Link Copied
Marhaban Yaa Ramadhan: Pintu Langit Dibuka, Amal Dilipatgandakan

Marhaban Yaa Ramadhan: Pintu Langit Dibuka, Amal Dilipatgandakan

By Andryanto Wisnuwidodo
Marhaban Yaa Ramadhan, bulan mulia saat setiap amal dilipatgandakan, pintu langit dibuka, setan dibelenggu dan dosa diampuni.

Kemuliaan Bulan Ramadhan yang Selalu Dirindukan Kaum Muslim

Kemuliaan Bulan Ramadhan yang Selalu Dirindukan Kaum Muslim


Keutamaan bulan Ramadhan telah Allah jelaskan dalam Alquran maupun hadits-hadits Nabi Muhammad SAW . Beruntunglah mereka yang memasuki bulan tersebut mengingat banyaknya fadhillah maupun keutamaannya. Bayangkan setiap amal dilipatgandakan, pintu langit dibuka, setan dibelenggu dan dosa-dosa diampuni.

Ramadan adalah bulan paling utama. Allah mewajibkan puasa di bulan itu atas kaum muslim sebagaimana firman-Nya dalam Surah Al-Baqarah ayat 183: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang yang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Di dalam bulan Ramadhan Allah menurunkan kitab suci-Nya dan menjadikan salah satu malamnya sebagai ‘Lailatul Qadar’ yang lebih baik dari seribu bulan dan seribu bulan lebih banyak dari 83 tahun. Allah berfirman: “Bulan Ramadan yaitu bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). (QS Al-Baqarah: 185).

Dalam Kitab Nashoihud Diniyah (kumpulan nasihat) karya Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad menerangkan keutamaan bulan Ramadhan. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: “Bulan Ramadhan hingga Ramadan, hari Jumat hingga Jumat dan salat yang satu hingga salat yang lain adalah menghapus dosa-dosa di antara semua itu apabila dosa-dosa besar dijauhi.”

Nabi SAW juga bersabda bahwa Ramadhan adalah bulan kesabaran dan pahala kesabaran adalah surga. Kata Beliau: “Permulaannya adalah rahmat, tengahnya adalah ampunan dan akhirnya adalah pembebasan dari api neraka.”

Adab Menjalani Puasa dan Tipsnya
Dalam kitab yang dikarangnya, Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad memberikan nasihat tentang hakikat puasa dan adab-adabnya. Seorang muslim wajib mengetahui hakikat dan rahasia puasa dan berusaha menjalaninya agar tidak sia-sia.

Termasuk adab orang yang puasa adalah tidak banyak tidur di siang hari dan tidak banyak makan di waktu malam. Hendaklah ia makan sekedarnya hingga ia rasakan sentuhan lapar dan haus supaya jiwanya menjadi baik dan syahwatnya menjadi lemah serta hatinya menjadi terang. Itu rahasia puasa dan tujuannya.

Hendaklah orang yang puasa menjauhi kesenangan syahwat serta kenikmatan yang banyak. Sedikit-dikitnya adalah kebiasaan bersenang-senang itu hanya sekali dibulan Ramadhan dan lainnya. Ini adalah sedikit-dikitnya yang patut. Akan tetapi latihan dan menjauhi keinginan nafsu akan membawa pengaruh besar dalam menerangi hati.

Adapun orang yang menjadikan puasa Ramadhan untuk bersenang-senang dan hidup mewah itu merupakan tipu daya setan. Setan menipu mereka supaya tidak merasakan keberkahan puasa. Mereka juga tidak merasakan pengaruhnya berupa cahaya, sikap khusyu’ kepada Allah.

Kebiasaan ulama salaf terdahulu adalah mengurangi kebiasaan dan kesenangan nafsu. Mereka justru memperbanyak amal baik di bulan Ramadan secara khusus, meskipun itu sudah dikenal dari perilaku mereka dalam seluruh waktu.

Asal Usul Penamaan Bulan Ramadhan dan Artinya yang Penuh Makna

Asal Usul Penamaan Bulan Ramadhan dan Artinya yang Penuh Makna


Umat muslim perlu mengetahui asal usul penamaan bulan Ramadhan dan artinya. Untuk diketahui, Ramadhan adalah bulan ke-9 dalam kalender Hijriyah. Ramadhan dijuluki Sayyidusy-Syuhur (penghulu semua bulan) sebagaimana diterangkan dalam Hadis berikut:

اَتَاكُمْ رَمَضَانُ سَيِّدُ الشُّهُوْرِ فَمَرْحَبًا بِهِ وَاَهْلاً جَاءَ شَهْرُ الصِّيَامِ بِالبَرَكَاتِ فَاكْرِمْ بِهِ مِنْ رَائِرٍ هُوَ اَتٍ


Artinya: "Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, penghulu segala bulan. Maka selamat datanglah kepadanya. Telah datang bulan shaum membawa segala rupa keberkahan. Maka alangkah mulianya tamu yang datang itu." (HR Ath-Thabrani)

Apa sebenarnya arti Ramadhan?
Menurut Dai yang juga pengajar Rumah Fiqih Indonesia, Ustaz Ahmad Zarkasih, Ramadhan berasal dari kata Romadh (رمض) yang artinya ialah panas menyengat atau membakar. Dinamakan seperti itu karena memang matahari pada bulan ini jauh lebih menyengat dibanding bulan-bulan lain.

Panas yang dihasilkannya lebih tinggi dibanding yang lain. Sementara Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan: "Dinamakan bulan Ramadhan karena ia mengugurkan (membakar) dosa-dosa dengan amal saleh." Mengenai asal usul penamaan Ramadhan bermula dari penggunaan kalender Hijriyah pada Tahun 412 Masehi. Ketika itu terjadi konvensi petinggi lintas suku dan kabilah bangsa Arab di Makkah pada masa Kilab bin Murrah (kakek Nabi Muhammad SAW ke-6).

Mereka berkumpul untuk menentukan nama-nama bulan agar terjadi kesamaan, sehingga memudahkan mereka dalam urusan perdagangan. Dari perkumpulan itu, muncullah 12 nama bulan yaitu: (1) Muharram (2) Shafar (3) Rabi'al-Awwal (4) Rabi'al-Tsani (5) Jumadal Ula (6) Jumadal Tsaniyah (7) Rajab (8) Sya'ban (9) Ramadhan (10) Syawwal (11) Dzulqa'dah (12) Dzulhijjah.

Kala itu penomoran bulan belum ada karena orang-orang Arab terdahulu tidak tahu bulan apa yang pertama. Munculnya penomoran bulan Hijriyah setelah adanya kebijakan Khalifah Umar bin Khaththab yang mengeluarkan perintah untuk membuat kalender Islam. Akhirnya bulan Muharram ditetapkan sebagai bulan pertama kalender Islam yang kita kenal dengan kalender Hijriyah.

Bulan Membakar Dosa-dosa

Ramadhan identik dengan musim panas yang sangat menyengat. Sejak pagi hingga petang. batu-batu gunung dan pasir gurun terpanggang oleh sengatan matahari musim panas yang waktu siangnya lebih panjang daripada malamnya.

Malamnya, panas di bebatuan dan pasir sedikit reda, tapi sebelum dingin betul sudah berjumpa dengan pagi hari. Demikian terjadi berulang-ulang, sehingga setelah beberapa pekan terjadi akumulasi panas yang menghanguskan. Hari-hari itu disebut bulan Ramadhan, bulan dengan panas yang menghanguskan.

Dalam buku "Essentials of Ramadan, The Fasting Month" karya Tajuddin Shuaib disebutkan, setelah umat Islam mengembangkan kalender berbasis bulan (Qamariyah), rata-rata 11 hari lebih pendek dari kalender berbasis matahari (kalender Masehi). Bulan Ramadhan tak lagi selalu bertepatan dengan musim panas. Orang lebih memahami panasnya Ramadhan secara metaforik (kiasan).

Karena pada hari-hari Ramadhan orang berpuasa, tenggorokan terasa panas karena kehausan. Atau diharapkan dengan ibadah-ibadah di bulan Ramadhan maka dosa-dosa terdahulu hangus terbakar dan setelah Ramadhan mendapat ampunan. Dari akar kata "Romadh", Ramadhan digunakan untuk mengindikasikan adanya sensasi panas saat seseorang kehausan.

Pendapat lain mengatakan bahwa kata Ramadhan digunakan karena pada bulan itu dosa-dosa dihapus oleh perbuatan baik sebagaimana matahari membakar tanah. Pada bulan Ramadhan, umat Islam akan menata ulang dan memperbaharui kekuatan fisik, spiritual dan tingkah lakunya, sebagaimana panas merepresentasikan sesuatu yang dapat mencairkan materi.

Kabar gembira tentang keutamaan Ramadhan juga disampaikan Rasulullah SAW dalam satu sabda beliau:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ


Artinya: "Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni". (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Peristiwa-peristiwa Bersejarah yang Terjadi di Bulan Ramadhan

Peristiwa-peristiwa Bersejarah yang Terjadi di Bulan Ramadhan


Bulan Ramadhan memiliki berbagai keistimewaan. Selain semua amal ibadah dilipatgandakan pahalanya, Ramadhan juga mencatat sejumlah peristiwa bersejarah di mancanegara maupun di Indonesia.

Berikut sejumlah peristiwa penting yang terjadi di bulan Ramadhan:

1. Alquran Diturunkan
17 Ramadhan menjadi tanggal istimewa di bulan suci umat Islam ini. Pada tanggal tersebut Allah SWT menurunkan Alquran ke muka bumi melalui Nabi Muhammad SAW, atau biasa disebut Nuzulul Quran. Istilah Nuzulul Quran yang secara harfiah berarti turunnya Al-Qur'an adalah istilah yang merujuk kepada peristiwa penting penurunan wahyu Allah pertama kepada Nabi Muhammad SAW.

2. Kitab Sebelum Al-Qur'an Diturunkan
Turunnya kitab-kitab suci sebelum Alquran yaitu Shuhuf Ibrahim pada 1 Ramadhan. Taurat diturunkan pada 6 Ramadhan, Zabur pada 24 Ramadhan, dan Injil pada 13 Ramadan.

3. Ibnu Sina Lahir, Ibnu Khaldun wafat
Ilmuwan kedokteran Muslim Ibnu Sina lahir pada Ramadhan 428 H, sementara ilmuwan Muslim lain yang merupakan tokoh Sosiologi Ibnu Khaldun meninggal dunia.

4. Puteri Rasulullah Wafat
Putri Nabi Muhammad SAW Fatimah Az-Zahra wafat pada Ramadhan tahun 11 H.

5. Islam Sampai ke Yaman
Yaman terletak di selatan semenanjung tanah arab. Nabi Muhammad mengutus Ali bin Abi Thalib dengan membawa surat beliau untuk penduduk Yaman khususnya Suku Hamdan. Dalam periode satu hari, semua mereka memeluk agama Islam secara aman. Peristiwa bersejarah itu terjadi pada bulan Ramadhan tahun ke-10 hijrah.

6. Ali bin Abi Thalib Dibunuh
Pembunuhan atas Ali bin Abi Thalib oleh seorang Khawarij bernama Abdurrahman bin Muljam pada 21 Ramadhan 40 H.

7. Pembebasan Andalusia
Andalus adalah nama Arab yang diberikan kepada wilayah-wilayah di semenanjung Iberia yang diperintah oleh orang Islam selama beberapa waktu mulai tahun 711 sampai 1492 Masehi. Pada 28 Ramadhan tahun ke-92 Hijrah, panglima Islam Tariq bin Ziyad dikirim pemerintaan Bani Umayyah untuk menawan Andalus.

Tariq memimpin armada Islam menyeberangi laut yang memisahkan Afrika dan Eropa. Setelah pasukan Islam mendarat, Tariq membakar kapal-kapal tentara Islam agar mereka tidak berpikir untuk mundur. Akhirnya Andalus ditawan dan Islam bertapak di tempat itu selama delapan abad.

8. Kemenangan Islam di Perang Badar dan Fathul Makkah
Perang Badar terjadi pada 17 Ramadan 2 H/624 M. Inilah peperangan pertama yang dilakukan kaum Muslim melawan kaum kafir Quraisy dari Mekkah setelah hijrah ke Madinah. Pertempuran itu berakhir dengan kemenangan pihak Muslim. Sedangkan Fathul Makkah atau pembebasan Kota Mekkah terjadi pada tahun Ramadhan 8 Hijriah/ 630 M.

9. Tentara Islam Kalahkan Tentara Mongol
Pada 126-1405 Masehi, tentara Mongol dibawah Genghis Khan melebarkan penaklukannya hampir semua benua Asia. Mereka membunuh lebih sejuta rakyat negara yang dikalahkan. Pada 1258, tentara pimpinan jenderal Hulagu Khan menyerang Kota Baghdad yang menjadi kemegahan dinasti Abbasiyah. Dalam serangan itu, banyak umat Islam terbunuh. Pada 15 Ramadhan 658 Hijrah bersamaan 1260 Masehi, tentara Islam bangkit membuat serangan balasan dibawah pimpinan Sultan Qutuz dari dinasti Mamluk. Dalam pertempuran itu, tentara Islam meraih kemenangan.

10. Khalid bin Walid Meruntuhkan Berhala Al ‘Uzza
Setelah umat Islam membebaskan Kota Mekkah, Nabi Muhammad SAW menyucikannya dengan memusnahkan 360 patung di sekeliling Ka'bah. Lima hari sebelum berakhirnya Ramadhan tahun ke-9 hijrah, ia mengirim Khalid bin Walid untuk memusnahkan patung al 'Uzza di nakhla. Menurut kepercayaan Arab Jahiliyah, al 'Uzza adalah patung dewi terbesar di situ.

11. Kemenangan Salahuddin Al-Ayyubi
Keberhasilan Salahuddin Al-Ayyubi menaklukkan kaum Salib pada Ramadhan tahun 584 Hijriyah berdampak pembebasan sebagian besar negara yang pernah dikuasai oleh kaum Salib.

12. Tanah Palestina Dirampas
Pada Ramadhan 1356 H tanah Palestina di Jalil Ulya dirampas untuk Yahudi.

13. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilakukan pada Jumat, 17 Agustus 1945, bertepatan dengan tanggal 9 Ramadhan 1364 Hijriah atau 17 Agustus 2605 menurut tahun Jepang.

Bumi dan Malaikat Pun Menangisi Kepergian Ramadhan

Bumi dan Malaikat Pun Menangisi Kepergian Ramadhan


Bumi dan para Malaikat menangis sedih karena kepergian Ramadhan. Kaum mukmin juga ikut bersedih dengan kepergian bulan yang penuh berkah dilipatgandakannya amal ibadah.

Seperti kata Ibnu Rajab Al-Hambali: "Bagaimana bisa seorang mukmin tidak menetes air mata ketika berpisah dengan Ramadhan, Sedangkan ia tidak tahu apakah masih ada sisa umurnya untuk berjumpa lagi."

Pengasuh Ponpes Ash-Shidqu Kuningan Al-Habib Quraisy Baharun dalam satu kajiannya menukil sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Jabir radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

"Ketika datang akhir malam bulan Ramadhan, langit dan bumi, serta para Malaikat menangis karena merupakan musibah bagi umat Nabi Muhammad SAW. Sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, musibah apakah itu? Rasulullah menjawab: "Lenyaplah bulan Ramadhan karena sesungguhnya doa-doa di bulan Ramadhan dikabulkan, dan sedekah diterima, kebaikan dilipat gandakan, dan adzab ditolak."

Dalam keterangan lain disebutkan:

ِإذَا كَانَ َاخِرُ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ بَكَتِ السَّمَوَاتُ وَاْلاَرْضُ وِالْمَلاَئِكَةُ مُصِيْبَةً لِاُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ قِيْلَ اَيُّ مُصِيْبَةٍ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم هِيَ ذَهَابُ رَمَضَانَ لِاَنَّ الدَّعْوَاتِ فِيْهِ مُسْتَجَابَةٌ وَالصَّدَاقَةً مَقْبُوْلَةٌ


Artinya: "Ketika tiba akhir malam Ramadhan, langit, bumi dan Malaikat menangis karena adanya musibah yang menimpa umat Nabi Muhammad. (Sahabat) bertanya, Musibah apakah wahai Rasulullah?" Nabi menjawab: "Berpisah dengan bulan Ramadhan, sebab pada bulan ini doa dikabulkan dan shadaqah diterima."

Umat Islam sejatinya bersedih ketika Ramadhan segera pergi. Sebab, terlalu banyak kemuliaan yang didapatkan umat Nabi Muhammad SAW di bulan ini.

Saking besarnya rahmat Allah pada bulan Ramadhan, Rasulullah SAW pernah bersabda: "Seandainya umatku mengetahui apa yang ada pada bulan Ramadhan, niscaya mereka berharap sepanjang tahun itu semuanya bulan Ramadhan."

Sungguh tidak ada musibah yang lebih besar kecuali perginya b ulan Ramadhan. Habib Quraisy menukil perkataan Imam Hasan Al-Basri. Beliau berkata: "Berbuat baiklah di sisa Ramadhan niscaya diampuni kesalahan yang lalu maka manfaatkanlah hari-hari yang tersisa karena anda tidak tau kapan bisa meraih Rahmat Allah." (Hilyah Auliya 11837)

Dalam satu Hadis popupler, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan karena Allah SWT, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR Al-Bukhari dan Muslim) Semoga malam ini kita jadikan momentum bermuhasabah dan memperbanyak amal ibadah. Mudah-mudahan kita termasuk orang beruntung yang dosa-dosanya diampuni oleh Allah.
(aww)