Moskow Tuding Ukraina Siapkan Bom Kotor untuk Salahkan Rusia
Setelah kekhawatiran terkait potensi penggunaan senjata nuklir dalam konflik Rusia-Ukraina, kini muncul isu baru yang tak kalah mencemaskan. Moskow baru-baru ini menyebut Ukraina tengah menyiapkan "bom kotor" untuk menjebak Rusia sebagai "teroris nuklir".
Menteri Pertahanan Rusia Jenderal Sergei Kuzhugetovich Shoigu mengatakan, situasi di Ukraina memburuk dengan cepat dan menuju ke ekskalasi yang tak terkendali. Rusia menduga hal itu mendorong Ukraina untuk menggunakan "bom kotor" yang kemudian dituduhkan kepada Moskow.
Hal itu dia sampaikan kepada Menteri Pertahanan Prancis Sebastien Lecornu dalam panggilan telepon pada hari Minggu. "Mereka membahas situasi di Ukraina yang memburuk dengan cepat," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataan tentang rangkuman panggilan telepon kedua menteri tersebut. "Ini cenderung menuju eskalasi lebih lanjut yang tidak terkendali," lanjut kementerian itu.
"Bom kotor" menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, adalah campuran bahan peledak dan bahan radioaktif seperti bubuk atau pelet. "Ketika dinamit atau bahan peledak lainnya meledak, ledakan itu membawa bahan radioaktif ke daerah sekitarnya," kata CDC di situsnya.
CDC menambahkan bahwa bahaya utama yang ditimbulkan oleh "bom kotor" berasal dari ledakannya. Sementara, bahan radioaktifnya mungkin tidak akan menciptakan paparan radiasi yang cukup untuk menyebabkan penyakit serius, kecuali bagi orang-orang yang sangat dekat dengan lokasi ledakan.
Christopher Fettweis, seorang profesor ilmu politik di Universitas Tulane, mengatakan kepada Newsweek bahwa "bom kotor" tidak pernah digunakan dalam konflik.
"Mereka lebih teoretis daripada nyata," kata Fettweis, yang menambahkan bahwa gagasan bahwa Ukraina akan menggunakan "bom kotor" di wilayah mereka sendiri adalah "gila".
"Bagi saya, ini adalah salah satu isapan jempol dari imajinasi (Presiden Rusia Vladimir) Putin, yang dia suka buang di sana dan pakai RT,” kata Fettweis, merujuk pada organisasi media pemerintah Rusia, Russia Today (RT).
Menurutnya, tidak masuk akal bagi Ukraina untuk melakukan hal seperti itu. Bahkan untuk mencoba mendapatkan opini publik terhadap Rusia. Fettweis menambahkan bahwa dia yakin audiens yang dituju oleh klaim Rusia bukanlah komunitas internasional, tetapi orang-orang Rusia sendiri.
Dia mencatat bahwa "masalah terbesar Putin sekarang dalam skala besar" bukanlah tentara Ukraina, tetapi opini publik Rusia. Rusia, kata dia, kemungkinan menggunakan pernyataan itu untuk menggalang dukungan rakyatnya untuk melawan Ukraina.
"Jika target di sini adalah orang-orang Rusia, masuk akal untuk mencoba mengingatkan mereka bahwa mereka benar-benar menghadapi musuh jahat yang putus asa yang didukung oleh NATO dan harus dihancurkan," kata Fettweis.