Deru Seru Balapan Formula E Jakarta  yang Mendunia
Deru Seru Balapan Formula E Jakarta yang Mendunia
Andryanto Wisnuwidodo
Minggu, 05 Juni 2022, 08:16 WIB

Deru seru balapan Formula E Jakarta yang bersejarah berakhir dengan menangguk sukses besar sehingga makin membuat nama Indonesia mendunia dan dikenang selamanya

Sejarah Formula E Sirkus Balap Mobil Listrik Pertama di Dunia

Sejarah Formula E Sirkus Balap Mobil Listrik Pertama di Dunia
Persaingan pembalap Formula E saat berpacu di lintasan Sirkuit Ancol./Sindo

Deru seru Jakarta Formula E atau Jakarta E-Prix 2022 mereda setelah sukses digelar di Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC), Ancol, Jakarta Utara, pada Sabtu (4/6/2022). Pembalap tim Jaguar TCS Racing Mitch Evans keluar sebagai juara di edisi perdana Formula E Jakarta itu. Seperti diketahui, Formula E merupakan kejuaraan balap mobil yang menggunakan mobil listrik. Lantas, siapakah yang memprakarsai dibentuknya Formula E ini?

Dilansir dari FIA Formula E, ajang balap mobil listrik pertama ini diperkenalkan pada tahun 2011 oleh Alejandro Agag dan Presiden FIA Jean Todt. Semua bermula pada malam hari tanggal 3 Maret 2011. Kala itu Jean Todt dan pengusaha asal Spanyol Alejandro Agag bertemu di sebuah restoran Paris. Dalam perbincangannya muncul sebuah ide untuk membuat kejuaraan balap mobil single-seat dengan menggunakan teknologi listrik.

Akhirnya, mereka resmi memperkenalkan Formula E ke dunia. Misi pendirian FE ini memiliki tujuan untuk mendorong penggunaan mobil listrik di dunia. Selain mengurangi emisi karbon dan polusi, FE juga ingin memperkenalkan bahwa mobil listrik juga memiliki sederet fitur canggih dan sistem hybrid.

Event pertama dari Formula E hadir pada tahun 2014. Saat itu, Beijing dipilih sebagai tempat pertama yang melangsungkan balap mobil listrik FE. Tak lama setelahnya, Formula E terus berkembang dan menjadi salah satu hiburan yang populer di dunia. Pada musim pertamanya yaitu 2014, Formula E memperkenalkan mobil Gen1 yang menggunakan teknologi baterai-listrik dan belum pernah dicoba di trek balap. Selain itu, aturan dua mobil per pembalap juga menyeimbangkan kebutuhan kapasitas baterai saat balapan.

Dalam seri pertamanya di Beijing pada 13 September 2014, Lucas Grassi mencetak sejarah dengan menjadi pemenang pertama balapan Formula E. Namun, pada akhir musim yang keluar sebagai pemenang adalah Nelson Piquet Jr. Dia mengalahkan perolehan poin Buemi yang menempati posisi kedua. Memasuki musim kedua, aturan tambahan diberlakukan. Diantaranya seperti memungkinkan tim merancang motornya sendiri, inverter, gearbox, hingga peralihan daya ke 170 kW. Di musim ini,

Menyambut musim keempat, ABB datang dan menjadi mitra utama Formula E. Pada musim ini mobil Formula E Gen2 ditampilkan ke publik. Dengan janji lebih banyak kecepatan, lebih efisien, mobil terbaru ini memiliki daya menjadi 180 kW. Tak hanya itu, produsen mobil dunia pun mulai memasuki Formula E. Seperti Nissan, BMW, Audi, dan Mahindra.

Pada musim ini, Lucas Grassi kembali merebut gelar juaranya. Musim kelima menampilkan cukup banyak perubahan signifikan di dalamnya. Salah satunya adalah menambahkan lebih banyak tenaga pada baterai serta format baru 45 menit + 1 putaran untuk mengakhiri balapan. Selain itu, Formula E juga menciptakan Attack Mode atau Mode Serangan. Untuk musim kelima ini, pembalap Prancis Jean Eric Vergne menjadi pemenangnya.

Pada musim keenam, dunia sedang dilanda pandemi Covid-19 sehingga ajang ini sempat ditunda. Setelah beberapa bulan, musim 2019/2020 ini kembali bergulir dan Antonio Felix da Costa menjadi pemenangnya. Memasuki musim ketujuh sampai saat ini, Formula E semakin populer. Bahkan ajang ini sudah mendapat status dari FIA sebagai Kejuaraan Dunia pada akhir 2019.

Perbedaan Formula E dan Formula 1 yang Wajib Diketahui Penggemar

Perbedaan Formula E dan Formula 1 yang Wajib Diketahui Penggemar

Perbedaan Formula E dan Formula 1 yang wajib diketahui penggemar balapan. Sedikitnya ada lima perbedaan Formula E dan Formula 1. Sebagian orang mungkin menganggapnya mirip, namun pandangan tersebut salah. Karena dua kejuaraan ini sangat berbeda.

Formula E merupakan seri balap mobil single-seater yang menggunakan tenaga listrik. Jika dibandingkan dengan F1, Formula E bisa dibilang sebagai anak baru. Karena event ini sendiri baru pertama kali digelar pada tahun 2014. Sedangkan Formula 1 sudah ada sejak tahun 1950.

Lantas, apa sajakah perbedaan Formula E dan Formula 1? Dilansir dari situs Keith Prowse, berikut ulasannya.

1. Arena Balapan
Perbedaan pertama dari Formula E dan Formula 1 adalah pada tempat balapannya. Mobil F1 dibuat untuk memiliki kinerja yang lebih baik. Sehingga dirancang untuk perlombaan di arena yang lebih panjang, lebih berliku, dan lebih kompleks.

Hal ini berbeda pada mobil balap Formula E yang dirancang untuk arena pacuan yang lebih pendek lebih sempit daripada sirkuit F1.

2. Pit Stop
Pit Stop merupakan tempat mobil balap berhenti baik untuk ganti ban maupun melakukan perbaikan mekanis. Pada balap mobil Formula 1, pembalap diharuskan berhenti di pit stops untuk mengganti ban.

Sedangkan pada balapan Formula E, pembalapnya tidak wajib dan tidak diizinkan mengganti ban kecuali ban mobilnya sudah tertusuk atau memang perlu diganti. Alasannya adalah karena jenis ban yang digunakan pada mobil balap FE dibuat khusus agar tahan di segala kondisi dan cuaca.

3. Tujuan
Sejak didirikan Alejandro Agag, tujuan Formula E adalah untuk mempromosikan mobil listrik sebagai kendaraan baru di kota-kota besar dunia. Selain itu, Formula E juga hanya melakukan race di kota-kota padat penduduk yang secara aktif berjuang mengurangi polusi udara.

Dengan tujuannya ini, Formula E sendiri sudah menarik beberapa produsen mobil di dunia seperti BMW, Audi, Mercedes, Nissan, Porsche, dan lainnya.

4. Teknologi Listrik
Pada mobil balap F1, mereka menggunakan unit daya turbo-hybrid V6, sedangkan Formula E menggunakan tenaga listrik yang menarik daya dari baterai berisi 250 kW. Dalam hal ini, mobil Formula E memiliki akselerasi pada tingkat yang sama dengan mobil F1. Kecepatan tertingginya adalah sekitar 280 km/jam.

5. Format Balapan dan Sistem Poin
Pada Formula 1, sesi latihan bebas, kualifikasi hingga pertandingan utama dilakukan dalam waktu 3 hari. Sedangkan semua sesi pada Formula E dilangsungkan dalam satu hari. Terkecuali sesi shakedown 30 menit pada Jumat Malam.

Kemudian, balapan Formula E berlangsung selama 45 menit dan biasanya dilakukan pada Sabtu sore. Berbeda dengan F1 yang biasa digelar hari Minggu. Tetapi sebelum itu, para pembalap FE ini harus menjalani dua sesi latihan terpisah dan sesi kualifikasi. Enam pembalap tercepat akan mengamankan pole position pada pertandingan utama. Lanjut, untuk sistem poinnya sendiri Formula E memberikan poin kepada 10 finisher pertama.

Keunggulan Seri Formula E Jakarta yang Spektakuler

Keunggulan Seri Formula E Jakarta yang Spektakuler

Sirkus Formula E Jakarta atau Jakarta E-Prix 2022 baru saja berlangsung di Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC), Sabtu (4/6/2022). Dengan kondisi cuaca terik di Jakarta menjadi tantangan tersendiri untuk para pembalap. Lantas, apa saja kelebihan dari Jakarta E-Prix 2022? Tercepat Berikut 5 Kelebihan Formula E Jakarta 2022:

1. Debut Indonesia Kejuaraan Dunia Formula E beralih ke lokasi balapan yang serba baru dan Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) dipilih sebagai tempat menggelar balapan seri kesembilan. Ini merupakan pertama kalinya Indonesia, khususnya Jakarta menggelar event balap bergengsi Formula E.

2. Fomula E Jakarta Indonesia dikenal memiliki penggemar berat pada dunia balap (motorsport). Sehingga tak aneh jika banyak dari mereka yang ingin mencicipi seri balap listrik terkemuka Ini adalah wilayah yang belum dipetakan untuk grid kejuaraan dari 22 pembalap kelas dunia, dengan perburuan gelar di ujung pisau karena hanya 16 poin – nyaman kurang dari yang ditawarkan untuk satu kemenangan – membagi tiga pembalap teratas di lebih dari setengah jalan. dari kampanye.

3. JIEC, Trek Searah Jarum Jam yang Terinspirasi Tarian Kuda Lumping Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) memiliki panjang sekira 2,37km. Tidak seperti trek lain, JIEC adalah trek yang dirancang khusus untuk menciptakan atau menghidupkan kembali kota setelah pandemi.

Trek searah jarum jam terinspirasi oleh Kuda Lumping, sebuah tarian tradisional Jawa yang menggambarkan pasukan berkuda yang terbuat dari anyaman bambu dan dihiasi dengan cat dan kain. Tarian yang tidak menentu memberi jalan kepada seorang penari dalam keadaan mengalir, seperti kesurupan, menampilkan kekuatan dan daya tahan fisik yang luar biasa.

4. Keistimewaan Formula E Jakarta Desain arena balap mobil listrik dinilai sulit diikuti oleh negara lain. Pasalnya, JIEC memiliki Attack Mode yang memungkinkan terjadinya overtake atau menyalip.

5. Potensi Untung Rp2,5 triliun Gelaran Formula E Jakarta 2022 dinilai memiliki dampak positif terhadap pemulihan ekonomi. Ajang balapan tersebut dianggap menjadi katalis positif bagi pemulihan ekonomi. Itu sebagaimana disampaikan pakar ekonomi Universitas Indonesia (UI) Ninasapti Triaswati. Dia mengatakan bahwa potensi keuntungan yang didapat dari ajang tersebut bisa mencapai Rp2,5 triliun.
(aww)