Atlet Muda Indonesia Menuju Pentas Olahraga Dunia

Atlet Muda Indonesia Menuju Pentas Olahraga Dunia

Andryanto Wisnuwidodo
Sabtu, 04 Juni 2022, 23:07 WIB

SEA Games 2021 Hanoi Vietnam yang berakhir pada 23 Mei lalu menjadi batu loncatan atlet Indonesia menuju pentas olahraga multievent dunia Olimpiade Paris 2024.

SEA Games 2021 Batu Loncatan Atlet Indonesia ke Olimpiade 2024

SEA Games 2021 Batu Loncatan Atlet Indonesia ke Olimpiade 2024

SEA Games 2021 Hanoi Vietnam menjadi batu loncatan atlet muda Indonesia untuk bertanding di pentas dunia Olimpiade Paris 2024. SEA Games 2021 yang berakhir 23 Mei lalu menempatkan Kontingen Indonesia menembus tiga besar dalam klasemen akhir perolehan medali seperti target Presiden Joko Widodo.

Kontingen Indonesia menembus peringkat tiga besar SEA Games 2021 Hanoi dengan merebut total 241 medali (69 emas, 91 perak, dan 81 perunggu). Peringkat pertama ditempati Vietnam dengan 446 medali (205 emas, 125 perak dan 116 perunggu). Sementara peringkat dua dipegang Thailand setelah mengumpulkan 331 medali (92 emas, 103 perak, 136 perunggu).

Menpora Zainudin Amali merasa bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada seluruh atlet yang telah berjuang di lapangan, Duta Besar Indonesia untuk Vietnam, tim CdM, tim review, NOC Indonesia, KONI dan seluruh stakeholder olahraga yang terkait. Dikatakannya, keberhasilan Indonesia masuk tiga besar di SEA Games 2021 Vietnam berkat kerja keras semua pihak, khususnya para atlet.

Ini menjadi bukti bahwa, Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) sudah berjalan di trek yang benar. "Dibandingkan SEA Games Filipina sebelumnya, dari sisi jumlah keberangkatan atlet sudah berbeda. Kalau di Filipina sekitar 800 lebih atlet, SEA Games 2021 Vietnam kali ini, hampir separuh lebih sedikit atlet yang berangkat, tapi Alhamdulilah medali yang kita raih sudah memenuhi harapan dan kita berhasil masuk tiga besar," ujar Menpora Amali dikutip dari laman resmi Kemenpora, Senin (23/5/2022).

Ke depannya, Menpora akan menggunakan cara dan sistem yang sama dalam keberangkatan atlet, bahkan akan lebih ketat lagi. Tahun 2023 sendiri akan ada Asian Games dan SEA Games Kamboja. Target utama Menpora adalah atlet muda Indonesia bisa bersaing di Olimpiade 2024. "Hasil ini menurut saya belum berhasil, karena tantangan kita ke depan jauh lebih berat. Target utama kita adalah Olimpiade, untuk menuju ke sana kita harus mulai dari sekarang perubahan paradigma olahraga Indonesia," ujar Menpora.

Desain Besar Olahraga Nasional di Trek Benar Menuju Pentas Dunia

Desain Besar Olahraga Nasional di Trek Benar Menuju Pentas Dunia
Atlet muda Indonesia menjadi tumpuan menghadapi pesta olahraga multievent dunia Olimpiade Paris 2024/Antara

Kontingen Indonesia menembus tiga besar dalam klasemen terakhir perolehan medali di SEA Games 2021 Hanoi Vietnam yang berakhir 23 Mei lalu. Keberhasilan Kontingen Indonesia menembus tiga besar sesuai dengan target Presiden Joko Widodo.

Dalam SEA Games 2021 Hanoi Vietnam, Kontingen Indonesia berhasil menempati peringkat tiga besar di event terbesar Asia Tenggara tersebut. Total raihan medali yang didapat sebanyak 69 medali emas, 92 medali perak, dan 80 medali perunggu.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengungkapkan bahwa Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) sudah berada dalam jalur yang tepat. Atlet muda Indonesia juga mencatat beberapa sejarah juga tercipta pada SEA Games 2021. Seperti keberhasilan tim nasional basket putra Indonesia merebut medali emas SEA Games untuk pertama kalinya sejak 1977.

"Ini adalah hasil kerja bersama. Jadi, tidak ada satu atau dua individu atau kelompok yang merasa yang paling berjasa, tetapi ini adalah semua kerja sama-sama kita bersama tim pemerintah, pimpinan cabor, NOC, KONI, atlet, pelatih dan ofisial," tegas Menpora Amali.

"Atas nama seluruh rakyat dan pemerintah Indonesia menyampaikan selamat datang kembali ke tanah air. Apresiasi dan ucapan terima kasih atas segala perjuangan sehingga Indonesia berada di peringkat 3 SEA Games ke-31 ini," tambah Menpora Amali.

Pada SEA Games 2021, ada 499 atlet yang dikirim atau lebih sedikit dari SEA Games 2019 yakni 841 atlet. Dengan jumlah yang lebih sedikit, prestasi Indonesia justru meningkat karena berhasil menempati peringkat ketiga, sementara pada SEA Games 2019 ada di urutan empat.

Keberhasilan itu menggambarkan keberhasilan DBON dan Cetak Juara yang dicanangkan Kemenpora. Program itu sesuai dengan Perpres No.86 tahun 2021 tentang DBON. Dalam DBON itu atlet muda menjadi tumpuan olahraga Indonesia untuk bisa bersaing dalam Olimpiade Paris 2024.

SEA Games 2021 Hanoi Vietnam berakhir dengan kontingen Indonesia menembus tiga besar dalam klasemen akhir perolehan medali seperti target Presiden Joko Widodo. Kontingen Indonesia menembus peringkat tiga besar SEA Games 2021 Hanoi dengan merebut total 241 medali (69 emas, 91 perak, dan 81 perunggu). Peringkat pertama ditempati Vietnam dengan 446 medali (205 emas, 125 perak dan 116 perunggu). Sementara peringkat dua dipegang Thailand setelah mengumpulkan 331 medali (92 emas, 103 perak, 136 perunggu).

Sejarah SEA Games dan Prestasi Kontingen Indonesia

Sejarah SEA Games dan Prestasi Kontingen Indonesia
Kontingen Indonesia tercatat 10 kali menjadi juara umum SEA Games sejak pertama kali ikut 1977.

Sejarah dan prestasi Indonesia di SEA Games sejak pertama kali dipertandingkan pada 1959. SEA Games adalah pesta olahraga multievent yang digelar dua tahunan dengan melibatkan peserta dari 11 negara Asia Tenggara saat ini.

Pertandingan tersebut berada di bawah regulasi Southeast Asian Games Federation (SAGF) dengan pengawasan International Olympic Committee (IOC) dan Olympic Council of Asia (OCA). Pesta Olahraga Asia Tenggara adalah salah satu dari lima Pertandingan subregional Dewan Olimpiade Asia (OCA). Yang lainnya adalah Asian Games Tengah, Asian Games Pemuda Asia Timur, Asian Games Selatan, dan Asian Games Barat.

SEA Games berasal dari South East Asian Peninsular Games atau SEAP Games. Pada tanggal 22 Mei 1958, delegasi dari negara-negara di Semenanjung Asia Tenggara menghadiri Asian Games di Tokyo, Jepang mengadakan pertemuan dan sepakat untuk membentuk organisasi olahraga.

SEAP Games dikonsep oleh Luang Sukhum Nayapradit, saat itu Wakil Presiden Komite Olimpiade Thailand. Alasan yang diusulkan adalah bahwa acara olahraga regional akan membantu mempromosikan kerja sama, pemahaman, dan hubungan antar negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

Enam negara, Burma (sekarang Myanmar), Kampuchea (sekarang Kamboja), Laos, Malaya (sekarang Malaysia), Thailand dan Republik Vietnam (Vietnam Selatan) adalah anggota pendiri. Negara-negara ini setuju untuk menyelenggarakan Olimpiade dua tahunan pada bulan Juni 1959 dan Komite Federasi SEAP Games dibentuk setelahnya.

SEAP Games pertama diadakan di Bangkok dari 12–17 Desember 1959, dengan lebih dari 527 atlet dan ofisial dari 6 negara; Myanmar, Laos, Malaya, Singapura, Vietnam Selatan dan Thailand berpartisipasi dalam 12 cabang olahraga. Pada SEAP Games ke-8 tahun 1975, Federasi SEAP mempertimbangkan masuknya Brunei, Indonesia, dan Filipina.

Negara-negara ini secara resmi diterima pada tahun 1977, tahun yang sama ketika Federasi SEAP berubah nama menjadi Southeast Asian Games Federation (SEAGF), dan permainan itu dikenal sebagai Pesta Olahraga Asia Tenggara. Meskipun lokasinya lebih dekat ke kepulauan Pasifik daripada benua Asia dan tidak menjadi anggota ASEAN, Timor Leste diterima di Pesta Olahraga Asia Tenggara ke-22 pada tahun 2003 Hanoi - Ho Chi Minh City.

Sejak keikutsertaan Indonesia dalam SEA Games pada 1977, atlet-atlet Merah Putih mampu menggebrak peta persaingan. Kontingen Indonesia tercatat 10 kali menjadi juara umum atau peraih medali terbanyak SEA Games. Hebatnya, saat debut di SEA Games 1977, Kontingen Indonesia langsung menjadi juara umum di Malaysia. Dominasi Indonesia berlanjut hingga juara umum empat kali beruntun dari 1977 hingga 1983.

Sempat diputus oleh Thailand pada 1985, keperkasaan atlet Indonesia kembali mendominasi dengan menjadi juara umum edisi 1987, 1989, 1991, dan 1993. Kontingen Indonesia kembali menjadi juara umum pada 1997 dan 2011 saat menjadi tuan rumah.
Secara total, Indonesia masih di bawah Thailand yang 13 kali juara umum. Kontingen Indonesia total meraih 5548 medali dengan rincian 1893 medali emas, 1794 perak, dan 1861 perunggu. Thailand i tempat pertama dengan meraih 6090 medali.
Author
Andryanto Wisnuwidodo