Link Copied
Isra Mikraj: Salat, Agama, dan Kesalehan Manusia

Isra Mikraj: Salat, Agama, dan Kesalehan Manusia

By Andryanto Wisnuwidodo
Isra Miraj, peristiwa agung yang dijalani Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan menuju Sidratul Muntaha untuk menerima perintah Salat pada malam mulia 27 Rajab.

Cerita Perjalanan Agung Nabi Muhammad SAW Menerima Perintah Salat

Cerita Perjalanan Agung Nabi Muhammad SAW Menerima Perintah Salat


Kisah Isra Mikraj merupakan peristiwa agung yang dijalani Nabi Muhammad SAW pada malam mulia 27 Rajab. Umat Islam selalu memperingati Isra Mikraj yang tahun ini jatuh pada Sabtu (18/2/2023). Momen Isra Mikraj terdapat banyak hikmah dan pelajaran berharga. Inilah perjalanan Nabi Muhammad SAW yang menjadi salah satu mukjizat besar beliau.

Rasulullah SAW melakukan perjalanan agung ini dari Mekkah hingga ke tempat tertinggi Sidratul Muntaha hanya dalam satu malam saja. Allah meng-isra'-kan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari hingga menembus tujuh lapis langit. Dalam riwayat, beliau melakukan Isra Mikraj satu tahun sebelum Hijrah. Peristiwa yang tidak biasa, namun bagi Allah jika Dia berkehendak maka tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Rasulullah SAW diperjalankan dari Masjidilharam ke Baitul Maqdis Palestina dan dilanjutkan ke langit hingga tempat paling tinggi Sidratul Muntaha.

Isra adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW pada suatu malam dari Masjidilharam di Mekkah menuju Masjid Al-Aqsa (Baitul Maqdis) di Palestina. Sedangkan Mikraj adalah naiknya Nabi Muhammad SAW dari Masjid Al-Aqsa menuju 'Arasy untuk menghadap Allah Ta'ala. Apabila membahas Isra Mikraj, pikiran kita akan tertuju ke tempat paling tinggi yaitu Sidratul Muntaha. Di sinilah tempat perhentian terakhir Nabi Muhammad SAW saat Isra Mikraj. Di tempat paling tinggi ini Rasulullah SAW bertemu dengan Rabb Yang Maha Agung. Kemudian menerima perintah salat 5 waktu sehari yang awalnya 50 waktu.

Jibril Membelah Dada Nabi Muhammad SAW
Sebelum diperjalankan dari Masjidilharam Mekkah, Allah mengutus Malaikat Jibril untuk membelah dada mulia Nabi Muhammad SAW untuk dibersihkan dari sifat-sifat buruk. Para Malaikat membawa Rasulullah ke sumur Zamzam dan melentangkannya. Jibril untuk membelah bagian atas dada mulia Nabi, hingga bawah perutnya. Jibril berkata kepada Mikail: "Berikanlah aku semangkok air Zamzam agar aku bersihkan hatinya dan aku lapangkan dadanya".

Lalu dia keluarkan hatinya dan membasuhnya hingga tiga kali dan mencabut apa-apa yang mengganggu hatinya. Mikail kemudian membawa tiga mangkuk air Zamzam, lalu didatangkan satu mangkuk dari emas yang dipenuhi dengan hikmah dan iman lalu menuangkanya ke dada Rasulullah SAW. Setelah itu, Baginda Nabi diperjalankan dengan Buraq, hewan tunggangan para Anbiya yang sangat cepat didampingi Malaikat Jibril.

Singgah di Lima Tempat
Sebelum menuju Masjidil Aqsa di Palestina, Rasulullah SAW singgah di lima tempat. Setiap persinggahan beliau selalu mengerjakan salat dua rakaat.
1. Kota Yatsrib, sekarang disebut Madinah Al-Munawwarah.
2. Kota Madyan, yaitu tempat persembunyian Nabi Musa 'alaihissalam dari Fir'aun.
3. Thur Sina, yaitu sebuah bukit yang merupakan tempat Nabi Musa menerima Kitab Taurat.
4. Bethlehem, yaitu tempat kelahiran Nabi Isa 'alaihissalam.
5. Masjidil Aqsa Palestina, yaitu tempat yang dituju dalam perjalanan malam tersebut.

Baitul maqdis merupakan tempat suci ketiga setelah Makkah dan Madinah. Sesampainya di Masjidil Aqsa, Beliau disuguhi dua buah gelas yang masing-masing berisi susu dan arak. Nabi Muhammad SAW mengambil sebuah gelas yang berisi susu, kemudian Malaikat Jibril mengucapkan selamat padanya karena beliau telah memilih yang baik bagi dirinya dan umatnya. Setelah menjadi imam di Masjidil Aqsha Palestina, Rasulullah SAW dinaikkan ke Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah bersama Malaikat Jibril. Singgah di Tujuh Lapis Langit

Dalam perjalanan menuju Sidratul Muntaha ini, Nabi Muhammad SAW dan Malaikat Jibril singgah di tujuh lapis langit yaitu:
1. Langit pertama bertemu Nabi Adam 'alaihissalam.
2. Langit kedua bertemu Nabi Yahya dan Nabi Ishaq 'alaihissalam.
3. Langit ketiga bertemu Nabi Yusuf 'alaihissalam.
4. Langit keempat bertemu dengan Nabi Idris 'alaihissalam.
5. Langit kelima bertemu dengan Nabi Harun 'alaihissalam.
6. Langit keenam bertemu dengan Nabi Musa 'alaihissalam. Di sini Rasulullah berdialog dengan Nabi Musa terkait perintah sholat 50 waktu.
7. Langit ketujuh bertemu dengan Nabi Ibrahim 'alaihissalam, bapaknya para Nabi (Abul Anbiya).

Naik ke Sidratul Muntaha
Setelah melewati ketujuh lapis langit tersebut, Nabi Muhammad SAW diajak ke Baitul Makmur yaitu tempat Malaikat melaksanakan Thawaf dan dilanjutkan naik ke Sidratul Muntaha. Ketika Rasulullah SAW diangkat ke Sidratul Muntaha , beliau diselimuti awan yang berwarna-warni. Itulah tempat terakhir Jibril menemani Rasulullah.

Dalam satu riwayat disebutkan Nabi Muhammad SAW melihat Malaikat Jibril dengan 600 sayapnya di Sidratul Muntaha. Setiap sayapnya menutupi ufuq langit dan dari sayap-sayapnya berjatuhan permata dan Yaqut serta lain-lainnya yang hanya Allah yang mengetahuinya. Kemudian Nabi diangkat ke tempat sangat tinggi hingga beliau mendengar suara goretan Al-Qolam (pena yang menulis segala apa yang ada di alam semesta).

Kemudian Rasulullah SAW bertemu dengan Allah 'Azza wa Jalla tanpa ditemani Jibril. Beliau menerima perintah salat dari sang Khaliq. Ibnu Abbas dan para ahli tafsir mengatakan, dinamakan Sidratul Muntaha (pohon puncak) karena ilmu Malaikat puncaknya sampai di sini. Tidak ada yang bisa melewatinya, kecuali Rasulullah SAW.

Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu, dinamakan Sidratul Muntaha karena semua ketetapan Allah yang turun, pangkalnya dari sana dan semua yang naik, ujungnya ada di sana." (Ta'liqat 'ala Shahih Muslim, Muhammad Fuad Abdul Baqi, 1/145). Nabi shollallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku melihat Sidratul Muntaha di langit ke tujuh. Buahnya seperti kendi daerah Hajar, dan daunnya seperti telinga gajah. Dari akarnya keluar dua sungai luar dan dua sungai dalam. Kemudian aku bertanya: "Wahai Jibril, apakah keduanya ini?" Dia menjawab, "Adapun dua yang dalam itu ada di surga sedangkan dua yang di luar itu adalah Nil dan Eufrat." (HR Al-Bukhari 3207) Di tempat tertinggi inilah Nabi Muhammad SAW menerima perintah salat sebanyak 50 waktu sehari.

Ketika hendak turun Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Musa, dan beliau bercerita tentang perintah salat yang diterimanya dari sang Khaliq. Mendengar itu, Nabi Musa meminta Nabi Muhammad SAW untuk kembali menghadap Allah guna meminta keringanan. Akhirnya berkat kasih sayang Allah, Nabi Muhammad mendapat keringanan menjadi 5 waktu sholat dalam sehari. Kembali ke Mekkah Setelah menempuh perjalanan agung menembus tujuh lapis langit, Nabi Muhammad SAW kembali ke Makkah.

Rasulullah dibuat sedih karena Abu Jahal dan kaumya mendustakan beliau. Sayyidina Abu Bakar-lah orang pertama yang membenarkan perjalanan Nabi Muhammad SAW. Kaum musyrik Makkah bertanya kepada Abu Bakar: "Apakah kamu mempercayainya bahwa dia telah berjalan semalam ke Baitul Maqdis dan kembali ke Makkah sebelum Subuh?".

Abu Bakar menjawab: "Iya, sungguh aku memercayai apa yang lebih hebat dari itu semua. Aku memercayainya dengan segala kabar langit yang dia kabarkan setiap pagi maupun sore hari." Oleh sebab itulah Abu Bakar dijuluki Ash-Shiddiq (yang berkata benar).

Demikian kisah Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW yang penuh hikmah dan pelajaran berharga. Kiranya tidak berlebihan ungkapan yang disampaikan Habib Ahmad bin Novel Jindan dalam satu kajiannya: "Sungguh jika seluruh masa dihabiskan hanya untuk membicarakan tentang peristiwa agung Isra Miraj, maka masa akan sirna sedangkan mutiara-mutiara Isra Mikraj tak kunjung habis untuk dipetik."

Makna Isra Mikraj Jadi Pedoman Hidup Kaum Muslimin


Makna Isra Mikraj Jadi Pedoman Hidup Kaum Muslimin


Makna Isra Mikraj bagi kaum muslim dan hikmahnya perlu dikaji untuk kemudian dijadikan sebagai pedoman hidup. Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW adalah peristiwa mahaagung yang di dalamnya terdapat hikmah besar dan pelajaran berharga bagi kaum muslim. Isra Mikraj adalah dua perjalanan agung Nabi Muhammad SAW yang ditempuh dalam satu malam.

Peristiwa ini merupakan tanda-tanda kebesaran Allah dan hanya dapat terlaksana karena kekuasaan-Nya. Perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW diawali dari Masjidilharam Makkah menuju Baitul Maqdis Palestina. Kemudian diperjalankan ke langit ke-7 hingga Sidratul Muntaha. Peristiwa ini terjadi pada malam 27 Rajab, satu tahun sebelum Hijrah.

Terkait peristiwa ini, Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

سُبۡحٰنَ الَّذِىۡۤ اَسۡرٰى بِعَبۡدِهٖ لَيۡلًا مِّنَ الۡمَسۡجِدِ الۡحَـرَامِ اِلَى الۡمَسۡجِدِ الۡاَقۡصَا الَّذِىۡ بٰرَكۡنَا حَوۡلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنۡ اٰيٰتِنَا‌ ؕ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيۡعُ الۡبَصِيۡ


Artinya: "Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat." (QS Al-Isra' ayat 1) Menurut tafsir Kemenag, Isra Nabi Muhammad SAW terjadi di waktu malam hari, karena kata "Asra" dalam bahasa Arab berarti perjalanan di malam hari.

Adapun penyebutan "Lailan" dengan bentuk isim nakirah yang berarti malam hari, adalah untuk menggambarkan bahwa kejadian Isra itu mengambil waktu malam yang singkat. Juga untuk menguatkan pengertian bahwa peristiwa Isra itu memang benar-benar terjadi pada malam hari. Allah meng-isra-kan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari, karena waktu itulah yang paling utama bagi hamba untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah.

Perkataan 'abdihi (hamba-Nya) dalam ayat di atas maksudnya ialah Nabi Muhammad SAW yang terpilih sebagai Nabi terakhir. Beliau mendapat perintah untuk melakukan perjalanan malam sebagai penghormatan kepada beliau. Pelajaran Berharga Habib Ahmad bin Novel Salim Jindan dalam satu kajiannya menerangkan bahwa peristiwa Isra Mikraj sarat dengan pelajaran berharga. Karena itu alangkah pentingnya bagi umat Islam mengetahui secara terperinci tentang perjalanan agung Isra Mikraj tersebut.

"Sungguh jika seluruh masa dihabiskan hanya untuk membicarakan tentang peristiwa agung Isra Mikraj, maka masa akan sirna sedangkan mutiara-mutiara Isra Mikraj tak kunjung habis untuk dipetik," kata pengasuh Ponpes Al Hawthah Al Jindaniyah itu. Bagaimana tidak? siapa yang mampu menceritakan apa yang terjadi di saat perjumpaan sang Hamba dengan Sang Khaliq di malam itu? Siapa yang mampu menggambarkan tentang kenangan indah detik-detik perjumpaan tersebut? Semua harapan makhluk terputus untuk merasakan indahnya detik-detik perjumpaan tersebut.

Fakta-fakta Isra Mikraj yang Wajib Diketahui Kaum Muslimin

Fakta-fakta Isra Mikraj yang Wajib Diketahui Kaum Muslimin


Fakta-fakt Isra Mikraj merupakan peristiwa luar biasa yang dialami Nabi Muhammad SAW. Peristiwa ini terjadi pada malam 27 Rajab, satu tahun sebelum Hijrah. Pada tahun ini Isra Mikraj diperingati pada Sabtu (18/2/2023). Isra Mikraj menjadi salah satu mukjizat agung Rasulullah SAW yang diabadikan dalam Al-Qur'an.

سُبۡحٰنَ الَّذِىۡۤ اَسۡرٰى بِعَبۡدِهٖ لَيۡلًا مِّنَ الۡمَسۡجِدِ الۡحَـرَامِ اِلَى الۡمَسۡجِدِ الۡاَقۡصَا الَّذِىۡ بٰرَكۡنَا حَوۡلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنۡ اٰيٰتِنَا‌ ؕ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيۡعُ الۡبَصِيۡرُ


Artinya: "Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat." (QS Al-Isra ayat 1)

Inilah 7 Fakta Isra Mikraj:

1. Mukjizat Agung Nabi Muhammad SAW

Isra Mikraj merupakan mukjizat agung Nabi Muhammad SAW di samping Kitab Suci Al-Qur'an. Nabi melakukan perjalanan agung ini dalam waktu satu malam hingga menembus langut ketujuh. Betapa tidak, hanya dalam satu malam Rasulullah SAW melakukan perjalanan ke Makkah ke Baitul Maqdis di Palestina dan dilanjutkan ke langit sampai ke tempat paling tinggi Sidratul Muntaha.

2. Ditempuh dalam Satu Malam
Dari kata Asra' yang terdapat dalam Surat Al-Isra ayat 1, Rasulullah SAW melakukan Isra Miraj pada malam hari. Karena kata Asra dalam bahasa Arab berarti perjalanan di malam hari. Penyebutan lailan, dengan bentuk isim nakirah, yang berarti "malam hari". Yaitu menggambarkan bahwa kejadian Isra' itu mengambil waktu malam yang singkat dan juga untuk menguatkan pengertian bahwa peristiwa Isra itu memang benar-benar terjadi di malam hari.

Allah meng-isra'-kan hamba-Nya di malam hari, karena waktu itulah yang paling utama bagi para hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah. Alasan Nabi Muhammad diperjalankan pada malam hari, untuk memperlihatkan kepada Nabi tanda-tanda kebesaran Allah. Tanda-tanda itu disaksikan oleh Nabi Muhammad SAW dalam perjalanannya dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa. Di antaranya berupa pengalaman-pengalaman berharga, ketabahan hati menghadapi berbagai macam cobaan, luasnya jagat raya dan agungnya ciptaan Allah. Perjalanan pada malam hari ini sebagai penghormatan kepada beliau.

3. Terjadi di Bulan Rajab yang Mulia
Hampir seluruh ahli tafsir berpendapat bahwa peristiwa Isra' terjadi setelah Nabi Muhammad diutus menjadi Rasul. Peristiwanya terjadi satu tahun sebelum hijrah. Demikian menurut Imam az-Zuhri, Ibnu Sa'ad, dan lain-lainnya. Imam An-Nawawi juga memastikan demikian.

Menurut Ibnu hazm, peristiwa Isra' itu terjadi di bulan Rajab tahun ke-12 setelah pengangkatan Muhammad menjadi Nabi. Ada yang menyebut di Tahun 10 kenabian. Sedangkan Al-hafidh 'Abdul Gani al-Maqdisi memilih pendapat yang mengatakan bahwa Isra' dan Mikraj terjadi pada 27 Rajab, dengan alasan pada waktu itulah masyarakat melaksanakannya.

4. Perjalanan di Tahun Duka
Allah memperjalankan Nabi Muhammad SAW Isra Miraj pada tahun duka. Ketika itu kaumnya memusuhi beliau dan memeranginya secara zalim. Abu Tholib sang paman yang membelanya dan Sayyidah Khadijah sang istri tercinta yang setia menghiburnya. Tepat 10 tahun dari masa kenabian keduanya dipanggil oleh Allah pada saat yang sangat berdekatan.

Kesedihan yang dialami Rasulullah SAW tahun itu dinamakan tahun kesedihan atau amul huzni (tahun duka cita). Sekembalinya ke Makkah dari Thoif yang juga mendapatkan pengusiran, Allah memanggil beliau untuk melakukan perjalanan Isra dan Mi'raj. Peristiwa ini terjadi malam Senin 27 Rajab satu tahun sebelum Hijrah ke Madinah sebagaimana pendapat yang masyhur.

5. Malaikat Jibril Membelah Dada Nabi Muhammad SAW
Tatkala Nabi Muhammad SAW berada di Hijir Ismail samping Ka'bah, datanglah Jibril dan Mikail serta bersamanya Malaikat yang lain yaitu Isrofil. Para Malaikat membawa Rasulullah ke sumur Zamzam dan melentangkannya. Di riwayat lain, saat Rasulullah sedang tidur di rumahnya, terbuka atap rumah Nabi dan turunlah Jibril untuk membelah bagian atas dada mulia Nabi, hingga bawah perutnya. Jibril berkata kepada Mikail: "Berikanlah aku semangkok air Zamzam agar aku bersihkan hatinya dan aku lapangkan dadanya".

Lalu dia keluarkan hatinya dan membasuhnya hingga tiga kali dan mencabut apa-apa yang mengganggu hatinya. Datanglah Mikail membawa tiga mangkok air Zamzam, lalu didatangkan satu mangkok dari emas yang penuh dengan hikmah dan iman lalu menuangkanya ke dada Rasulullah SAW dan memenuhinya dengan kebijaksanaan dan keilmuan lalu keyakinan serta keislaman. Setelah itu dirapatkan kembali dada Rasulullah SAW dan menstempelnya dengan stempel Nubuwah.

6. Diperjalankan dengan Buraq
Fakta lain dari peristiwa Isra Miraj, Nabi Muhammad diperjalankan dengan Buraq yang indah berpelana dan bertali kekang. Buraq adalah hewan berwarna putih yang lebih tinggi dari keledai dan lebih kecil dari baghal (hasil perkawinan antara kuda dan keledai). Langkahnya sejauh mata memandang, memiliki dua telinga yang panjang. Apabila mendaki gunung maka terangkat lebih tinggi kaki belakangnya, dan jika dia turun maka terangkat lebih tinggi kaki depannya. Buroq memiliki dua sayap di bagian pinggulnya yang membantu kakinya agar lebih cepat.

Pada saat Rasulullah ingin menaikinya, Buraq sempat berontak. Lalu Jibril meletakan tangan ke buraq, lalu berkata: "Tidakkah kau malu wahai Buraq! Demi Allah tidak ada yang menaikimu seorang makhluk yang lebih mulia darinya." Maka Buraq pun tenang dan merasa malu sehingga keringatnya membasahi tubuhnya, lantas Rasulullah pun menaikinya. Buraq adalah kendaraan para Anbiya sebelum Rasulullah SAW.

7. Menerima Perintah Salat 5 Waktu
Peristiwa Isra Mikraj yang terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-12, riwayat lain tahun ke-10 kenabian. Selain mendapat banyak pengalaman berharga selama perjalanan dari Masjidilharam Makkah ke Baitul Maqdis (Palestina), Rasulullah SAW mendapat perintah salat 5 waktu saat naik ke Sidratul Muntaha.

Imam Al-Bukhari meriwayatkan bahwa semula salat itu diwajibkan 50 waktu, kemudian diringankan menjadi 5 waktu dalam sehari. Inilah salah bentuk kasih sayang Allah kepada umat Nabi Muhammad SAW. Selain tujuh fakta Isra Mikraj di atas, masih banyak fakta dan peristiwa berharga lainnya.

Di antaranya, pertemuan Rasulullah SAW dengan Jin Ifrit yang mencoba mengganggu beliau hingga Jibril mengajarkan doa. kemudian, pengalaman Rasulullah SAW mencium bau yang sangat wangi. Beliau juga diperlihatkan rupa asli Dajjal. Ketika Mikraj beliau bertemu beberapa Rasul pilihan. Dan masih banyak peristiwa lainnya

Perjalanan Isra Rasulullah SAW Dilakukan dalam Keadaan Sadar

Perjalanan Isra Rasulullah SAW Dilakukan dalam Keadaan Sadar


Beberapa Hadis sahih menceritakan kisah Isra Mikraj Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam (SAW) pada malam 27 Rajab. Keterangan hadis ini menguatkan dalil tentang perjalanan Isra Mikraj Nabi yang diabadikan dalam Surat Al-Isra ayat 1. Mayoritas ulama berpendapat bahwa perjalanan Isra Rasulullah SAW dilakukan dengan roh dan jasad beliau dalam keadaan sadar, bukan dalam keadaan tidur.

Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu menuturkan bahwa pada malam diperjalankannya Rasulullah SAW dari Masjidilharam Makkah, datanglah kepadanya tiga orang pada saat sebelum turunnya wahyu, sedangkan Rasul pada waktu itu sedang tidur di Masjidil Haram. Kemudian berkatalah orang yang pertama, "Siapakah dia ini?" Kemudian orang kedua menjawab, "Dia adalah orang yang terbaik di antara mereka (kaumnya)." Setelah itu berkatalah orang ketiga, "Ambillah orang yang terbaik itu."

Pada malam itu Nabi tidak mengetahui siapa mereka, sehingga mereka datang kepada Nabi di malam yang lain dalam keadaan matanya tidur sedangkan hatinya tidak tidur. Demikianlah para Nabi, meskipun mata mereka terpejam, namun hati mereka tidaklah tidur. Sesudah itu rombongan tadi tidak berbicara sedikit pun kepada Nabi hingga mereka membawa Nabi dan meletakkannya di sekitar sumur Zamzam.

Di antara mereka ada Malaikat Jibril yang menguasai diri Nabi, lalu Jibril membelah bagian tubuh, antara leher sampai ke hatinya, sehingga kosonglah dadanya. Sesudah itu Jibril mencuci hati Nabi dengan air Zamzam dengan menggunakan tangannya, sehingga bersihlah hati beliau. Kemudian Jibril membawa bejana dari emas yang berisi iman dan hikmah. Kemudian dituangkanlah isi bejana itu memenuhi dada beliau dan urat-urat tenggorokannya lalu ditutupnya kembali. (HR Al-Bukhari dari Anas bin Malik)

Hadis kedua menerangkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Tiba-tiba datang kepadaku seseorang (Jibril). Kemudian ia membedah dan mengeluarkan hatiku. Setelah itu dibawalah kepadaku bejana yang terbuat dari emas yang penuh dengan iman, lalu ia mencuci hatiku. Setelah itu menuangkan isi bejana itu kepadaku. Kemudian hatiku dikembalikannya seperti sediakala". (HR Al-Bukhari dari Sa'sha'ah)

Hadis ketiga, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Didatangkan kepadaku Buraq, yaitu binatang putih lebih besar dari himar, dan lebih kecil dari bigal. Ia melangkahkan kakinya sejauh pandangan mata. Kemudian saya mengendarainya, lalu ia membawaku sehingga sampai ke Baitul Makdis. Kemudian saya mengikatnya pada tempat para nabi mengikatkan kendaraannya. Kemudian saya sholat dua rakaat di dalamnya, lalu saya keluar. Kemudian Jibril membawa kepadaku sebuah bejana yang berisi minuman keras (khamar) dan sebuah lagi berisi susu; lalu saya pilih yang berisi susu, lantas Jibril berkata: "Engkau telah memilih fitrah sebagai pilihan yang benar." (HR Ahmad dari Anas bin Malik)

Dari hadis-hadis tersebut disimpulkan bahwa Nabi Muhammad diperjalankan pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa atas izin Allah di bawah bimbingan Malaikat Jibril. Sebelum Rasulullah diperjalankan pada malam itu, hatinya diisi iman dan hikmah, agar beliau kuat menghadapi segala macam cobaan dan tabah dalam melaksanakan perintah-Nya.

Perjalanan agung itu dilakukan dengan mengendarai Buraq yang mempunyai kecepatan luar biasa sehingga Isra dan Mikraj hanya memerlukan waktu kurang dari satu malam. Dalam Surat Al-Isra Ayat 1 tidak dijelaskan secara terperinci apakah Nabi melakukan Isra' dengan roh dan jasadnya, ataukah rohnya saja.

Itulah sebabnya para mufasir berbeda pendapat mengenai hal tersebut. Namun, mayoritas mereka berpendapat bahwa Isra' dilakukan dengan roh dan jasad, bukan dalam keadaan tidur. Salah satu alasan yang menguatkan pendapat tersebut adalah kata "Subhana" pada awal ayat tersebut menunjukkan adanya peristiwa yang hebat. Jika Nabi di-isra'-kan dalam keadaan tidur, tentu tidak perlu diungkapkan dengan menggunakan ayat yang didahului dengan Tasbih.
(aww)