Negara-negara Ini Dukung Transisi Energi RI
Langkah Indonesia menjalankan transisi dari energi fosil ke energi bersih mendapat dukungan dari negara-negara lain. Dukungan itu berupa komitmen investasi untuk sejumlah proyek energi baru terbarukan (EBT) yang dikembangkan di dalam negeri.
Salah satunya berasal dari Inggris sebesar USD9,29 miliar atau setara Rp132,8 triliun (kurs Rp14.300/USD) berupak komitmen investasi dalam rangka transisi energi dan ekonomi hijau. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar komitmen investasi ini dikawal sehingga benar-benar terealisasi.
Selanjutnya, dukungan percepatan transisi energi diberikan oleh Pemerintah Jerman. Dukungan tersebut diwujudkan dengan komitmen investasi hijau sebesar USD2 miliar atau setara dengan Rp28,6 triliun.
"Dukungan ini untuk mengembangkan panas bumi, hydropower, minihydro dan pengembangan PLTS," ujar Duta Besar Jerman untuk Indonesia, ASEAN dan Timor Leste Ina Lepel dalam rangkaian acara Indonesian German Renewable Energy Day 2021–RE Day 2021 secara virtual, di Jakarta, baru-baru ini.
Tak hanya itu, dukungan juga diberikan melalui berbagai macam pelatihan keterampilan, dialog dan peningkatan kesadaran terhadap energi hijau serta mendorong proses transisi energi yang adil dan seimbang antara ekonomi, lingkungan, dan masyarakat.
Dukungan juga diberikan Denmark yang menjadi salah satu mitra penting dalam perjalanan Indonesia menuju transisi energi. Selain program bilateral yang sedang berjalan seperti Indonesia-Denmark Partnership Program (Indodepp) dan Sustainable Island Initiatives (SII), beberapa perusahaan energi Denmark juga berencana berinvestasi di Indonesia.
Proyek-proyek tersebut akan dilaksanakan oleh Copenhagen Infrasrukture Partners senilai USD700 juta, Vestas (USD400 juta), dan Howden (USD40 juta).
Di bawah kemitraan kerja sama bilateral, Denmark telah menyelesaikan laporan studi mereka tentang RE Pipeline, serta hasil Studi Pra-FS pada Proyek EBT di Sulawesi Utara dan Riau. Studi-studi ini diselesaikan untuk menjembatani kesenjangan antara Rencana Energi Nasional dan Proyek EBT Provinsi.
"Dalam kemitraan tingkat provinsi lainnya, saya mencatat bahwa Pemerintah Denmark juga mendukung transisi energi di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Saya berharap proyek kemitraan semacam ini dapat direplikasi di provinsi atau daerah lain di Indonesia," ujar Menteri ESDM Arifin Tasrif beberapa waktu lalu.
Indonesia juga telah menandatangani nota kerja sama (memorandum of cooperation/MoC) dengan Pemerintah Jepang mengenai realisasi transisi energi antara kedua negara. Kesepakatan ini ditandatangani oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif dan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang, Hagiuda Koichi, bulan lalu di Jakarta.
Menteri Arifin juga mengundang partisipasi investor untuk mendukung program transisi energi Indonesia. Beberapa perangkat kebijakan yang dilakukan antara lain memberikan kemudahan berbisnis dan menyiapkan Rancangan Peraturan Menteri ESDM terkait tarif EBT.
Pemerintah Indonesia juga membuka diri terhadap lembaga keuangan global untuk memberikan pendanaan dalam proyek transisi energi. Bantuan pendanaan antara lain berasal dari Bank Dunia, UNFCCC, Bank Pembangunan Asia (ADB) dan lembaga komersial lainnya.
Hal itu menunjukkan bahwa transisi energi merupakan tantangan terbesar saat ini. Namun, hal itu diyakini bisa direalisasikan melalui kolaborasi antar negara dan juga lembaga global, termasuk institusi keuangan.