HIMARS, Pengubah Permainan di Palagan Ukraina
Mohammad Faizal
Rabu, 27 Juli 2022, 19:05 WIB
Keganasan M142 High Mobility Artillery Rocket System (HIMARS) yang dipasok Amerika Serikat (AS) ke Ukraina digadang-gadang menjadi teror bagi pasukan Rusia.
Ukraina Sebut Teror HIMARS Bikin Panik Pasukan Rusia
Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (M142 High Mobility Artillery Rocket System/HIMARS) buatan Amerika Serikat (AS) diklaim sukses menggempur dan menebar teror di antara pasukan Rusia di Ukraina.
Berbicara dari dekat garis depan perang di timur Ukraina, Gubernur Luhansk Serhiy Haidai mengatakan pasukan Rusia berada dalam "mode panik" karena artileri berat berpemandu jarak jauh itu sukses menghantam target bernilai tinggi. Senjata canggih itu menurunkan kemampuan tempur Rusia sementara Ukraina merencanakan serangan balik.
"Seperti yang telah dilihat seluruh dunia selama seminggu terakhir ini, kami telah mampu menimbulkan kerusakan besar pada sistem pertahanan rudal dan fasilitas penyimpanan amunisi mereka jauh di belakang garis musuh," jelas Haidai. "Ini sebagian besar disebabkan oleh variasi senjata yang baru-baru ini kami terima dari Barat. Dan ketika kami memiliki jumlah persenjataan yang cukup, kami akan dapat melakukan serangan balik lebih lanjut," ujarnya seperti dikutip dari Newsweek, Rabu (13/7/2022).
Negara-negara NATO - dipimpin oleh AS - telah membanjiri Ukraina dengan beragam senjata sejak invasi Rusia dimulai pada 24 Februari. Artileri jarak jauh berat telah lama berada di urutan teratas daftar belanja Ukraina, dan sekarang kehadiran senjata dari AS, Prancis, dan Polandia secara khusus telah memberikan bekas di medan perang Donbas.
Sistem dan amunisi berpemandu HIMARS yang dikirim ke Ukraina memiliki jangkauan sekitar 50 mil. Lusinan gudang amunisi dan bahan bakar Rusia diklaim telah dihancurkan oleh senjata ini dalam beberapa pekan terakhir.
HIMARS telah mendapat kredit dalam beberapa serangan seperti itu, termasuk ledakan besar di Nova Kakhovka di Kherson Oblast minggu ini, kata pejabat Ukraina.
Menurut pihak Ukraina, beberapa komandan Rusia dilaporkan tewas dalam serangan HIMARS dalam seminggu terakhir. Ukraina memiliki delapan HIMARS, dengan AS menjanjikan empat lainnya dalam waktu singkat. Haidai mengatakan para pejuang Ukraina akan membutuhkan lebih banyak lagi untuk merebut kembali wilayah yang hilang dari pendudukan Rusia.
"Sepuluh HIMARS sudah membuat perbedaan, tetapi kita membutuhkan 100 dari mereka, 10 batalyon dengan 10 HIMARS di masing-masing untuk disebarkan di seluruh garis depan," katanya. "Atau setidaknya 50 dari mereka," imbuhnya. "Maka tidak peduli siapa yang dibawa Rusia - pasukan Kadyrov (Chechnya), Buryat - mereka sudah dalam mode panik atas senjata presisi jarak jauh ini, yang menggempur posisi mereka," ujarnya.
Bahkan, menurut dia, sudah ada laporan mengenai desersi massal dari unit Rusia yang berbeda. "Dan kematian cukup dijamin ketika Anda menghadapi sesuatu yang menghancurkan seperti HIMARS, yang menghancurkan segalanya," sambungnya. “Aspek itu tentu saja tidak meningkatkan moral tentara Rusia," cetusnya.
Haidai mengatakan target sensitif Rusia sekarang hampir tidak berdaya. "Semua S-300 dan sistem pertahanan rudal lainnya benar-benar tidak berdaya menghadapi artileri yang baru kami peroleh, tidak dapat mencegah beberapa serangan terhadap depot amunisi dan pusat komando," ucapnya.
Saluran Telegram militer pro-Rusia telah ramai dengan pembicaraan tentang HIMARS dalam beberapa hari terakhir. Pengguna Telegram - termasuk Igor Girkin, mantan pejabat intelijen Rusia yang memimpin pasukan pro-Rusia di Ukraina timur pada 2014 - menyesali ketidakmampuan Rusia untuk menghentikan senjata ini, meskipun ada sistem anti-pesawat canggih.
HIMARS Diklaim Mengubah Permainan di Perang Rusia-Ukraina
Arsenal baru pasokan Amerika Serikat (AS) kepada militer Ukraina,M142 High Mobility Artillery Rocket System (HIMARS) terus menuai pujian. Tak tanggung-tanggung, HIMARS disebut sebagai "pengubah permainan" dalam perjuangan Ukraina melawan Rusia.
"HIMARS - dengan putaran yang lebih sedikit, jangkauan yang lebih besar, akurasi presisi - ini adalah pengubah permainan," cuit pensiunan jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) Mark Hertling dalam utas yang panjang, memberikan analisis tentang perang. "Rusia dalam kondisi mengerikan & kalah, Ukraina beradaptasi dengan pertarungan & kemenangan," tegas pensiunan jenderal yang sebelumnya menjabat sebagai komandan Angkatan Darat AS Eropa dan Angkatan Darat Ketujuh itu seperti dikutip dari Newsweek, Minggu (24/7/2022).
Bahkan, Menteri Luar Negeri Lithuania Gabrielius Landsbergis menyebut pengiriman HIMARS ke Ukraina menjadi alasan yang mengarah pada terobosan diplomatik mengenai pelabuhan di Odessa, Ukraina. "Perjanjian untuk membuka blokir Odesa tidak akan mungkin terjadi tanpa HIMARS. Sekarang sangat jelas bahwa perang akan berakhir lebih awal jika kita mempersenjatai Ukraina lebih cepat," tweet Landsbergis Jumat.
Sebelumnya, Gedung Putih mengumumkan bahwa tambahan bantuan USD270 juta akan dikirim ke Ukraina, termasuk empat HIMARS tambahan. Sistem roket dipandang penting untuk membantu pasukan Kiev memukul mundur militer Moskow.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, pun menyambut baik bantuan ini. "Terima kasih @POTUS untuk paket bantuan pertahanan baru untuk Ukraina. Senjata yang sangat penting dan kuat akan menyelamatkan nyawa tentara kita, mempercepat pembebasan tanah kita dari agresor Rusia. Saya menghargai persahabatan strategis antara negara kita. Bersama menuju kemenangan!" Zelensky menulis di Twitter menandai akun Presiden AS Joe Biden beberapa jam setelah Gedung Putih membuat pengumuman.
Jenderal AS Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan, mengatakan kepada wartawan pada hari Rabu bahwa penggunaan HIMARS oleh Ukraina "menurunkan" kemampuan Rusia, menambahkan bahwa pasukan Moskow belum menghancurkan sistem roket apa pun.
"Serangan-serangan ini (dari HIMARS) terus-menerus menurunkan kemampuan Rusia untuk memasok pasukan mereka, komando dan kontrol pasukan mereka, dan melakukan perang agresi ilegal mereka," tegasnya.
Pasukan Ukraina juga mengklaim telah menghancurkan 50 depot amunisi Rusia menggunakan sistem roket HIMARS. Hal itu diungkapkan Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksiy Reznikov, Senin (25/7/2022).
"Ini memotong rantai logistik mereka (Rusia) dan menghilangkan kemampuan mereka untuk melakukan pertempuran aktif dan melindungi Angkatan Bersenjata kami dengan penembakan berat,” katanya dalam komentar yang disiarkan televise, seperti dikutip dari Reuters. Namun, Reuters juga tidak dapat memverifikasi secara independen pernyataan Reznikov tentang penggunaan Sistem HIMARS.
Pede Berbekal HIMARS, Ukraina Tolak Gencatan Senjata dengan Rusia
Ukraina menolak wacana gencatan senjata dengan Rusia setelah terbantu oleh sistem roket canggih HIMARS pasokan Amerika Serikat (AS). Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan gencatan senjata tanpa Ukraina merebut kembali wilayahnya yang dikuasai pasukan Rusia hanya akan memperpanjang perang.
Penolakan gencatan senjata itu dipaparkan Zelensky dalam sebuah wawancara dengan Wall Street Journal pada hari Jumat (22/7/2022). Dia memperingatkan bahwa gencatan senjata yang memungkinkan Rusia untuk mempertahankan wilayah Ukraina yang direbut sejak invasi pada Februari hanya akan mendorong konflik yang lebih luas.
Lebih dari itu, menurutnya, gencatan senjata juga memberi Moskow kesempatan untuk mengisi kembali dan mempersenjatai kembali pasukannya untuk putaran perang berikutnya. "Membekukan konflik dengan Federasi Rusia berarti jeda yang memberi Federasi Rusia break untuk beristirahat," kata Zelensky.
Zelensky lantas membanggakan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) yang dipasok AS, dengan mengatakan; "Pasokan HIMAS Barat, sementara membuat perbedaan materi, jauh lebih rendah daripada yang dibutuhkan Ukraina untuk membalikkan keadaan."
"Masyarakat percaya bahwa semua wilayah harus dibebaskan terlebih dahulu, dan kemudian kita dapat bernegosiasi tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana kita dapat hidup di abad-abad mendatang," paparnya.
Dia mengatakan, kebutuhan yang lebih mendesak saat ini adalah sistem pertahanan udara yang dapat mencegah Rusia menghujani rudal jarak jauh di kota-kota yang damai, ratusan mil dari garis depan.
Mengacu pada kesepakatan yang ditandatangani dengan Rusia untuk membuka kembali ekspor biji-bijian, Zelensky mengatakan, "Konsesi diplomatik ke Moskow mungkin agak menstabilkan pasar, tetapi hanya akan memberikan jeda dan bumerang sementara di masa depan."
Rusia dan Ukraina menandatangani kesepakatan penting pada hari Jumat untuk membuka kembali pelabuhan Laut Hitam Ukraina untuk ekspor biji-bijian, meningkatkan harapan bahwa krisis pangan internasional yang diperparah oleh invasi Rusia dapat diredakan.
Elite Militer Rusia Berjatuhan Jadi Korban HIMARS di Ukraina
Ukraina terus membanggakan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi(HIMARS) pasokan Amerika Serikat (AS) yang disebut-sebut telah mengubah kondisi peperangan. Sistem roket canggih itu juga diklaim telah membantu menewaskan sederet anggota elite militer Rusia.
Senjata canggih ini memungkinkan pasukan Kiev meluncurkan serangkaian serangan dahsyat ke sasaran Rusia di Ukraina. Sistem senjata canggih yang memungkinkan pasukan Ukraina mencapai target Rusia di luar garis depan musuh dan menandingi daya tembak Moskow ini telah lama diidamkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan para pejabatnya.
Bulan Juni lalu, AS akhirnya menyetujui permintaan Zelenksy. Hanya sekitar sebulan setelah Ukraina menerima HIMARS, menteri pertahanan negara itu Oleksii Reznikov mengatakan mereka sudah membuat perbedaan besar di medan perang.
Sejak menerimanya, beberapa serangan yang dikaitkan dengan HIMARS AS telah dilaporkan terjadi di daerah-daerah Ukraina yang dikuasai pasukan Rusia, beberapa di antaranya diklaim telah menewaskan beberapa personel militer Rusia berpangkat tinggi. Berikut di antaranya:
1. Pada 27 Juni serangan Ukraina menggunakan HIMARS AS disebut telah menewaskan lebih dari 40 tentara setelah meledakkan sebuah pangkalan di dekat kota Izyum di wilayah Donbas. Angkatan bersenjata Ukraina mengatakan, dalam serangan itu seorang kolonel termasuk di antara mereka yang tewas. Jika benar, sang kolonel merupakan perwira tinggi ke-56 yang terbunuh selama perang.
Pada malam yang sama serangan HIMARS oleh Ukraina di Izyum, media Rusia memang melaporkan kematian Kolonel Andrei Vasilyev, komandan resimen pasukan terjun payung elit Rusia, dalam serangan serangan di lokasi yang tidak ditentukan. Kendati kematian Vasilyev dan serangan HIMARS Ukraina tidak dapat dipastikan, laporan itu menguatkan kemungkinan Vasilyev terbunuh oleh senjata presisi tinggi yang disediakan oleh AS tersebut.
2. Pada 12 Juli, sumber berita termasuk surat kabar Guardian, Telegraph dan Daily Mail melaporkan bahwa serangan Ukraina telah menewaskan sedikitnya tujuh orang di gudang amunisi di Nova Kakhovka, Kherson, yang mengaitkan serangan dengan senjata HIMARS.
Di antara para korban serangan itu adalah Kepala Staf Korps Angkatan Darat ke-22 dari Angkatan Bersenjata Federasi Rusia Mayor Jenderal Artem Nasbulin. Kematiannya dikonfirmasi juru bicara kepala administrasi militer regional Odesa Serhiy Bratchuk di Telegram. Jika terkonfirmasi, maka Nasbulin menjadi jenderal ke-12 Rusia yang terbunuh sejak awal perang pada 24 Februari.
3. Menjelang akhir pekan pada 8 Juli, kematian tiga anggota elit militer Rusia juga dikaitkan dengan serangan HIMARS Ukraina. Salah satu korban konon adalah Letnan Kolonel Maksim Potyomin. Ayahnya, Alexey Potyomin mengonfirmasi bahwa putranya tewas oleh serangan HIMARS, di mana bahwa mobil yang ditumpangi putranya dihantam roket HIMARS di Donetsk pada 8 Juli.
Kematian Potyomin dikuatkan oleh laporan Radio Free Europe/Radio Liberty, tetapi media itu tidak mengonfirmasi bahwa serangan itu menggunakan HIMARS.
4. Dalam serangan yang sama, Kolonel Anatoly Stasyukevich juga dilaporkan kehilangan nyawa. Stasyukevich dan Potyomin dilaporkan sama-sama pilot pesawat tempur yang ditempatkan di Krymsk, wilayah Krasnodar.
5. Selanjutnya, The Daily Mail melaporkan bahwa Letnan Kolonel Sergei Mikhaylov, komandan batalyon motorized rifle, juga tewas di Ukraina oleh serangan HIMARS. Namun, Kementerian Pertahanan Rusia belum mengonfirmasi kematiannya.