kehausan. Pendapat lain mengatakan bahwa kata Ramadan digunakan karena pada bulan itu dosa-dosa dihapus oleh perbuatan baik sebagaimana matahari membakar tanah. Pada bulan Ramadan, umat Islam akan menata ulang dan memperbaharui kekuatan fisik, spiritual dan tingkah lakunya, sebagaimana panas merepresentasikan sesuatu yang dapat mencairkan materi.

Kabar gembira tentang keutamaan Ramadan disampaikan Rasulullah SAW dalam sabda beliau:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ


Artinya: "Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni." (HR Al-Bukhari dan Muslim)

8 Keutamaan Puasa di Bulan Ramadan yang Penuh Keberkahan

8 Keutamaan Puasa di Bulan Ramadan yang Penuh Keberkahan


Keutamaan puasa Ramadan yang patut diketahui kaum muslim sebagai motivasi dan bekal menyiapkan diri menjalankan ibadah puasa sebulan penuh di bulan penuh berkah. Setidaknya ada 8 keutamaan Puasa Ramadan sebagaimana disebutkan dalam Hadis Nabi.

Hukum puasa Ramadan menurut para ulama (ijma') adalah wajib bagi setiap muslim dan muslimah dengan memenuhi syarat-syarat berikut :
1. Beragama Islam
2. Baligh (sampai umur)
3. Berakal
4. Sehat.

Kewajiban puasa ini berdasar kepada firman Allah:

"Wahai orang yang beriman, diwajibkan kepadamu berpuasa sebagaiman telah diwajibkan kepada umat sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS Al-Baqarah ayat 183)

Berikut 8 keutamaan bulan Ramadan dikutip dari buku "Bekal Ramadhan & Idul Fithri (1): Menyambut Ramadhan" karya Ustaz Muhammad Saiyid Mahadhir.

1. Pintu Langit Dibuka dan Setan Dibelenggu
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: "Telah datang kepada kalian bulan Ramadan, bulan penuh keberkahan. Allah telah mewajibkan kepada kalian berpuasa didalamnya, di bulan itu pintu-pintu langit akan dibuka dan pintu-pintu neraka akan ditutup, di bulan itu setan-setan akan diikat, di bulan itu ada malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Barangsiapa terhalang mendapatkan kebaikannya maka sungguh ia telah terhalang." (HR. An-Nasai)

2. Diampuni Dosa-dosa yang Lalu
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: "Siapa yang puasa Ramadan dengan iman dan ihtisab, telah diampuni dosanya yang telah lalu. Dan siapa yang bangun malam Qadar dengan iman dan ihtisab, telah diampuni dosanya yang telah lalu." (HR Al-Bukhari, Muslim)

3. Bulan Penghapus Dosa-dosa
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: "Sholat lima waktu dan Jumat ke Jumat berikutnya, Ramadan ke Ramadan berikutnya menghapus dosa (seseorang) di antara waktu tersebut selama ia menjauhi dosa-dosa besar." (HR Muslim)

4. Amalan Puasa Diganjar Langsung Oleh Allah
Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم bersabda: "Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta'ala berfirman (yang artinya), "Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku." (HR Muslim)

5. Memperoleh Dua Kebahagiaan
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: "Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya." (HR Muslim)

6. Diberi Kemuliaan Masuk Pintu Surga Ar-Rayyan
Dari Sahl bin Sa'ad, Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda: "Di dalam surga ada sebuah pintu yang disebut pintu ar-Rayyan. Yang masuk melalui pintu itu di hari kiamat hanyalah orang-orang yang berpuasa, yang lainnya tidak masuk lewat pintu itu. Dan diserukan saat itu, "Manakah orang-orang yang berpuasa?" Maka mereka yang berpuasa bangun untuk memasukinya, sedangkan yang lain tidak. Bilamana mereka telah masuk, maka pintu itu ditutup dan tidak ada lagi yang bisa memasukinya." (HR Al-Bukhari dan Muslim)

7. Pintu Surga Dibuka dan Pintu Neraka Ditutup
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: "Jika telah datang bulan Ramadan maka pintu-pintu surga akan dibuka, pintu-pintu neraka akan ditutup dan setan-setan akan dibelenggu dengan rantai." (HR Al-Bukhari dan Muslim)

8. Bulan Penuh Ampunan
Dari Abi Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: "Alangkah sayangnya bagi seseorang yang telah dilewati Ramadan kemudian berlalu tanpa sempat diampuni dosanya." (HR at-Tirmidzi)

Anjuran Memperbanyak Doa
Selain memperbanyak ibadah sunnah, seorang muslim hendaknya menyambut bulan suci Ramadhan dengan memperbanyak doa. Ada doa yang masyhur yang sering dibaca oleh umat muslim. Doa yang diriwayatkan oleh sahabat Anas bin Malik dari Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم bahwasanya ketika memasuki bulan Rajab beliau berdoa:

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَـعْبَانَ وَبَلِّـغْنَا رَمَضَانَ


Allahumma Bariklanaa Fii Rojabi wa Sya'baana wa Ballighnaa Romadhon.

Artinya: "Ya Allah berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya'ban dan sampaikanlah kami pada Ramadhan." Hadis ini dinilai dhoif (lemah) oleh para ulama ahli hadis. Akan tetapi para ulama sepakat mengamalkan hadis dhaif untuk keutamaan (motivasi) beramal. Imam An-Nawawi, seorang ulama besar dalam Mazhab As-Syafi’i berkata: "Telah kami sampaikan di beberapa tempat (di kitab ini) bahwa semua ahli ilmu sepakat untuk mengamalkan hadits dhoif selain penetapan hukum dan ushul akidah."

Jika tidak meyakini doa di atas, berikut doa yang dilafazkan Rasulullah SAW setiap kali beliau melihat bulan (baru) yaitu:

اللهُ أَكْبَرُ، اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالأَمْنِ وَالإِيمَانِ، وَالسَّلامِ وَالإِسْلامِ، وَالتَّوْفِيقِ لِمَا تُحِبُّ وَ تَرْضَى، رَبِّي وَرَبُّكَ اللَّهُ


Allahu Akbar, Allhumma ahillahu 'alaina bil amni (riwayat lain bil yumni), wal imani, was salami, wal islami, wat taufiqi li ma tuhibbu wa tardho. Rabbi (riwayat lain Rabbana) wa rabbukallahu.

Artinya: "Allah Maha Besar. Ya Allah tampakkanlah bulan itu kepada kami dengan aman dan keimanan, dengan keselamatan dan Islam, dan dengan taufiq terhadap apa yang Engkau cintai ridhoi, Tuhan kami dan Tuhanmu adalah Allah." (HR Ibnu Hibban)

Ancaman Hukuman bagi Umat Muslim yang Tidak Puasa Ramadan

Ancaman Hukuman bagi Umat Muslim yang Tidak Puasa Ramadan


Puasa Ramadan hukumnya wajib bagi setiap muslim dengan memenuhi syarat-syarat yaitu beragama Islam, baligh (sampai umur), berakal dan sehat. Lalu, bagaimana hukuman bagi orang yang meninggalkan puasa Ramadan ?

Untuk diketahui, kewajiban puasa ini berdasar kepada firman Allah:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ


Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atasmu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS Al-Baqarah ayat 183)

Pengasuh Ma'had Subuluna Bontang Kalimantan Timur, KH Ahmad Syahrin Thoriq dalam satu kajiannya mengemukakan, orang yang sengaja meninggalkan kewajiban puasa Ramadan berarti telah mengerjakan sebuah keharaman dan dosa sangat besar dalam Islam.

Pelakunya jatuh ke dalam hukum fasik yang punya akibat di dunia tidak diterima kesaksiannya dan gugurnya hak perwaliannya dalam pernikahan menurut sebagian para ulama. [Al-Mausu'ah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah (32/143)]

Penjelasan Hadis dan Pandangan Ulama
Banyak sekali ancaman terhadap orang yang meninggalkan puasa Ramadan. Di antaranya dijelaskan dalam Hadis berikut:

مَنْ أَفْطَرَ يَوْمًا مِنْ رَمَضَانَ مِنْ غَيْرِ رُخْصَةٍ وَلَا مَرَضٍ لَمْ يَقْضِ عَنْهُ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ وَإِنْ صَامَهُ


Artinya: "Barang siapa yang berbuka walau satu hari pada bulan Ramadhan bukan karena sakit atau ada rukhshah (keringanan), maka puasanya tidak dapat diqadha' meskipun dia berpuasa setahun penuh." (HR at-Tirmidzi)

Dalam riwayat lain diterangkan:

إِذَا كُنْتُ فِى سَوَاءِ الْجَبَلِ إِذَا أَنَا بَأَصْوَاتٍ شَدِيدَةٍ فَقُلْتُ : مَا هَذِهِ الأَصْوَاتُ قَالُوا : هَذَا عُوَاءُ أَهْلِ النَّارِ ، ثُمَّ انْطُلِقَ بِى فَإِذَا أَنَا بِقَوْمٍ مُعَلَّقِينَ بِعَرَاقِيبِهِمْ مُشَقَّقَةٌ أَشْدَاقُهُمْ تَسِيلُ أَشْدَاقُهُمْ دَمًا قَالَ قُلْتُ : مَنْ هَؤُلاَءِ قَالَ : هَؤُلاَءِ الَّذِينَ يُفْطِرُونَ قَبْلَ تَحِلَّةِ صَوْمِهِمْ


"Ketika aku berada di tengah gunung itu, tiba-tiba aku mendengar suara-suara yang keras, maka aku bertanya, "Suara apa itu?" Mereka (Malaikat) menjawab: "Itu teriakan penduduk neraka."

Kemudian aku dibawa, tiba-tiba aku melihat sekelompok orang tergantung (terbalik) dengan urat-urat kaki mereka (di sebelah atas), ujung-ujung mulut mereka sobek mengalirkan darah. Aku bertanya, "Mereka itu siapa?" Para Malaikat menjawab: "Mereka adalah orang-orang yang berbuka puasa sebelum waktunya." (HR an-Nasa'i)

Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata:

مَنْ أَفْطَرَ يَوْمًا مِنْ رَمَضَانَ مِنْ غَيْرِ رُخْصَةٍ لَقِيَ اللَّهَ بِهِ، وَإِنْ صَامَ الدَّهْرَ كُلَّهُ، إِنْ شَاءَ غَفَرَ لَهُ، وَإِنْ شَاءَ عَذَّبَهُ


Artinya: "Barangsiapa berbuka sehari dari puasa bulan Ramadhan dengan tanpa keringanan, Allah tetap akan menuntutnya walaupun dia berpuasa setahun semuanya, jika Allah menghendaki, Dia akan mengampuninya, dan jika Allah menghendaki, Dia akan menyiksanya." (HR at-Thabrani)

عرى الاسلام، وقواعد الدين ثلاثة، عليهن أسس الاسلام، من ترك واحدة منهن، فهو بها كافر حلال الدم: شهادة أن لا إله إلا الله، والصلاة المكتوبة، وصوم رمضان


Artinya: "Ikatan Islam dan pondasi agama ada tiga, di atasnyalah agama Islam dibangun dan barangsiapa yang meninggalkannya satu saja, maka dia kafir dan darahnya halal (untuk dibunuh), yaitu: Syahadat Laa Ilaaha Illallah, shalat wajib, dan puasa Ramadhan." (HR Abu Ya'ala)

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu berkata:

مَنْ أَفْطَرَ يَوْمًا مِنْ رَمَضَانَ مُتَعَمِّدًا لَمْ يَقْضِهِ أَبَدًا طُولُ الدَّهْرِ


Artinya: "Barangsiapa berbuka sehari dari puasa bulan Ramadhan dengan sengaja, berpuasa setahun penuh tidak bisa menggantinya." (HR Ibnu Abi Syaibah)

Pendapat Para Ulama Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:

‌إذا ‌أفطر ‌في ‌رمضان ‌مستحلا ‌لذلك وهو عالم بتحريمه استحلالا له وجب قتله وإن كان فاسقا عوقب عن فطره في رمضان بحسب ما يراه الإمام وأخذ منه حد الزنا


Artinya: "Jika seseorang tidak berpuasa di bulan Ramadhan karena menganggap itu tidak apa-apa padahal ia tahu akan keharamannya maka wajib atasnya ditegakkan hukum bunuh. Dan kalau ia melakukan karena fasik, maka ia dihukum sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh imam (penguasa). Ditegakkan atasnya hukuman bagi pezina." [Majmu' Fatawa (25/265)]

Imam adz-Dzahabi rahimahullah berkata:

وعند المؤمنين مقرر: أن من ترك صوم رمضان بلا مرض، أنه شر من الزاني، ومدمن الخمر، بل يشكون في إسلامه، ويظنون به الزندقة، والانحلال.


"Bagi orang beriman telah menjadi ketetapan bahwa siapa yang meninggalkan kewajiban puasa Ramadhan padahal dia tidak sakit, maka itu adalah lebih buruk dari pelaku zina dan pemabuk, bahkan mereka meragukan keislamannya dan mencurigainya sebagai zindiq dan lepas agamanya." [Jam'ul Jawami’ (5/584)]

Imam Ibnu Rajab rahimahullah berkata:

وذهب طائفة منهم إلى ‌أن ‌من ‌ترك ‌شيئا ‌من ‌أركان ‌الإسلام الخمسة عمدًا أنه كافر بذلك


Artinya: "Sebagian ulama ada yang berpendapat siapa saja yang meninggalkan kewajiban dari rukun Islam yang lima dengan sengaja, maka itu bisa menyebabkan kekafiran." [Jami' Ulum wal Hikam (1/149)] Maka cukuplah menjadi ancaman besar bagi seseroang yang dengan sengaja tidak berpuasa Ramadhan, bahwa itu menyebabkan ia jatuh ke dalam hukum fasik. Bahkan menyebabkan keislamannya dipertanyakan. Wallahu A'lam
(aww)