Adakah Hubungannya dengan Covid-19?
Penyebab utama hepatitis misterius memang belum dapat dipastikan. Penyelidikan lebih lanjut yang dilakukan sejumlah ahli di berbagai negara diharapkan bisa menemukan jawaban atas penyakit mematikan tersebut.
Ahli Epidemiologi Griffith University Australia Dicky Budiman mengomentari fenomena hepatitis misterius ini. Ia menduga, ada peran varian baru Covid-19 di balik penyebab hepatitis misterius.
"Kami sampai saat ini belum bisa memastikan penyebab hepatitis misterius ini. Tapi, ada dugaan hepatitis misterius disebabkan oleh varian baru Covid-19 yang belum teridentifikasi," kata Dicky Budiman kepada MNc Portal.
Dugaan tersebut bukan tanpa alasan. Covid-19, kata Dicky, secara umum adalah penyakit yang menyerang semua organ tubuh. Meski penyakit ini ditularkan lewat udara dan menginfeksi saluran napas, tapi pada gilirannya Covid-19 adalah penyakit sistemik yang menyerang semua organ, termasuk liver.
"Nah, di kejadian hepatitis misterius, organ yang diserang adalah liver dan anak-anak menjadi sasaran utama varian tersebut," terang Dicky.
Dicky menjelaskan alasan anak-anak yang terserang karena telat mendapatkan vaksin Covid-19. Bahkan, tidak semua anak-anak eligible mendapatkan vaksin karena sejauh ini baru anak 6 tahun ke atas yang bisa divaksin Covid-19.
"Fenomena di masyarakat global, anak-anak pun belum banyak yang mendapatkan vaksin Covid-19 dua dosis, boro-boro booster," katanya.
Varian ini mengincar anak-anak karena secara antibodi, mereka tidak memilikinya atau lemah. Itu kenapa anak-anak terkesan menjadi korban dari penyakit hepatitis misterius.
"Padahal, hepatitis bisa juga dialami mereka yang berusia dewasa muda atau lansia, pun khususnya pada semua usia kalau mereka punya komorbid yang dapat memperburuk," terang Dicky.
Anak-anak menjadi rentan terinfeksi hepatitis misterius juga karena imunitas mereka mungkin buruk, status gizinya pun buruk, atau memiliki komorbid serius.
"Ingat, Long Covid-19 itu yang banyak dilaporkan juga soal hepatitis," sambung Dicky.
"Apalagi hepatitis ini prevalensi yang paling banyak adalah anak di bawah 5 tahun. Itu karena mereka belum eligible dapat vaksin. Ini yang menjadi masalah," tambahnya.
Pasien hepatitis misterius ada yang teridentifikasi terpapar Covid-19. Beberapa argumen kemudian bermunculan, salah satunya vaksin Covid-19 sebagai penyebab hepatitis misterius tersebut.
Tapi, apakah vaksin Covid-19 menjadi biang keladi penyakit hepatitis misterius? Jika benar, bagaimana kaitan antara vaksin Covid-19 dengan munculnya penyakit serius tersebut?
Profesor Zubairi Djoerban menjelaskan soal anggapan bahwa vaksin Covid-19 menjadi penyebab hepatitis misterius tidak dapat dibuktikan dengan data. Artinya, pernyataan tersebut tidak bisa dianggap sebagai suatu kebenaran.
"(Hepatitis misterius) terkait dengan vaksin Covid-19? Hipotesis tersebut tidak didukung data," tegas Prof Zubairi yang merupakan Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia, di Twitter, dikutip MNC Portal.
Di kesempatan itu pun Prof Beri, sapaan akrabnya, memberikan klarifikasi bahwa sebagian besar anak-anak yang terkena hepatitis misterius itu justru belum menerima vaksinasi Covid-19.
Artinya, sangat kecil kemungkinan vaksin Covid-19 menyebabkan hepatitis misterius. Sebab, anak-anak yang teridentifikasi penyakit tersebut bahkan belum menerima vaksin Covid-19.
Hepatitis misterius punya gejala khas yang perlu masyarakat ketahui. Menurut Prof Beri, gejala dari hepatitis misterius ini antara lain pasien anak sebagian besar mengalami masalah gastrointestinal terlebih dahulu, diikuti penyakit kuning.
"Tes laboratorium juga menunjukkan tanda-tanda peradangan hati parah. Sebagian besar anak tidak mengalami demam," papar Prof Beri.
Untuk mendiagnosis penyakit ini, kata Prof Beri, belum ada tes yang bisa memastikannya. "Tapi, syaratnya adalah pasien harus negatif terhadap virus hepatitis A, B, C, D, E, dan dengan kadar enzim transaminase lebih dari 500 unit per liter," tambahnya.
Rumor bahwa hepatitis akut tersebut disebabkan oleh vaksinasi Covid-19 langsung ditepis Kemenkes.
“Benarkah Hepatitis Akut disebabkan oleh Vaksinasi COVID-19? Tidak benar!” demikian pernyataan Kemenkes, dikutip dari Twitter resminya
Lewat pernyataan tersebut, Kemenkes menegaskan bahwa tidak ada kaitannya antara vaksinasi Covid-19 dan hepatitis akut. “Sampai saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan adanya kaitan antara keduanya, melainkan adanya kejadian yang bersamaan,” cuitnya.
Beberapa waktu lalu, lead scientist untuk kasus ini, Prof dr Hanifah Oswari, SpA(K) juga mengungkapkan hal serupa. “Kejadian ini dihubungkan dengan vaksin Covid-19 itu tidak benar,” ujarnya.
Prof Hanifah menjelaskan, sampai saat ini belum ada bukti yang menunjukkan adanya kaitan penyakit hepatitis akut dengan virus Covid-19. Dia menduga penyakit tersebut disebabkan oleh Adenovirus, SARS CoV-2, virus ABV, dan sebagainya.
Untuk mencegah risiko infeksi, Prof Hanifah menyarankan agar orangtua meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan tindakan pencegahan.
“Untuk mencegah dari saluran pencernaan, jagalah kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi itu matang, tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain, serta menghindari kontak anak-anak kita dari orang yang sakit,” jelasnya.
Selain itu, untuk mencegah penularan hepatitis akut melalui saluran pernapasan, dapat dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Di antaranya memakai masker, menjaga jarak, dan mengurangi mobilitas.